Share

Bab 145 Sekarang jadi Bunda Niar

"Assalamu'alaikum.. " ucapku seraya mengetuk pintu rumah Nisa.

"Wa'alaikumsalam.. Oh Om Ardi Rehan kira Ayah yang pulang," ucap Rehan sambil membuka pintu rumah.

“Siapa yang datang Re?” tanya Nisa dari dalam.

“Tania Bun,” jawab Rehan.

"Eh Mas Ardi kok sama mbak Niar, ada Tania juga sini masuk," ucap Nisa mempersilahkan kami masuk.

"Duduk Mas, Mbak aku ambil minum dulu ya," ucap Nisa seraya berjalan ke belakang.

"Kopi ya Nis," ucap Niar sedikit berteriak.

"Iya Mbak,Mas Ardi juga kopi?" ucap Nisa juga berteriak.

"Ya boleh," jawabku.

"Rehan kok sedih, Rehan gak suka ya aku datang ke sini?" tanya Tania murung.

"Suka kok, aku cuma kangen Ayah, Ayah sudah lama gak pulang," ucap Rehan sedih.

"Kamu telepon aja, vidio call sama Ayahmu," ucap Tania memberi saran.

"Bunda sudah mencoba, tapi Ayah gak bisa di hubungi," jawab Rehan putus asa.

"Pakai ponsel Ayahku aja sini," ucap Tania seraya menggandeng tangan Rehan mendekat padaku.

"Ayah coba telepon Ayahnya Rehan Yah," pinta Tania pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status