Share

#5. Emosi

"Astaga," keluh Lyra dalam hati.

Dia dan Jackson masih terus berusaha keras agar tampak seperti sepasang kekasih.

Hanya saja, orang-orang di sana tampak tak percaya.

Lyra berusaha tak peduli. Mengikuti langkah Jackson, dia pun melangkah pasti menuju ruang nomor 1 yang diarahkan pegawai Tante Janete.

Akan tetapi, Lyra terkejut melihat seorang wanita tua berpenampilan anggun, menatap gaun-gaun yang sudah dipesannya dengan tidak suka.

Lyra menatap Jackson--ingin mencari tahu.

Namun, calon "suaminya" itu justru melepaskan genggaman tangannya dan langsung memeluk wanita asing tadi.

"Hai, Mi! Apa kabar?" ucap Jackson akrab.

Sayangnya, Renata mengabaikan sang putra. Ia justru fokus pada gadis yang digandeng Jackson tadi..

"Jadi, ini calonmu?" tanya Renata to the point setelah Jackson melepas pelukannya.

"Ya, dia Yulyra,” ucap pria itu mengenalkan, “Sayang, ini Mamiku. Namanya Renata."

Lyra mengangguk dan tersenyum gugup, "Salam kenal Bu, saya Lyra," ujarnya maju untuk menyalami Renata.

Namun bukannya menerima, Renata malah melengos dan pergi ke sudut lain ruangan.

"Pantas kamu pesan gaun rapat seperti itu, selera kamu berubah drastis ya, Jack."

Jackson tak memperdulikan ucapan ibunya, ia menarik Lyra sebelum mencium keningnya. Tak memperdulikan keterkejutan Lyra juga, ia menyuruh karyawan butik untuk mengantar Lyra mencoba gaun.

Lalu ia menghampiri sang ibu, "Mi, aku cinta sama dia."

"Bulshit, dia kamu bayar untuk menghindari perjodohan dari Mami, kan?"

Jackson menggeleng, "Kalo hanya itu alasannya, apakah harus aku lakuin sampe sejauh ini? Aku bahkan udah daftar ke KUA."

Renata tak bisa berkata-kata. 

Jackson gambaran dirinya yang tak bisa dilarang meski wanita itu menangis dan memohon. 

Padahal, dulu ia juga pernah melarang anaknya itu saat ingin menikahi mantan istrinya. Saat pernikahan mereka gagal, Renata sangat sakit hati.

"Kamu gak lagi mengulang kesalahanmu yang dulu mengenai pasangan, kan?" tanyanya pada akhirnya. 

"Mami khawatir, Jack."

Menyadari kekhawatiran sang ibu, Jackson merangkul wanita itu hangat, "Aku yakin dia yang paling cocok denganku, Mi. Dia kayak stabilizer buatku. Lyra sabar, baik, pekerja keras, dan dia lebih segalanya dibandingkan diriku sendiri," bohongnya.

Renata menghela napas. "Kalau gitu, semua terserah padamu."

Bersamaan dengan itu, Lyra pun keluar dengan gaun muslimah syari berwarna putih yang indah.

Bagian pinggang juga tidak terlalu kecil, sehingga tak menampakkan lekuk tubuhnya. Semuanya pas, tetapi tidak tabarruj (berlebihan/menarik terlalu banyak perhatian).

Lyra tampak malu, apalagi ketika diminta naik ke panggung bulat kecil agar sosoknya yang memakai gaun itu terlihat jelas. 

Sementara itu, Jackson agak terkejut karena selama ini ia menganggap Lyra anak kecil yang kampungan. Hanya saja, kini gadis itu terlihat mungil dan manis, hingga sukses membuatnya terpesona. 

Jackson dulu sempat bertanya-tanya apa yang menarik dari Lyra sampai anaknya tergila-gila padanya? Sekarang, ia rasa kini ia telah tahu jawabannya.

"Bagaimana Tuan, apakah bagus? Mbak Lyra keliatan imut dan manis," ungkap salah satu karyawan.

Jackson tersadar dari lamunan. Ia mengangguk cepat. "Oke, ini bagus. Tapi, coba yang lain dulu ...."

Tak lama, Lyra pun diajak masuk ke dalam ruang ganti lagi–mencoba beberapa gaun, hingga gadis itu merasa kelelahan.

Hanya saja, Jackson justru memilih gaun yang pertama. 

Lyra bahkan tak bisa menahan ekspresinya yang sebal dengan apa yang dimainkan Jackson.

Namun, tindakan Lyra justru membuat Jackson malah bertingkah. Pria itu seketika memeluk Lyra sejenak setelah Lyra berganti pakaian lagi.

"Maafin aku ya, Sayang. Abisnya kamu imut pake yang pertama, aku suka."

"Hem!" jawab Lyra datar, mengikuti acting ayah mantannya itu.

Jackson tersenyum miring. "Ya udah, kamu tunggu sini, ya. Giliran aku buat fitting."

Setelahnya, pria itu masuk ke dalam ruang ganti. 

Lyra pun terpaksa duduk di single sofa bersebelahan dengan Renata. 

Tentu saja, wanita tua itu tak tinggal diam. Ia tiba-tiba menyindir Lyra. "Se-enggak-punyanya uang ‘kah sampe ke butik elit aja pakai pakaian buluk begitu?"

Lyra terkejut. "Maaf, Bu," ucapnya pelan.

"Jujur aja saya gak setuju kalian nikah, terutama karena kamu gak sepadan dengan kami."

Lyra memilih menunduk saja. Ia tak mau melawan wanita di hadapannya ini dan mengacaukan rencananya dengan Jackson.

Bila perjanjiannya gagal, entah apa yang pria itu dapat lakukan padanya.

Hanya saja, keterdiaman Lyra justru memancing rasa kesal wanita itu. 

"Jangan kira kalian bisa menipu saya. Kamu pikir saya gak tahu bagaimana selera anak saya?" sinisnya lagi.

“Jadi, kamu lebih baik pergi sebelum saya membuatmu menyesal.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status