Share

#4. Menikah

Jackson kembali menyeringai licik kala melihat ekspresi terkejut campur takut di wajah manis Lyra. 

"Pak, bagaimana bisa Anda berubah pikiran? Ini baru 9 hari," protes Lyra sehalus mungkin,  “Saya memang sudah mengumpulkan uangnya, tapi lima juta pun belum ada.”

"Dengar, Nona Lyra. Saya tahu aset apa saja yang diberikan Daniel dan apa yang dia lakukan untukmu selama lima tahun ini karena semua pengeluarannya masuk ke notifikasi akun saya," tekan Jackson,

“Uang yang kau kumpulkan itu juga dari barang yang diberi Daniel, kan?”

Ia kini berdiri dan mendengus melihat Lyra yang hanya bisa diam menunduk. Ia suka dengan ketidakberdayaan gadis di depannya ini.

"Jadi, kamu hanya perlu menyerah dan mengikuti keinginan saya ...." ujar Jackson sembari meminum Wine di tangannya dengan santai.

Lyra berusaha mengumpulkan kekuatan. 

Dalam hati, ia merapalkan doa agar Allah bersamanya dalam menghadapi cobaan itu.

"Sebenarnya apa yang Anda inginkan dari saya?" tanyanya dingin.

Jackson tersenyum ketika mendengar suara Lyra yang tampak takut, tetapi berwibawa. 

Gadis itu lumayan tangguh. Ia suka dengan type orang seperti Lyra.

"Akhirnya kau paham maksudku, Nona," ujar Jackson tenang, “aku punya penawaran yang menggiurkan untukmu, silakan baca." 

Bersamaan dengan itu, Jackson menyodorkan tablet miliknya pada Lyra dan membiarkan gadis itu membaca perjanjian yang ia susun.

Lyra membaca perjanjian itu dengan seksama. 

Beberapa kali ekspresinya menunjukkan keterkejutan, bahkan hampir menjatuhkan benda tipis yang mahal itu.

"Pak, ini ...."

Jackson kembali duduk dan tersenyum licik. "Kau setuju jadi istri saya, kan?"

Lyra menggeleng. "Beri saya waktu lagi. Saya pasti bisa menebusnya, Pak," mohonnya lalu meletakkan tablet itu. 

Ia fokus menatap Jackson agar pria–yang masih tampak berusia 28 tahun meski hampir kepala lima itu–luluh.

Sayangnya, Jackson justru memandang Lyra dengan datar. "Tidak bisa, seperti yang ada di dalam perjanjian, ini hanya dua tahun saja dan utangmu lunas."

"Tapi, saya masih bisa berusaha Pak," ujar Lyra yakin.

Jackson mendengus, "Dengar, saya tau apa yang kamu lakukan selama sembilan hari ini, itu percuma! Dengan gajimu yang sebatas UMR, uang Miliaran pasti sulit terkumpul. Belum lagi, kamu punya tagihan di kampus dan harus membiayai keluarga di kampung sebagai anak sulung."

Lyra terkejut dengan pernyataan Jackson. Namun, ia tak bisa berkata-kata karena semuanya adalah fakta.

"Kamu mengurangi porsi makanmu hanya sekali dalam sehari. Padahal, kamu melakukan 4 pekerjaan dengan jam tidur 3 jam," tambah Jackson, “Kamu justru akan mati konyol. Belum lagi, kamu tinggal di kawasan kumuh yang tetangganya juga tidak jelas.”

"Tapi–”

"Tidak usah mengelak. Saya tahu semuanya," potong Jackson cepat, "Perjanjian ini justru bisa menyelamatkanmu.”

Lyra terdiam.

Ia tahu betul bahwa ucapan Jackson bukan omong kosong melainkan solusi.

Tak mungkin, ia bisa melunasi 2 Miliar dalam sebulan. Belum lagi, ada uang kuliah dan biaya wisuda yang perlu ia bayar. 

Di perjanjian itu, Jackson bahkan bersedia memberikan beasiswa penuh untuk 3 adiknya dan lahan pertanian untuk kedua orang tuanya di kampung. 

Bahkan setelah bercerai, Jackson akan memberi kompensasi yang besar sehingga cukup untuknya hidup seumur hidup bersama pasangannya kelak.

Penawaran itu sangat menggiurkan, tetapi pria ini adalah ayah Daniel–mantannya.

Bagaimana bisa Lyra menikahinya meski hanya untuk membuat orang tua pria ini berhenti menjodohkannya?

"Apa Anda sadar dengan tindakan Anda?" tanya Lyra retoris, “Saya mantan anak Anda. Apa Anda–”

"Aku sadar." Jackson mengangguk santai. "Biarkan saja. Dia juga pasti tidak berhak melarangku."

"Anda benar-benar gila!" geram Lyra tak habis pikir.

"Aku tau, jadi ... kamu bisa tanda tangani sekarang juga," ujar pria itu sambil tersenyum.

Tak punya pilihan, Lyra pun perlahan menandatangani perjanjian itu.

Ia menahan emosi dalam dirinya, lalu menyerahkannya pada Jackson.

Pria itu tiba-tiba tersenyum. "Oh, iya beberapa hari lagi, kita fitting baju pengantin. Saya jemput di cafe tempatmu kerja." 

Hari yang dimaksud pun tiba.

Jackson segera mengajak Lyra masuk ke butik elit milik rekan bisnisnya. 

Ia menyuruh gadis itu agar berjalan sejajar dengannya. Setidaknya, ia bisa menunjukkan kalau ia dekat dengan Lyra.

Gadis yang berpenampilan biasa itu pun masuk ke dalam butik mewah dengan canggung. 

Pria di sampingnya langsung menyapa si pemilik butik yang terlihat sudah menunggunya. Lyra tak tau sekaya apa Jackson di balik yang ia tau, tapi semua orang bahkan kaum elit juga terlihat segan dengannya.

"Hallo, Tan. Apa kabar?" sapa Jackson memeluk sosok tante-tante itu.

"Hallo juga, Ganteng. Baik nih, kamu juga keliatan makin tua makin ganteng deh, jadi iri," ujar si Tante.

"Hehe iya, Tan, cuma menghindari makanan dengan rasa yang pekat."

"Itu syulit sekali," ujar tante itu yang lebay menurut Lyra.

"Oh ya Tan, ini kenalin ...."

"Pelayan kamu?" tebak Tante Janete dengan yakin.

Jackson terkekeh kecil, tetapi kemudian merapatkan tubuhnya dengan Lyra dan berkata.

"Ini calon istri saya ...."

Janete sontak menganga, bahkan karyawannya juga menonton dengan kejutan seperti menonton film horor ketika hantunya keluar.

Lyra tau suasananya akan jadi seperti itu, "Hallo Tante, kenalin, saya Yulyra Mila Sari, biasa disapa Lyra. Salam kenal, Tante," ujarnya mengulurkan tangan.

Janete langsung bangun dari keterkejutannya, "Ah ya, salam kenal Lyra, saya Janete Diane Suseno, panggil aja Tante Janete," ujarnya tertawa garing sambil menjabat tangan Lyra.

Lyra tersenyum, "Iya, Tante Janete." balasnya ramah.

Interaksi sosial Lyra memang bagus, ia memiliki aura positif dan lembut, membuat siapapun tau ia anak baik dan selalu membawa kebaikan. 

"Oh ya, Nyonya Lim udah di dalam. Silahkan langsung aja ke ruang nomer 1," ujar Janete mempersilahkan keduanya.

"Makasih, Tan," ujar Jackson langsung menggandengang tangan Lyra ke dalam dengan mesra. Ia tak memedulikan tatapan horror dari orang-orang di butik.

Tanpa mereka sadari, salah satu teman Tiara memfoto kedekatan Lyra dan Jackson.

Dengan cepat, ia memberi caption yang provokatif.

[ Kayaknya, bocah ini abis diputusin anaknya, malah ngembat Bapaknya. Hebat juga yah nih lonte satu. ]

Melihat foto itu, Daniel menggeram kesal.

"Sial! Apa yang dilakukan mereka berdua?" gumamnya kesal, “Gak akan kubiarkan!”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ramida Hamid
makanya jika cinta bilang cinta, jangan kayak sifat bocah, nah rasakan akibatnya
goodnovel comment avatar
bang.amsir
Lyra mau fitting kebaya glamour & sexy, biar serasi kalo ngedampingin pria matang, mapan & rupawan kayak bokap lu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status