Share

SB - Part 006

Sebuah mobil sedan Mercedez Benz Maybach S-Class warna hitam melesat menuju Mansion mewah keluarga Fletcher. Aaron yang ada di dalamnya, terlihat tidak sabar untuk sampai rumah. Hari ini adalah hari pertama Floretta kembali sekolah. Dia ingin mendengarkan cerita dari sang Keponakan tercintanya tentang pengalaman di sekolah hari ini. Kebetulan, Aaron tidak ada acara, ada waktu luang untuk menemani Floretta malam ini.

Pada saat yang sama, di jalan menuju kompleks Mansion elit milik Keluarga Fletcher, seorang gadis melangkah menyusuri jalanan. Eleanor Wilson yang baru pulang kerja, terburu-buru datang ke rumah mewah tersebut untuk mengerjakan kerjaan paruh waktu yang sudah menunggunya.

Mobil sedan mewah itu melewati Eleanor begitu saja. Aaron hanya melirik sekilas, gadis yang berjalan tanpa beban tersebut tanpa ada keinginan untuk memberi tumpangan.

"Tuan Aaron, bukankah itu Nona Eleanor Wilson?" Edger sang Asisten pribadi memberi tahu. Aaron hanya menoleh sekilas tanpa memberi komentar.

Tadinya, Edger ingin mengusulkan untuk memberi tumpangan pada Eleanor, tapi tak berani. Melihat sang Majikan hanya menoleh tanpa menyuruh sopir untuk berhenti, Edger hanya menghela napas pelan.

"Apa Anda sudah memeriksa latar belakang Nona Eleanor Wilson, Pak Edger?" tanya Aaron datar.

Aaron Fletcher bukan orang yang suka beramah tamah dengan orang yang tidak ada hubungan bisnis dengannya sama sekali. Bahkan, CEO tampan ini masih meragukan latar belakang Elle, mana mungkin dia bersedia memberi tumpangan orang asing yang tidak diketahuinya.

"Tuan Aaron, saya sudah mengirimnya di surel, Anda bisa memeriksanya setelah sampai rumah," lapor Edger.

"Hmm, terima kasih."

Diam-diam, Aaron kembali melihat Eleanor dari kaca spion. Dia teringat dengan pertanyaan Floretta tadi pagi.

"Bukankah Nona Eleanor Wilson sangat cantik?" Seperti rekaman video yang sadar terputar di pelupuk mata Aaron, pertanyaan Floretta membuatnya penasaran, hingga menyempatkan diri untuk melirik wajah Eleanor yang masih terlihat dari spion.

"Apa Anda merasa wajah Nona Eleanor Wilson tidak asing?" Aaron penasaran. Dia merasa pernah melihat wajah itu sebelumnya, tapi lupa di mana.

"Maaf, Tuan Aaron. Saya tidak ingat pernah berjumpa dengan Nona Wilson sebelumnya. Mungkin karena usia saya yang tak lagi muda." Edger sama sekali tidak ingat, seberapapun keras dia berusaha mengingatnya.

Aaron tidak memperpanjang. Dia hanya merasa pernah melihat wajah gadis itu sebelumnya, entah dimana. Namun, Edger berkata tidak pernah, dia kembali merasa ragu dengan perasaannya.

Mobil telah sampai di pelataran Mansion. CEO tampan itu bergegas masuk rumah dengan tidak sabar. Aaron ingin segera menemui Floretta.

"Paman Aaron, hari ini Anda pulang lebih awal?" sapa Floretta begitu Aaron menginjak teras.

"Hmm, aku ingin segera melihatmu, Peri Cantik." Seperti biasanya, Floretta melompat dalam pelukan Aaron yang hangat.

"Apakah kamu senang di sekolah hari ini?" tanya Aaron penasaran.

"Ya, teman-teman sudah merindukanku. Mereka semua memberiku banyak hadiah," ucap Floretta semringah.

"Lain kali, kamu harus mengundang mereka semua untuk datang ke sini. Paman akan menyiapkan sambutan untuk mereka." Aaron memberi saran.

"Benarkah?"

"Hmm." Aaron mengangguk yakin.

Floretta mendaratkan kecupan bertubi-tubi di pipi Aaron Fletcher. Senyuman yang sejak lebih dari dua bulan ini hilang dari wajah cantik keponakannya, sekarang sudah kembali.

"Kalau begitu, mari kita masuk!" ajak Aaron kemudian.

"Aku masih menunggu Kak Elle di sini, Paman Aaron masuk aja lebih dulu," tolak Floretta sambil melorot turun dari gendongan Aaron.

"Kenapa harus menunggu di sini?" dengkus pria tampan itu sedikit cemburu. Ternyata, Floretta di sini untuk menunggu Nona Wilson, bukan menunggu dirinya. Bisa-bisanya keponakan cantiknya ini menunggui orang lain yang baru saja dikenalnya.

"Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Kak Elle."

Aaron menghela napas panjang. Mengakui atau tidak, Eleanor yang telah membuat Floretta berubah. Kali ini, Aaron harus mengalah. Terpaksa, dia menemani Floretta menunggu Eleanor di sini.

Langkah Eleanor Wilson terayun makin mendekat, Aaron diam-diam memperhatikan gadis itu.

"Kak Elle!" Floretta berlari menyambut Eleanor.

"Flow, hati-hati! Kenapa harus berlari seperti itu?" Eleanor terpaksa ikut berlari karena tidak tega melihat Floretta.

"Kak Elle, aku sudah menunggumu dari tadi!" ucapnya sambil tersenyum semringah.

"Flow, kamu harusnya menunggu bersama pamanmu di sana," tegur Elle.

"Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dan bercerita denganmu, Kak."

"Apa tentang kejadian di sekolah, apakah teman-temanmu memberi hadiah yang banyak?" tebak Eleanor.

"Hmm, benar. Mereka sangat merindukanku, karena tidak melihatku selama lebih dari dua bulan ini."

Eleanor bertepuk tangan sangat riang, "bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Lain kali kamu harus mendengarkan ucapanku, mengerti tidak?!"

Floretta mengangguk bersemangat. Kejadian hari ini persis seperti yang diucapkan Eleanor semalam.

"Kak Elle, kamu sangat pintar!" pujinya.

"Tentu saja, aku selalu nomor satu di kelas sejak sekolah dasar." Eleanor menyombongkan diri sambil tertawa kecil.

"Wah, Kak Elle selain cantik ternyata juga sangat pintar."

"Sudah-sudah, ayo masuk!" ajak Eleanor.

Dua gadis beda usia itu mengayunkan langkah memasuki kediaman. Eleanor menyempatkan diri menyapa Tuan Muda Fletcher yang menatapnya datar.

"Selamat sore, Tuan Aaron Fletcher," sapa Eleanor ramah. Aaron hanya mengangguk acuh tak acuh di sana.

Entah apa tujuan pria itu berdiri di tempat itu? Eleanor tak mau ambil pusing.

Di tempat ini dia sedang bekerja paruh waktu, hal lain tidak perlu dipikirkan. Yang penting, dia menerima gaji setiap bulan, itu akan meringankan bebannya.

"Kak Elle."

"Hmm."

"Mereka bilang, aku tidak boleh bersedih, karena Tuhan sayang pada Mama dan Papa. Apa itu benar?" tanya Floretta begitu keduanya menaiki anak tangga.

"Benar. Hal baik yang harus kamu lakukan adalah berdoa untuk mereka. Jangan menangis, karena mereka akan ikut bersedih, jika kamu menangis."

"Benarkah?" Eleanor mengangguk sambil mengelus rambut Floretta lembut.

Aaron hanya melihat mereka dari kejauhan. Setelah Elle membawa Floretta masuk kamar, barulah Aaron pergi ke ruangannya.

Masih ada hal yang harus dilakukannya sekarang, memeriksa surel dari Edger yang berisi laporan tentang latar belakang Eleanor Wilson.

Begitu masuk ruangan pribadinya, Aaron tak membuang waktu. Dia membuka laptop dan memeriksa surel. Membaca dengan teliti apa yang tertulis di dalamnya, bahkan Edger menyertakan foto rumah, adik-adik Eleanor dan juga mantan kekasihnya. Entah bagaimana cara asisten pribadinya itu berkerja.

Namun, Aaron sangat puas dengan hasilnya.

"Jadi, mereka memang baru saja putus, karena Harry Walker berselingkuh?"

Dahi Aaron berkerut dalam. Tiba-tiba dia merasa sangat familiar dengan cerita ini.

Benar, semalam, Elanor sudah menceritakan semuanya pada Floretta. Aaron mendengus kasar.

"Nona Eleanor Wilson, Anda memilih teman curhat yang salah. Floretta masih sangat kecil, kenapa Anda harus memberitahunya?" dengkus Aaron sekali lagi.

Pria itu masih membaca sampai halaman terakhir file di surel-nya.

"Gajinya 3.800 dollar tiap bulan, kenapa masih membutuhkan pekerjaan paruh waktu?" Aaron bertanya-tanya.

"Apakah dia sedang mengalami masalah?"

Makin mengetahui, Aaron makin ingin tahu lebih banyak. Seharusnya, Eleanor bisa memanfaatkan waktu luangnya dengan berjalan-jalan dengan teman-temannya. Bukan malah menghabiskan waktu dengan pekerjaan paruh waktu yang seperti ini.

Sekali lagi, Aaron merasa penasaran.

"Edger, masuk!" titahnya pada sang Asisten.

"Selidiki, apa alasan Eleanor Wilson harus bekerja paruh waktu!" Aaron kembali memberi perintah, begitu Edger masuk ruangannya.

"Baik, Tuan Aaron Fletcher." Edger siap menerima perintah sang Majikan.

Bersambung

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kiya 2008
wah...jgn terlalu curiga tuan, nti jatuh cinta lho
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status