Share

Bab 43

Penulis: Syahfa Thea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-26 20:24:37

Angela masih berdiri di depan restoran. Wajahnya semakin terlihat muram karena Niko belum juga sampai.

Hingga beberapa saat lagi menunggu, Angela akhirnya melihat mobil Niko mendekat. Dengan langkah cepat, ia menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca jendela dengan keras. Wajahnya menunjukkan rasa tidak sabar.

“Kamu dari mana saja? Aku sudah bosan menunggu!” serunya begitu Niko menurunkan kaca mobil.

Niko menoleh dengan ekspresi pura-pura sedih, sambil menutupi pipi lebamnya dengan tangan. “Sayang, maaf. Aku tadi mengalami kejadian buruk. Aku bertemu dengan perampok yang mencoba merampas dompetku.”

Angela tertegun sejenak, tetapi segera mengerutkan kening, memandang Niko dengan curiga. “Perampok? Lalu kenapa hanya wajahmu yang bengkak? Mana barang-barangmu?”

“Barang-barangku aman, aku berhasil mempertahankan semuanya,” jawab Niko cepat. “Tapi mereka sempat memukulku sebelum melarikan diri. Untung aku bisa melawan.”

Angela memutar bola matanya, merasa alasan itu terlalu dibuat-buat. Nam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 54

    "Gila! Adrian mengirimkan pesan untukku!" Teriak Angela saat melihat nama Adrian di daftar obrolan WhatsApp nya. Angela menatap layar ponselnya dengan jantung berdetak kencang. Nama itu… Adrian. Pria yang ingin dia dekati, mengirim pesan larut malam?Tangannya gemetar saat ia membuka isi pesan itu.“Selamat malam, Angela. Kamu sudah tidur?" Angela tersenyum, pipinya merona. Ia membaca ulang kalimat itu, seolah mencari makna tersembunyi. Hatinya membuncah."Dia... dia mulai membuka hati untukku," bisiknya lirih, lalu membalas pelan,"Selamat malam juga, Pak. Kebetulan saya tidur. Ada apa ya Pak?" Angela membalas pesan Adrian dengan bahasa formal. Pura-pura tidak mengerti arah maksud Adrian yang mengiminya pesan tengah malam. Tidak memperlihatkan kebahagiaannya karena pesan itu. "Tidak ada apa-apa. Saya tidak bisa tidur malam ini. Saya juga kesepian karena hanya sendirian di sini. Dan tiba-tiba saya ingat kamu."Senyum Angela semakin merekah membaca pesan Adrian. Namun dia tidak ing

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 53

    “Aapartemen ini.... Bubukankah apartemen ini adalah apartemen yang sama dengan tempat Niko tinggal?”Putra terdiam sesaat. Sorot matanya berubah sedikit lebih dalam saat mendengar nama itu disebut. Ia menyandarkan tubuhnya ke kemudi, menarik napas perlahan, lalu mengangguk pelan.“Iya. Ini apartemen yang sama,” ucapnya akhirnya. “Tapi kita di lantai lima. Niko tinggal di lantai sepuluh. Kamu masihibgat kan?"Jingga masih terdiam. Tentu saja dia ingt. Lima tahun dia pacaran dan hampir menikah. Bagaimana mungkin dia tidak tahu di lantai berapa apartemen itu berada. NNapasnya sedikit memburu saat ia mengalihkan pandangan ke arah lobi gedung yang terlalu familiar. Lantai marmer putih yang memantulkan cahaya lampu, meja resepsionis di sisi kanan, dan bahkan aroma ruangan—semuanya masih sama. Seolah waktu mundur dan menyeretnya kembali ke saat-saat paling kelam.Putra membuka pintu mobil dan keluar. Ia bergegas ke sisi penumpang, lalu membuka pintu untuk Jingga.“Yuk, naik dulu. Mas tahu i

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 52

    Di restoran. Yani masih duduk di kursinya dengan makanan di depannya. Sesendok demi sesendok, dia lahap tanpa selera. Sekarang bukan lagi nafsu makan yang ada d otaknya. Tapi nafsu ingin berteriak memarahi Angela.Dia kesal terhadap Angela yang sibuk mengobrol dengan Adrian di meja laki-laki itu. Meninggalkannya makan sendirian di mejanya. Padahal harusnya Angela bersamanya. Atau setidaknya mengajaknya bergabung dengan Adrian. Tapi ternyata Angela telah membiarkannya. Seolah menganggap dia tak ada di restoran itu.Tanpa terasa sendok di tangannya nyaris terjatuh. Bukan karena supnya terlalu panas, tapi karena matanya tak bisa lepas dari meja pojok ruangan.Di sana, Angela tertawa ringan dan renyah sementara Adrian, si atasan baru itu, justru membalas dengan senyum samar dan anggukan hangat.aGigi Yani terkunci rapat. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja tanpa irama. Matanya sempat menyipit ketika melihat lengan Adrian menyentuh ringan bahu Angela, seolah itu hal yang biasa. "Hmm... pint

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 51

    "Ya ampun Azriel! Mommy kan sudah bilang, jangan lari-larian di sini. Jadi jatuh kan! Kalau kamu luka, bagaimana? Daddy kamu bisa marah, Azriel!" Terdengar seseorang bersuara saat seorang anak kecil menubruk dan jatuh ke lantai.Jingga langsung menoleh ke arah suara. Terlihat seorang wanita cantik berusia sekitar awal 23 -an, seumuran dirnya, datang menghampiri sang anak. Dari wajahnya terlihat khawatir bercampur panik. Ia langsung memeluk anak kecil yang ternyata adalah Azriel, ana Keysa yang baru beberapa hari kebaikan ke Indonesia. . "Mommy, maaf. Azil enggak akan nakal lagi," ucap anak kecil itu, pelan. Seperti merasa bersalah terhadap ibunya."Iya. Mommy maafkan. Tapi lain kali nurut sama mommy. Lihat Tante yang kamu tubruk. Untung tidak apa-apa. Kamu juga harus minta maaf padanya," perintah wanita itu seraya melepas pelukannya di tubuh Azriel. Azriel mengangguk. Segera mendekati Jingga yang sudah berdiri kembali. Saat sudah dekat dengan Jingga, Azriel meraih tangan Jingga d

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 50

    Yani masuk ruangan. Di sana ada Angela yang menunggunya. "Gimana? Kamu sudah melihat Adrian?" Tanya Angela. Yani menggeleng seraya menghembus nafas kasar. Wajahnya terlihat kecewa. "Kenapa bisa sampai tak bertemu? Apakah Pak Adrian nya sedang keluar?" Dahi Angela mengernyit. Lagi Yani menggeleng. Menghampiri Angela. Meletakkan map berisi dokumen yang sudah ditandatangani di meja Angela."Pak Adrian ada di ruangannya. Tapi saya tidak bisa masuk ke ruangannya, Bu." Yani baru menjelaskan . "Hah! Kenapa tidak bisa masuk?" "Perempuan yatim piatu itu tidak membiarkan saya masuk, Bu." Angela mengerutkan dahinya. "Perempuan yatim piatu?""Iya. Si Jingga. Dia tidak memperbolehkan saya masuk ruangan Pak Adrian. Katanya takut mengganggu Pak Adrian." Yani menjelaskan kejadian tadi saat pergi ke ruangan Adrian yang dihadang oleh Jingga."Memangnya siapa dia sampai melarang saya masuk ruangan Pak Adrian?" Gerutu Yani, kesal. Rasa penasaran nya terhadap sosok Adrian yang membuatnya kesal saat

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 49

    "Sayang. Kamu yakin akan pergi ke kantor?" Tanya Putra saat Jingga sudah rapih memakai seragam sekretaris nya. "Yakin dong Mas." Jingga menjawab penuh semangat. "Bukannya tadi tubuh kamu lemas?""Itu kan tadi. Sebelum aku dapat kabar menyenangkan ini. Udah ah! Aku harus cepat-cepat ke kantor," ujar Jingga sembari mengambil tas kerjanya. "Nanti dulu. Kamu sarapan dulu." Putra menghentikan istrinya yang hendak langsung ke luar rumah. "Sudah siang Mas. Nanti terlambat," tolak Jingga. Putra melihat jam dipergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan jam 8 pagi. "Baru jam 8 Sayang. Belum terlambat. Pokoknya kamu harus sarapan dulu. Tadi Mas sudah buatkan nasi goreng buat kamu." Mata jingga melotot. "Serius? Mas sudah bikinkan nasi goreng buat aku?" Putra mengangguk. "Memangnya bisa?" Jingga menatap suaminya, tak percaya. "Tentu bisa dong. Mas sering memperhatikan kamu saat bikin nasi goreng. Terus mas juga pernah coba-coba buat saat kamu kerja." "Wah. Mas hebat. Ya udah ayo kit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status