Share

Percikan Perseteruan

“Mana ada maling ngaku,” balasku.

“Berani sekali ya kamu, mentang-mentang selalu dibela ibu mertua. Ingat, aku ini iparmu yang paling tua, pengganti orangtua jika mereka sudah tiada. Jangan kurangajar kamu, Lita! Menuduhku maling kalungmu, di mana otakmu disimpan? Sungguh aku kaget banget kamu seperti ini, ternyata seperti ini ya dirimu yang asli. Kupikir kamu manis budi, tapi ternyata sama aja … gak ada istimewanya sama sekali. Harusnya ibu mertua tahu sifat aslimu ini, biar dia gak belain kamu terus dan terbuka mata hatinya kalau menantu kesayangannya gak sebaik yang dia pikir.” Kak Titi semakin meradang saat aku blak-blakan menuduhnya maling.

“Pokoknya balikin, kutunggu nanti siang di rumah,” tegasku.

“Heh, Lita. Apa buktinya kalau aku yang mencuri kalungmu? Jangan asal nuduh!”

“Siapa lagi kalau bukan Kakak? Satu-satunya yang datang beramu dan menginap ke rumah ya cuma Kakak!”

“Ingat ya, Lita. Waktu itu di rumahmu bukan hanya ada aku, tapi ada ibu mertua juga! Dia juga kan statusny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status