Share

5 masalah baru?

Author: Suara aksara
last update Last Updated: 2025-09-29 16:56:55

Di sebuah cafe ternama di Jakarta, terdapat sepasang kekasih saling menatap satu sama lain. Tidak ada pembicaraan dari keduanya. Gadis itu menatap kekasihnya dengan kerutan didahinya bingung. Sebenarnya ada apa? tidak biasanya sang kekasih banyak diemnya seperti ini.

"Apa yang mau kamu omongin, trus kemana aja kamu selama ini? Kenapa menghilang tidak ada kabar?" tanya Azura.

Pria itu hanya terdiam ditempat. Pikirannya menerawang akan semua hal yang terjadi, cukup mendadak baginya. Namun, kalau tidak dibicarakan sekarang pasti Azura akan kaget kalau ia harus ke luar negeri karena masalah kantor disana.

"Nathan, Sebenernya kamu kenapa? Seperti ada masalah. Coba cerita sama aku, jangan di pendem sendiri. Kalau kamu tetap diam seperti itu mending aku pulang aja deh." kata Azura lagi setelah melihat keterdiaman Nathan.

Ya, gadis itu Azura. Sepulang kampus dia menyempatkan diri untuk bertemu dengan kekasihnya. Semalam pria itu tiba-tiba menelpon ingin bertemu dengannya, membuat banyak tanda tanya dikepala Azura. Niat hati ingin memberitahu soal perjodohannya. Namun, melihat raut wajah kekasihnya membuat dia bimbang. Seperti ada hal penting yang akan terjadi.

"Sebelumnya aku minta maaf kalau aku gaada kabar selama beberapa hari ini. Aku bener-bener sibuk, banyak masalah dikantor yang harus aku tangani. Sebenernya aku gamau ini semua terjadi. Tapi, perusahan sangat membutuhkan aku. Jadi aku harus berangkat ke luar negeri untuk membereskan kekacauan disana."

Azura tersentak mendengarnya. Padahal ia berniat untuk memberitahu Nathan soal perjodohan ini. Jika pria itu pergi bagaimana dirinya bisa menyelesaikan masalah ini? Nathan sangat dibutuhkan untuk membatalkan perjodohannya.

"Kapan?" tanya Azura setelah terdiam beberapa saat.

"Besok pagi aku terbang. Papah yang ngurus semuanya, aku tinggal berangkat aja. Tadinya aku mau langsung bilang ke kamu, tapi semalam kamu ada acara makannya aku baru bilang sekarang. Maafin aku."

Pria itu menggenggam tangan Azura. Sambil menatap mata gadis itu yang sudah memerah menahan tangis. Dia juga tidak ingin hal ini terjadi, Papahnya yang memberitahu secara mendadak. Ini semua demi kebaikan perusahan ia harus pergi, Papahnya tidak bisa kesana karena harus mengurus perusahaan di Indonesia.

"Berapa lama, aku harus nunggu kamu disini? Kamu sebenarnya nganggep aku apa? Aku juga butuh kamu disini, kalau aku tiba-tiba dijodohin sama Ayah. aku harus gimana?"

Azura sudah tidak bisa menahan air matanya. Semuanya terjadi secara bersamaan, harusnya Nathan bisa membantunya mengagalkan perjodohan itu. Kalau sudah seperti ini semuanya seperti sia-sia.

"Kamu jangan bercanda, Ayah kamu gabakal setega itu buat jodohin kamu. Aku gatau sampe kapan disana, tapi aku usahakan cuma sebentar. Kamu bisa kan ngertiin aku sekali ini aja, jangan egois. Aku gabisa ngebiarin perusahaan yang Papah bangun mundur gitu aja."

Gadis itu menyentak tangan Nathan yang masih menggenggamnya. Mendengar perkataan pria itu membuat kekesalan Azura bertambah. Azura berdiri menatap tajam pria itu.

"Apa kamu bilang? Egois? Aku selalu ngerti kesibukan kamu. Kamu yang gak ngerti perasaan aku! Kemana-mana aku sendiri tanpa minta bantuan kamu karena kamu selalu sibuk. Terus sekarang kamu bilang aku egois?"

Pria itu bungkam. Bibirnya kelu akan pernyatan gadisnya itu. Rasa bersalah menghantam dadanya, melihat kondisi kacau gadisnya itu.

Melihat keterdiaman Nathan, Azura melanjutkan perkataannya. "Oke, sekarang mau gue ngertiin lagi kan? Silahkan pergi kemana pun yang lo mau. Gue gabakal larang lo, baik-baik disana. Maaf besok gabisa nganter, ada kelas pagi. Gue permisi."

Azura mengambil tasnya dan berlalu meninggalkan pria itu dengan isakan tangis pilunya. Gadis itu terlalu kecewa akan ucapan kekasihnya sampai tidak sadar mengubah panggilan keduanya.

Pria itu terdiam sesaat dan bergegas mengejar Azura. "Sayang, maafin aku ya. Aku anterin kamu pulang. Maafin aku, aku janji gaakan lama disananya." Dia menyesali perkataannya, tangannya meraih tangan Azura sebelum memasuki mobilnya.

"Basi, gue bisa sendiri. Jangan ganggu gue." Azura menyentak tangan Nathan, masuk kedalam tanpa menghiraukan pria itu dan meninggalkan parkiran dengan hati yang terluka.

Sedangkan pria itu hanya terdiam ditempat, sambil melihat mobil Azura yang mulai menjauh. "Sialan, apa yang lo lakuin. Nathan!" gumam Nathan menyalahkan diri sendiri. Tangannya menjambak rambut karena terlalu kesal.

*

Azura turun dari mobil kesayangannya. Dengan wajah sembab ia melangkahkan kaki menuju dalam rumah. Namun, pandangannya terhenti pada mobil hitam di dekat mobilnya.

"Mobil siapa nih? Temen Ayah kali," ucapnya tanpa ambil pusing.

Dia melangkah masuk kedalam rumahnya. Tidak lupa membawa semua keperluannya, supaya tidak balik lagi ke luar. Dia melangkah dengan lesu.

Pikirannya berkeliaran pada perkataan kekasihnya tadi. Dia sangat kecewa pada pria itu. Untuk menceritakan masalahnya saja ia tidak bisa. Azura berharap ia bisa atasi masalahnya sendiri. Walaupun rasa ragu masih ada.

Langkah kakinya terhenti setelah melihat seorang pria dengan tampang dingin, sangat ia kenali sedang duduk di sofa dengan santainya. Ditemani oleh Rina, ibu sambung Azura.

"Bapak! Ngapain disini?" ucap Azura tidak ada sopan santun.

"Eh Nak, jangan gitu dong sama Damian. Kasian dia udah nunggu kamu daritadi loh, katanya udah janjian sama kamu makannya dia datang kesini." Rina menasehati anaknya itu dengan pelan.

Azura tidak terima dengan omongan Rina, ia menatap tajam kedua manusia itu. "Apaan sih, Tan! Jangan ikut campur!? ini lagi Bapak aku udah bilang nanti aku kabarin lagi kenapa tiba-tiba ngejogrog disini coba? Gaada kerjaan banget."

Amarah Azura tidak terkendali sejak kejadian di cafe, ditambah kesal oleh kedua manusia beda generasi. Membuat Amarah yang terpendam seketika keluar.

Damian terdiam di tempat, perhatiannya teralih saat melihat mata sembab Azura. Dia bisa melihat ada luka yang tersembunyi di dalam matanya, entah masalah apa yang ia hadapi.

"Gaboleh gitu Azura. Omongin baik-baik jangan kasar kek gitu, Tante ke kamar dulu." Rina meninggalkan keduanya diruang tamu, ia sengaja melakukan itu untuk memberi peluang keduanya lebih dekat.

"Jaga sikap ke orangtua bisa kan?"

Azura hanya bisa mengdengus kesal tanpa menjawab pertanyaannya, sambil manatap tajam pria yang dengan santainya masih duduk di sofa. Dia menghentakkan kaki, terduduk di sopa samping Damian. "Ini Dosen perasaan bikin masalah mulu dihidup gue," dumelnya dalam hati.

"Satu keberuntungan bisa dekat dengan saya," ucap Damian seolah tau isi kepala dari Azura.

Gadis itu cengo mendengarnya. "Lah, kayak cenayang." ucapnya lagi dalam hati. "Saya bukan cenayang!" Azura mengidik ngeri melihat Damian dia berdiri dari duduknya.

"Yaudah, tunggu sebentar saya mau siap-siap dulu."

Dengan terpaksa ia mengiyakan ajakan dari Damian. Azura beranjak dari ruang tamu.

"Beneran bisa gila gue kalau tiap hari ketemu dia. Huaaa, gue harus gimana."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Dosen Killerku    5 masalah baru?

    Di sebuah cafe ternama di Jakarta, terdapat sepasang kekasih saling menatap satu sama lain. Tidak ada pembicaraan dari keduanya. Gadis itu menatap kekasihnya dengan kerutan didahinya bingung. Sebenarnya ada apa? tidak biasanya sang kekasih banyak diemnya seperti ini. "Apa yang mau kamu omongin, trus kemana aja kamu selama ini? Kenapa menghilang tidak ada kabar?" tanya Azura. Pria itu hanya terdiam ditempat. Pikirannya menerawang akan semua hal yang terjadi, cukup mendadak baginya. Namun, kalau tidak dibicarakan sekarang pasti Azura akan kaget kalau ia harus ke luar negeri karena masalah kantor disana. "Nathan, Sebenernya kamu kenapa? Seperti ada masalah. Coba cerita sama aku, jangan di pendem sendiri. Kalau kamu tetap diam seperti itu mending aku pulang aja deh." kata Azura lagi setelah melihat keterdiaman Nathan. Ya, gadis itu Azura. Sepulang kampus dia menyempatkan diri untuk bertemu dengan kekasihnya. Semalam pria itu tiba-tiba menelpon ingin bertemu dengannya, mem

  • Suamiku Dosen Killerku    4. kesal.

    Hari yang cukup cerah. Jalanan jakarta mulai ramai, dengan lalu lalang orang dengan aktivitasnya masing-masing. Begitu pun dengan Azura yang sedang mengendarai mobilnya menuju kampus. Dia ada kelas pagi hari ini, fokusnya melayang pada kejadian tadi malam, helaan nafas berat terdengar. "Gue harus ceritain soal perjodohan ini kedua curut. Siapa tau kan mereka bisa bantu gue," gumam Azura. Mereka pasti kaget setelah mendengar kabar ini. Apalagi kalau mereka tau kalau yang dijodohkan dengannya Dosen killernya sendiri. Membayangkan wajah cengo keduanya membuat senyuman Azura terbentuk. Beberapa menit dia sudah sampai, menghampiri kedua sahabatnya yang ada di kelas. Azura menepukan pundak kedua temannya. "Gue mau cerita sama lo berdua." Mereka tersentak di tempat, manatap tajam Azura. Sedangkan pelakunya hanya menyengir tidak jelas. "Astaghfirullah, Zura bisa copot jantung gue. Lo Ngagetin aja ada apa sih?" Azura menarik kedua sahabatnya. Supaya tidak ada yang mendengar, apa

  • Suamiku Dosen Killerku    3. pertemuan

    Masih di tempat dan posisi yang sama, teriakan Azura membuat dua keluarga itu terkejut. Suara yang nyaring mengisi ruangan yang hening. "Kamu ini bikin kita kaget. Ngomongnya biasa aja! gausah teriak kayak gitu bisa kan?" Omel Bima menatap tajam anaknya. Sedangkan Azura hanya mengeluarkan senyuman tanpa dosa. Azura melihat sekitar, semuanya berfokus pada dirinya. Membuat gadis itu merasa malu. "Maaf aku beneran kaget tadi, makannya spontan teriak," ucap Azura sambil menundukan kepala. Mungkin kalau kantong ajaib Doraemon itu ada, Azura akan mengambil ramuan menghilang, saking malunya. Azura terkejut melihat Damian duduk di sana dengan santainya. Mengerjakan matanya beberapa kali, memastikan jika tidak salah orang. Jadi orang yang akan dijodohkan dengannya adalah Damian? Si Dosen killer itu? Gawat! Gadis itu hanya bisa terdiam ditempat. "Gapapa sayang, jadi kamu kenal sama anak Tante yang dingin kek kulkas sebelas pintu ini?" tanya salah satu wanita paruhbaya dengan senyum

  • Suamiku Dosen Killerku    2. kaget akan satu hal

    Azura berada di dalam kamar dengan mulut berkomat kamit tidak jelas. Dia cukup kesal dengan apa yang Ayahnya sampaikan tadi, apalagi harus membawa mobil kesayangannya dalam masalah ini. Dengan keterpaksaan Azura harus menuruti semua kemauan Ayahnya. Gadis itu membantingkan diri ke kasur menatap atap kamar. Entah kesalahan apa yang ia buat sehingga sang ayah tega menjodohkan dirinya dengan pria yang tidak dikenal. Apalagi Ayahnya tahu kalau dia sudah memiliki kekasih. Kepala Azura ingin pecah saat memikirkan masalah hidupnya. Ketukan pintu terdengar dari arah luar. Menyadarkan Azura dari alam bawah sadarnya, Dia mendengus kesal pasti ibu tirinya yang datang ke kamar. "Saya gabutuh bantuan Tante, sana pergi." Gadis itu berkata tanpa tahu siapa yang mendatanginya. "Non, ini bibi mau nganterin gaun buat non Azura." Mata Azura melebar saat mendengar suara Bi Ijah dari arah luar, dia segera bangkit dari tidurnya untuk membuka pintu kamar. "Ih bibi, bilang daritadi kek. Aku piki

  • Suamiku Dosen Killerku    1 Telepon dari sang ayah

    "Pak Damian tunggu!" Teriak seorang gadis yang tengah berlari dengan setumpuk kertas ditangannya, berusaha mengejar langkah kaki Dosen didepan. Nafasnya tersengal-sengal karena lelah berlari disepanjang lorong kampus. Sedangkan sang dosen menghiraukan teriakan darinya. Mendengar suara teriakan yang melengking, beberapa mahasiswa mulai tertarik perhatiannya. Mereka seperti sudah terbiasa dengan kelakuan Azura yang selalu berisik ketika bertemu Dosennya itu, Damian. Cukup berani untuk mahasiswa yang berhadapan dengan Dosennya sendiri. Gadis itu bisa melihat, dosen yang sangat dia benci akan memasuki ruangannya. Kaki jenjangnya kembali melangkah dengan cepat, menimbulkan suara hentakan sepatu memenuhi lorong. Namun naas nasib sial selalu berpihak padanya. Pintu itu dibanting cukup keras oleh dosen itu tanpa membiarkan dirinya masuk kedalam. Dia meremas tangannya geram melihat kelakuan pria itu. "Dasar Dosen gila! Mimpi apa gue semalam punya dosen monster kek gitu." Ga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status