Share

Hutang Budi 2

PoV Butet

Setelah Bang Ucok pergi ke Jakarta, banyak yang berubah di rumah. Mamak tampak selalu sedih, sebentar-sebentar mau menelepon, tapi Ayah selalu melarang, kata ayah tidak boleh terlalu sering menelepon, karena bisa membuat Bang Ucok tidak fokus belajar.

Bisa dimaklumi, semenjak kecil, baru kali ini mamak terpisah dengan Bang Ucok, kata orang, anak sulung itu selalu jadi anak kesayangan.

Aku juga banyak berubah, kini aku mulai belajar bawa motor, sudah bisa, akan tetapi tetap tidak boleh bawa motor ke sekolah. Padahal aku hampir tujuh belas tahun. Sedangkan anak tetangga masih SD sudah bawa motor.

"Aku bawa motor saja lah, Mak, kasihan ayah harus antar jemput tiap hari," kataku di suatu sore.

"Belum tujuh belas tahun, belum juga punya SIM, gak boleh," kata mamak.

"Itu masih kelas enam SD sudah bawa motor, bonceng mamaknya lagi," kataku kemudian.

"Butet, kau kan tahu hukum, bacaanmu buku hukum, masa kau gak tau, lagi pula kau itu anak kepala desa, harus bisa jadi contoh pada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (22)
goodnovel comment avatar
carsun18106
yah keturunan ayah sih yg juga ngga merhatikan perasaan istrinya
goodnovel comment avatar
sekai
perasaan c nenek kau perhatikan. napa kau tak perhatikan perasaan ayah dan mamak kau lbh dulu?
goodnovel comment avatar
sekai
kalo skrng mah emang bkl bikin sedih c nenek. emas yg dah dia ksh dg ikhlas d kembali kan. mestinya bang ucok pikir matang" sblm ambil tindakan. baik buruknya. mestinya bang ucok minimal tanya ayah krn ayah yg jd alasan c nenek ksh emas itu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status