~ Ujian yang datang silih berganti pertanda Allah menyayangimu. Jangan pernah berfikir Allah tidak adil, karena akan ada pelangi setelah hujan. Tetap sabar dan tawakal, maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari apa yang kita harapkan. ~
Setelah itu aku bergegas membersihkan kost, sholat subuh, dan bersiap berangkat kerja untuk pertama kalinya.
Ucapan Basmalah tak lupa mengiringi langkah awal ku untuk memulai kegiatan. Itu yang guru ku dulu ajarkan.***Setengah hari ini aku telah di training, dan syukur nya aku bisa dengan lancar mengikuti arahan yang di berikan oleh atasan.Dari mulai menyapa pengunjung, menawarkan menu spesial, cara memberikan hidangan, dan masih banyak lagi. Kini aku sudah di tugaskan langsung kelapangan, namun masih dengan diawasi oleh senior yang bertugas mengawasi ku.Senyum ku tak lupa selalu ku pancarkan lewat bibir tipis ku, keluarga di kampung adalah motivasi ku untuk semangat dalam bekerja.'Aku pasti bisa, aku pasti bisa.' Kalimat itu yang slalu menjadikanku pedoman untuk pantang menyerah.Ditengah kesibukanku, tiba tiba..'Brak' suara gebrakan di meja yang berada di dekat pintu itu terdengar nyaring, membuat semua pengunjung menoleh kearah suara itu berada. Segerombolan preman memasuki Cafe, dengan santainya berkumpul pada salah satu meja yang terdapat di sebelah pintu keluar. Dengan santainya mereka berkumpul dengan rokok yang berada di tangannya. Aku pun melihat nya dengan amarah, namun apa daya aku pun sebenarnya takut dengan preman seperti mereka.Saat aku masih menatap preman preman itu, tak sengaja ada yang melihatku, aku pun membuang muka. Takut jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan, namun ketakutan ku itu pun terjadi."Woi, lu kemari!" Perintah nya menunjuk kearah ku yang sedang berdiri membawa papan yang berisikan kertas pesanan para pengunjung.'Ya Allah ada apa ini, bantu aku ya Rab'Dengan langkah gemetar aku pun mendekati para preman yang sedang bergerombol, bau alkohol pun semakin menyeruak indra penciuman saat diri ini sudah berada tak jauh dari gerombolan itu. Badan bergetar hebat, ingin rasanya ku menangis saat ini, namun ku tahan sebisa mungkin melawan rasa takut yang tak kunjung hilang. Diam, itu lah yang kulakukan saat ini, menunduk dan membisu. Wajah ku sudah pucat pasi, persis seperti mayat hidup.
"Catat semua yang akan kami pesan!!" Perintahnya dengan nada tinggi."T-tapi bang..""Gak ada tapi tapian, apa cafe ini bakal gua hancurkan?!!" Ucap nya memotong ucapan ku. Diapun berdiri, berjalan dengan langkah santai mendekati pengunjung dan duduk di atas meja yang sedang ada pengunjungnya.'Astagfirullah.. Astagfirullah.' Ucapku dalam hati. Memang dasar nya preman, tak memiliki sopan santun.Aku pun menoleh kebelakang, ku lihat atasan memberi kode untuk menyetujui permintaan preman yang berada di sebelahku ini.Dengan tangan bergetar, ku tulis satu persatu pesanan segerombolan preman ini. Baru beberapa langkah meninggalkan tempat, tiba tiba..'Prok.. prok.. prokk.' Suara tepuk tangan dari seseorang yang sedang memasuki cafe."Jadi sembunyi disini lu pada?" Ucap nya dengan enteng dengan gaya berdecak pinggang, dan satu tangan nya memasuki saku jaket nya."Wooiiiii... Orangnya ada disini nih." Teriak lelaki berparas tinggi besar, dengan tatto di tangan dan kaki nya, kulit putih membuatnya terlalu kontras dengan warna tatto nya. Tampan sih, tapi sayang dia preman.Aku beserta para pengunjung lainnya melongo melihat ada segerombolan berlari menuju kearah cafe. Lalu,'Bugh..' satu tonjokan mendarat di pipi mulus pria bertatto itu. Senyum sumrik yang di perlihatkan membuat bulu kuduk berdiri, tatapan mata yang tajam seperti pembunuh berdarah dingin.'Bugh.. brakk.. praannggg...'Suara pukulan, hantaman, pecahan beling mengisi ruangan itu. dimana membuat para pengunjung lari tunggang langgang meninggalkan cafe, begitu pun dengan diriku yang berlari menuju dapur, memilih menyembunyikan diri di sudut dapur, membenamkan wajah dan menangis tersedu sedu.Baru saja sehari bekerja, namun sudah mendapat ujian yang seperti ini. Kuatkan aku ya Rab. Aku takut ya Allah, bantu aku untuk menghilang. Ah tapi itu harapan yang mustahil, andai saja aku memiliki pintu ajaib, sudah ku pastikan aku bisa kabur dalam situasi saat ini.'Tak.. tak.. tak...'Suara kaki melangkah dengan tenangnya mendekatiku yang masih terduduk dalam sembunyi. Jantung berpacu dengan cepat, keringat mengucur dari atas kepala hingga kaki. Gerah? Tentu saja, namun tak ku hiraukan, hingga keringat pun menetes melalui dahi ke lantai. Aku tak berani mendongak, aku tahu aku tak akan terlihat. Allah pasti membantuku.'Aku belum mau mati, aku masih muda, aku belum menikah. Oh tidak, aku tidak bisa mati sekarang, tapi aku takut jika aku dibunuh. Bagaimana ini ya Allah.' Pikiranku beradu, otak dan hati tidak sejalan. Panik, tapi pasrah itu lah yang membuatku bingung harus berbuat apa.Suara kaki itu pun tak terdengar lagi, aku mengangkat kepalaku dan ternyata..."Huwaaaa.... Tolong.... Tolong aku..!!" Teriakku kencang, tak terasa air mengalir membasahi celanaku. Ya, aku mengompol. Malu pun sudah ku abaikan, karena ketakutan ku semakin menjadi tatkala melihat wajah preman berada tepat di depanku. Hanya berjarak sekitar 20 centimeter dari permukaan wajah ku."Hhuummpp..." Aku pun terdiam, mulutku di sumpal, tak bisa berbicara atau pun teriak.Apa yang terjadi dengan Ratih? Apa Ratih akan diculik? Atau bagaimana?. Tunggu episode selanjutnya kawan.*Bersambung....Bab 3 (Pikiran Negatif)~ Jangan pernah memandang buku dari sampulnya. Baca isi buku tersebut, cermati, maka kamu akan menemukan sisi yang tak terlihat dari sampul itu. ~Suara kaki itu pun tak terdengar lagi, aku mengangkat kepalaku dan ternyata..."Huwaaaa.... Tolong.. Tolong aku..!!" Teriakku kencang, tak terasa air mengalir membasahi celanaku. Ya, aku mengompol. Sudah tidak ada rasa malu lagi, ketakutan ku semakin menjadi saat melihat preman tepat berada di depanku, jarak kami hanya sekitar 20 centimeter dari permukaan wajah ku."Hhuummmpp...." Aku pun tak bisa berbicara bahkan berteriak, mulutku disumpal dengan selada yang berada di atas meja dapur."Bufftt..." Wajah garang pria di depan ku ini terlihat sekali menahan senyum ejekan untukku, menutup mulut nya menggunakan punggung tangan nya."Apa kamu lihat lihat?" Ucap nya dingin membuat nyaliku menciut, rasa takut sekaligus malu membuat ku diam seperti pat
~ Takdir merupakan hal yang tak kasat mata. Tidak bisa di prediksi maupun direncanakan. Setiap makhluk telah memiliki garis takdir tersendiri. Yang sudah di tetapkan, maka tidak akan bisa diubah.~*POV Preman BertatoNamaku Rasya Almahesa, umur ku 21 tahun, terbilang cukup muda untuk menjadi preman. Bahkan banyak orang tak percaya jika diri ini preman, karena wajah yang ku miliki cukup tampan, dan diriku ini terlihat masih seperti anak SMA. Mereka tidak tahu jika aku ketua preman di kampung jawara ini. Tidak ada yang berani membuat masalah dengan ku, kecuali orang yang tak kenal dengan ku.Alasan ku menjadi preman karena saat aku ke pasar mengantar ibu membeli kain, ku melihat banyak preman preman di pasar yang menagih dan memalak pedagang pedagang kecil. Hati ku memberontak marah saat melihat orang orang kecil menangis karena belum ada satu pun dagangan yang di jual, namun malah sudah di minta untuk membayar uang keamanan. Apa nya yang aman? Menurut
~ Cinta tumbuh dengan sendirinya, itulah fitrah nya. Tidak ada yang bisa menghindari takdir, Cinta adalah takdir terindah yang di berikan Allah untuk makhluk-Nya, namun cinta juga dapat menjadi bahaya. Jadi berhati hatilah dalam mencinta. ~Aku bahkan tidak mengenal nya, bagaimana mungkin aku menyukai nya. Apa ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?'Aaarrrggghhh....' ku mengacak rambut frustasi dengan pikiranku yang mengingat setiap inchi wajah nya.Setelah beberapa menit berlalu, keluarlah gadis itu dengan penampilan yang berbeda. Menggunakan setelan yang menurutku pas untuk dipandang, membuat nya terlihat menjadi lebih menarik dari sebelum nya.Setelah membayar, aku pun berniat mengajaknya kerumah ku, mengenalkan calon mantu untuk orang tuaku. Aku yakin mama akan menyukai nya.'Calon mantu? Bahkan aku belum mengenal dirinya dan bagaimana kondisinya. Ah masa bodo, itu urusan belakang.'Sepanjang perjalanan dia ter
~ Mencintai seseorang itu tanpa alasan. Jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintai nya, itu bukan Cinta. ~"Ma, Al malu." Bisik ku pada mama, yang di balas dengan kekehan kecil di bibir nya. Senang sekali bisa membuatmu bahagia ma. Love you ma, maaf kan diriku yang telah membuat mu kecewa 5 tahun yang lalu.***Malam hari pun tiba, saat nya makan malam bersama mama dan papa."Malam ma, malam pa." Sapa ku. Papa pun tercengang dengan apa yang ku ucap kan."Kamu sakit Al?" Tanya papa"Ish. Papa gimana sih, anak nya sehat, ceria begini kok malah dibilang sakit." Ujar ku tak terima di katakan sakit."Tumben saja kamu menyapa seperti ini, ada apa? Coba ceritakan!""Itu pa, tadi siang, Al bawa pulang calon mantu kita." Ucap mama menyahuti.'Uhuk.'" Ini minum nya pa, pelan pelan dong kalau makan." Ujar ku."Calon mantu? Ada yang mau sama preman kaya Al gini?" Ejek papa sembari menunjuk ku.
~Hal baik dan buruk akan selalu datang silih berganti. Jangan khawatir tentang hal itu, akan ada saatnya bahagia akan ada saat kita bahagia dikemudian hari. Teruslah bersabar, hingga waktu baik itu datang menghampiri mu. ~" Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon.""Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain."Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai, aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.Kulihat di dapan cafe sosok pria yang ku kagumi melambaikan tangan padaku.'Mengapa dia masih disini.'Ku hampiri ia yang sedang bersandar pada motor nya, dengan membawa botol minum."Minum lah!" Ujar nya memberi perintah.Ku terima botol yang berisi air murni dari pegunungan itu. Ku teguk sedikit berharap beban di pundak berkura
~ Bahagia itu sederhana. Cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini, maka hidup mu akan merasa cukup dan tidak kurang. Jika dirimu tak bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini, maka menyesal seumur hidup akan kau rasakan disaat telah kehilangan. Kehilangan untuk selama nya. ~"Kau kira ini permainan? Hampir saja jantungku lepas gara gara hal ini." Ucapku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.***Dia pun memberikan helm kepada ku, namun saat hendak mengambil nya, ditarik nya kembali helm itu lalu di pasangkan ke kepala ku."Ah kelamaan ngambil helm gitu aja." Ujar nya."Ha? Baru saja mau saya ambil, tapi kau me
~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya.Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."
~ Jika suatu saat ada seorang yang membuatmu merasa surga lebih dekat denganya, maka perjuangkan lah. ~'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.Akhirnya aku pun menyerah setelah beberapa waktu menyusuri jalanan ibu kota yang masih terlihat ramai. Tak ku temukan sosok yang ku cari, hanya doa yang bisa ku panjatkan, semoga dirimu baik baik saja. Esok pagi akan ku cari lagi hingga ku bertemu dengan mu Ratih.****Bangun di pagi buta, dengan udara yang masih mengembun, belum terlihat sinar sang mentari yang menghiasi dunia ini.Hanya 3 jam aku tidur, itu pun tidak bisa tenang, yang ku rasakan raga memang tertidur, namun otak terus memutar memikirkan gadis yang tak bisa lepas dari pikiran ku.