Home / Romansa / Suamiku Mantan Preman / Bab 3 (Pikiran Negatif)

Share

Bab 3 (Pikiran Negatif)

Author: Pena Air
last update Huling Na-update: 2021-09-03 12:44:48

Bab 3 (Pikiran Negatif)

~ Jangan pernah memandang buku dari sampulnya. Baca isi buku tersebut, cermati, maka kamu akan menemukan sisi yang tak terlihat dari sampul itu. ~

Suara kaki itu pun tak terdengar lagi, aku mengangkat kepalaku dan ternyata...

"Huwaaaa.... Tolong.. Tolong aku..!!" Teriakku kencang, tak terasa air mengalir membasahi celanaku. Ya, aku mengompol. Sudah tidak ada rasa malu lagi, ketakutan ku semakin menjadi saat melihat preman tepat berada di depanku, jarak kami hanya sekitar 20 centimeter dari permukaan wajah ku.

"Hhuummmpp...." Aku pun tak bisa berbicara bahkan berteriak, mulutku disumpal dengan selada yang berada di atas meja dapur.

"Bufftt..." Wajah garang pria di depan ku ini terlihat sekali menahan senyum ejekan untukku, menutup mulut nya menggunakan punggung tangan nya.

"Apa kamu lihat lihat?" Ucap nya dingin membuat nyaliku menciut, rasa takut sekaligus malu membuat ku diam seperti patung. Hanya berani menunduk melihat celana ku yang basah akibat air seniku.

"Ngapain kamu disini? " Lanjut nya masih dengan posisi berjongkok di depanku, mengangkat daguku dengan tangannya, hingga membuat mata kami tak sengaja bertemu.

'Tampan' satu kata yang terlintas di otakku, namun segera ku tepis.

'Tidak tidak, dia preman, tidak ada tampannya sedikitpun. Astaga Ratih apakah IQ otakmu mulai menurun?' Mempertanyakan diri sendiri, membuatku menggeleng cepat.

"Emm.. Anu, saya sedang sembunyi." Ucapku polos, mengundang gelak tawa dari preman bertatto di depan ku ini.

'Dia tertawa? Ku kira preman tidak bisa tertawa' Lagi lagi aku membatin hal yang menurutku aneh.

"Woi, lu liat depan lu ini ga ada apa apa, dengan cara lu sembunyi kek gini, lu bakal ketangkep, diculik lalu di jual keluar negeri." Ucap nya membuat ku menangis.

'Benarkah aku akan diculik dirinya?' Ucap ku dalam hati.

"Huwaaa... Ayah! Aku mau dijual, tolong aku!" Teriak ku, namun lagi lagi dia segera membungkam mulut ku dengan selada yang ada di atas meja dapur.

Spontan aku membisu, lalu ditarik nya tangan ku melewati pintu belakang. Jujur saja ketakutan semakin menjadi saat diri ini berontak namun dengan kasar, pria itu menarik ku hingga sedikit terseret langkah kakiku karena tak mampu mengimbangi langkahnya yang panjang.

"Mau kemana? Tolong lepaskan pergelangan tangan saya sakit." Ucap ku memohon. Namun, tak di sangka, ia merenggangkan cengkeraman tangan nya.

Sudah pasrah diriku jika memang akan dijual, mengikuti langkah nya dengan air mata berderai, namun tak sangka dia malah membawaku ke butik sebelah resto.

"Maaf, mau apa kesini?" Tanyaku ragu karena tatapan mematikannya membuatku tak sanggup melanjutkan kalimat yang keluar dari mulutku. Dia hanya menoleh tanpa menjawab pertanyaaan ku.

"Mbak, tolong berikan beberapa setelan untuk dia." Kalimatnya membuatku terkejut, spontan mulutku melebar. Diliriknya aku, lalu..

"Tutup mulutmu, sana cari baju yang kau mau." Ucap nya dengan sedikit membungkuk, mengimbangi tinggi ku yang tak seberapa dibanding diri nya. Tangan nya mengarahkan dagu ku ke atas hingga bibirku tertutup.

'Ya Allah, maaf kan aku yang telah su'udzon, dia orang baik. Tapi apakah dia baik karena ada mau nya? Atau memang murni dia preman yang baik?' Otak ku ingin berfikir positif namun susah, karena penampilan nya yang sedikit mengerikan membuat ku selalu berfikiran negatif pada nya.

Aku pun menurut padanya, mendekati mbak mbak yang menjaga butik, kulihat dia menutup hidung dan memandang sinis kepadaku. Aku pun malu, saat hendak menyingkir tiba tiba tangan kekar bertatto itu berada di pundak ku.

"Kenapa? Ada yang salah sama pacar saya?" Ujarnya lagi dan lagi membuat diri ini bingung atas sikap nya.

'Pacar? Wah tidak tidak, ini hal yang sangat jauh tak terpikirkan oleh otak ku. Kapan kita pacaran? Bahkan tau nama nya pun tidak.' Melihat tangan nya yang berada di bahu ku dan ku tatap kembali wajah nya secara bergantian. Ingin ku protes, namun saat hendak mengucap kata tiba tiba ia menginjak kaki ku. 

Aku meringis merakan sakit di kaki ku yang mungil ini. Dasar preman aneh, entah lah apa tujuan dia sebenar nya.

"Ti-tidak mas, silahkan di cari setelan mana yang dipilih." Ucap mbak penjaga butik tergagap.

"Pilih kan saja, saya tidak mengerti setelan wanita. Dan satu hal lagi, jangan pernah memandang jijik pada pacar saya, atau akan saya copot bola matamu." Ujar lelaki itu.

"Ba-baik mas, mari mbak saya antar." Ujar mbak penjaga butik, lalu mengajakku memilih pakaian.

Setelah beberapa pakaian terpilih, sekaligus aku sudah berganti pakaian, lalu lelaki itu mengajak ku pergi. Mengendarai motor moge dan melesat pergi.

"Kita mau kemana?" Tanya ku.

"Udah ikut aja" jawab nya singkat. Membuatku berfikiran yang tidak tidak tentang nya.

"Jangan culik saya, please." Ucap ku membujuk, namun tak di gubris.

"Kalo anda tidak mau menjawab, maka saya akan loncat dari motor." Ancam ku

"Loncat aja." Ucap nya enteng.

'Kenapa malah di bolehin, kan aku cuma mengancam. Dasar pria tak peka' batin ku menggerutu. Aku pun berfikir, haruskah aku loncat? Aku tak berani, tapi aku pun gengsi. Masa iya harus menahan malu dua kali.

' Aaarrgghhh... Otak, bantu aku berfikir supaya aku bisa turun dari sini.'

"Emm.. mas, boleh minta tolong berhenti di pom sebentar? Saya kebelet eeg." Ujar ku secara terang terangan. Biarkan saja, biar preman itu ilfeel denganku, lalu melepaskan ku.

Gelak tawa terdengar dari depan.

"Hei bocah, kamu jangan coba coba kabur ya, jika kamu berusaha buat kabur, gak akan sungkan aku buat menjual mu." Ucap nya membuat bulu kuduk ku berdiri. Aku semakin takut, tak berani bertanya kembali.

Hening, kini tak ada percakapan antara aku dan dia. Ingin memulai perckapan, namun diri ini mengurungkan niat karena takut, namun dia sendiri tak memiliki inisiatif untuk memulai pembicaraan. Aku tetap berpegang teguh dengan pendirianku, aku akan tetap diam. 

Menikmati angin yang berhembus menerpa kulit sedikit membuat ku mengantuk. Padahal aku sedang di atas motor, namun aku memang memiliki kebiasaan buruk jika naik motor malah ingin tidur. Namun ku kuat kan mata ini untuk terus melek. Melihat gedung gedung bertingkat, melihat ramai nya ibu kota di kelelilingi oleh manusia disaat jam makan siang ini.

Saat sedang melamun dan memandangi gedung gedung bertingkat, ia melajukan motor dengan kecepatan tinggi.

"Jangan kencang kencamg, aku takut." Teriak ku yang tak di dengar oleh nya, malah semakin kencang dia melajukan motornya. Aku yang terkejut pun dengan otomatis memegang pinggang nya.

'Wah.. sixpack.' Batinku. Tanpa sadar aku malah mengelus perut nya.

"Mbak jangan mesum ya." Ujar nya membuatku tersadar dari lamunan. Ratih bodoh banget sih, kenapa tangan ga bisa di kontrol. Astaga bener bener udah ga punya muka aku kali ini.

Aku pun menepuk nepuk kepalaku, meruntuki diri yang bodoh ini.

Lalu motor berhenti di salah satu rumah di sebuah komplek perumahan elite. Mataku menyapu disekeliling, batin ku terus bertanya tanya.

'Rumah siapakah ini? Atau jangan jangan... Aaa, tidak tidak, hal itu tak boleh terjadi.' Pikiran ku melayang membayangkan hal buruk terjadi pada diriku.

Hay guys, di bab 4 nanti ada POV dari preman bertatto ya, siapa sih sebenarnya preman itu? Tunggu di bab selanjut nya.

*Beesambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Mantan Preman   Sandiwara (bab 26)

    ~ Jangan pernah memaksakan cinta. Jika memang ia tak mencintaimu, maka lepaskan. Jangan pernah memaksa perasaan seseorang, karena itu akan membuatmu menyakiti diri sendiri. Dan jika kau sudah memaksakan perasaan seseorang untuk mu, maka itu bukan cinta namanya, namun obsesi. ~"Katamu, salah satu penjahat berkeliaran disini, siapakah dia Al?" Lanjut papa."Nanti papa akan tahu dengan sendirinya, Al ingin menyiksanya terlebih dahulu." Ucap ku dengan nada dingin dan senyuman yang mematikan.***Aku kembali ke kamar, sedangkan papa pergi ke rumah Ratih, untuk memberitahu kabar ini, sekaligus memberitahu rencana ketika aku akan menghilang sejenak. Ku lihat mama sudah tak berada di kamar, namun wanita gila itu masih berada disini.'Hah, bencana.'"Sayang, kamu lama banget sih, jadi gimana kabar perawat yang di sewa mama mu itu?" Tanya nya tanpa rasa bersalah.Berani nya dia mengatakan wanitaku seorang perawat se

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 25 (Saksi Mata)

    ~ Menangislah jika ingin menangis, jangan pernah ditahan. Karena orang menangis bukanlah orang yang lemah, justru ia orang yang kuat, ia mampu menopang beban dan mengeluarkan nya dengan tangisan, hingga ia kembali dengan senyuman indahnya. ~"Dia ada di kamar sebelah. Kamu tidak usah khawatir, dia baik baik saja. Hanya saja belum sadar.""Al mau lihat Ratih ma!" Ucap ku dengan bergegas."Al, jangan bilang kamu sudah ingat semua nya kembali?" Tanya papa menyelidiki."Bukan begitu pa, hanya saja Al khawatir. " Jawab ku yang di balas dengan tatapan tajam nya."Apa sih papa ini, kalau melihat tidak usah terlalu dekat pa, Al kan jadi dag dig dug der. "Tatapan tajam dari papa membuat nyaliku menciut, bak ditatap oleh singa yang kelaparan."Gelagat mu aneh, lalu bagaimana kamu tahu Ratih ada disana?" Tanya papa lagi."Karena mimpi, Al pernah bermimpi sehari sebelum Ratih menghilang, Al coba menelusuri

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 24 (Jatuh Bersama)

    ~ Tidak usah khawatir tentang jodoh, dia yang sudah di tetapkan untukmu, maka akan menjadi milikmu. Dan sekeras apapun kamu berusaha, jika dia bukan untukmu, maka tidak akan bisa menjadi milikmu. ~Mencari tombol lampu namun tidak ada, saat sedang mencari, tiba tiba aku tersandung. Suara tangisan itu sangat dekat.Aku berjongkok, meraba raba sekeliling yang tak terlihat satu benda pun, dan.."Aarrrgghhh.." Teriak ku.Entah tergigit atau terjepit sesuatu pada tanganku, kuraba dengan tangan satunya. Rambut? Fix ini kuntilanak pemakan manusia.Oh my God, tolong aku."Mbak kunti, tolong jangan makan saya, saya mau mencari seorang gadis bernama Ratih, tolong bantu aku mencarinya. Katanya mbak kunti baik hati dan tidak sombong, ayolah bantu aku." Ujarku berlagak tak takut, padahal dalam hati jantung ini berasa ingin loncat dari tempatnya."Mas Al?" Ucap suara wanita itu.Aku mengenali suaranya, suara yang kucari."K-kau

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 23 (Mimpi buruk)

    ~ Kamu dapat melihat seseorang itu benar benar tulus kepadamu melalui matanya. Walaupun mulutmu bisa berdusta, namun matamu mengisyaratkan kejujuran yang dapat ku ketahui. ~"Sabar ma, kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan gegabah." Ucap papa menenangkan mama."Benar yang di ucapkan papa ma, sabar.""Memang ada apa dengan gadis yang bernama Ratih itu? Mengapa mama sampai marah?" Lanjut ku."Ratih tidak ada di rumahnya, mama takut jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan Al. " Ujar mama panik.Kalimat mama membuatku mengingat kejadian semalam, disaat aku berpura pura tidur dan dia mengutarakan isi hatinya untuk membalaskan dendam ku. Namun apa benar itu tidak mimpi?"Ma, pa, sebenarnya Al bermimpi tentang wanita itu semalam.""Ha? Kamu bermimpi apa Al?" Tanya mama dengan serius mendekatiku."Disaat Al baru memejamkan mata, wanita itu mengelus rambut Al dan berkata ingin membalask

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 22 (Siapa Gadis Itu?)

    ~ Hal terberat di dunia yaitu menunggu. Banyak orang gagal dalam hal menunggu, apalagi menunggu dalam hal yang tidak pasti. Jika kamu menemukan orang yang berhasil menunggumu, kamu termasuk orang yang beruntung. ~"Oh. Ya sudah kembali.""Btw, suaramu bagus, lanjutin." Ujarnya membuatku bersemangat.'Alhamdulillah Ya Allah , Engkau membantuku.' Ujar ku dalam hati.Aku melanjutkan kembali mengaji, membaca ayat ayat suci Al qur'an dengan hati yang terus berdoa supaya Mas Al kembali mengingatku.POV AlDalam lelap tidurku, aku terbangun oleh suara indah yang melantunkan ayat suci Al qur'an. Siapa dia?Aku membuka mata, menoleh kearah wanita berhijab yang sedang duduk di sofa itu. Memandang penuh penghayatan. Membuat sebuah kenyamanan tersendiri dan keteduhan dalam hati.'Mengapa jantungku berdegup kencang saat memandangnya? Arrgghh ingat Al kau sudah memiliki Laura saat ini.' Batinku mengatakan hal yang t

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 21 (Al Amnesia)

    ~ Walau dirimu melupakanku, namun namamu tetap menjadi pemeran utama di hatiku. Tidak ada niatan sedikit pun untuk mencari cinta yang lain. Hanya harapan supaya dirimu kembali seperti dulu. ~"Tidak pak, ini semua musibah untuk kita semua, namun tetap saya akan memberi perhitungan pada renternir itu, tidak apa apa kan pak?" Tanya papa."Tidak masalah pak jika memang itu perbuatan dia. Namun kita harus membawa bukti juga, supaya bisa menghukum mereka." Ujar ayah menimpali."Baiklah, saya teringat satu cctv yang dipasang Al dalam mobil. Nanti saya suruh anak buah saya menyelidiki." Ujar papa."Baik pak, saya juga sangat marah jika memang benar renternir itu yang melukai Al. Akan saya bantu apapun itu pak, untuk menangkap mereka." Ujar ayah.Ku lihat mereka ingin kembali, akhirnya aku pun pergi untuk membeli tisu.Setelah membeli tisu, aku kembali masuk kedalam ruangan, dan hasilnya.Kosong. Kemana mereka pergi? Dimana Mas Al

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status