~ Mencintai seseorang itu tanpa alasan. Jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintai nya, itu bukan Cinta. ~
"Ma, Al malu." Bisik ku pada mama, yang di balas dengan kekehan kecil di bibir nya. Senang sekali bisa membuatmu bahagia ma. Love you ma, maaf kan diriku yang telah membuat mu kecewa 5 tahun yang lalu. ***Malam hari pun tiba, saat nya makan malam bersama mama dan papa."Malam ma, malam pa." Sapa ku. Papa pun tercengang dengan apa yang ku ucap kan."Kamu sakit Al?" Tanya papa"Ish. Papa gimana sih, anak nya sehat, ceria begini kok malah dibilang sakit." Ujar ku tak terima di katakan sakit."Tumben saja kamu menyapa seperti ini, ada apa? Coba ceritakan!" "Itu pa, tadi siang, Al bawa pulang calon mantu kita." Ucap mama menyahuti.'Uhuk.' " Ini minum nya pa, pelan pelan dong kalau makan." Ujar ku."Calon mantu? Ada yang mau sama preman kaya Al gini?" Ejek papa sembari menunjuk ku."Woo jangan salah pa, sebenarnya banyak yang mengantri, namun belum ada yang pas" Ujar ku."Lalu bagaimana cerita nya gadis itu mau sama kamu?" Tanya papa."Ada deh, rahasia. Udah ah aku udah selesai makan, dadah pa ma." Ujar ku, papa dan mama pun saling pandang satu sama lain. Aku pun mengambil gitar, menuju garden diatas balkon.Ku buka bungkus rokok, ku nyalakan korek dan kubakar ujung rokok, ku sesap rokok sambil menikmati malam yang dingin. Aku pun memetik gitar mencari irama yang pas. Ku nyanyikan lagu untuk nya, untuk diri nya yang membuat jantungku berdegup kencang kala melihat nya, untuk nya sang pemilik senyum indah.~Halu - Feby Putri ~Senyumanmu, yang indah bagaikan canduIngin trus ku lihat walau..Ku berandai, kau disiniMengobati, rindu ruaiDalam sunyi, ku sendiri meratapiPerasaan yang tak jua di dengar.Tak kan apaBila rasa, ini tumbuh sendiri nyaTak berdaya, diri bila di antaraWalau itu hanya bayang bayang mu.Senyumanmu, Yang indah bagaikan canduIngin trus ku lihat walau dari jauh.Sekarang aku pun sadariSemua hanya diriku yang berkhayalAkan bisa bersamamu.Senyumanmu,Yang indah bagaikan canduIngin trus ku lihat walau dari jauhSekarang aku pun sadariSemua hanya diriku yang berkhayalAkan bisa bersamamu.Senyumanmu,Yang indah bagaikan candu Ingin trus ku lihat walau dari jauhSekarang akupun sadariSemua hanya diriku yang berkhayalAkan bisa bersamamu.Di hampiriSeribu ragu, hanya membisuSetelah menyanyikan satu lagu, akupun menghabiskan sebatang rokok lagi, menyesap, menikmati nya dengan pikiran yang tenang."Suatu saat kau akan jadi milik ku. Tunggu aku Ratih." Aku pun tersenyum mengingat saat aku mengoda nya, saat aku mengait tangan nya, saat dia tersenyum ceria, saat ia memasak kan untuk ku. Gadis itu sungguh membuat ku berubah."Ah mengapa aku lupa meminta nomor kontak nya."" Ah tak apa, aku sudah tau tempat tinggal nya." ***POV RatihSesampai nya di rumah aku pun merebahkan diri di atas kasur.'Degh degh..''Ada apa dengan jantung ini, tak mungkin aku punya penyakit jantung kan?' Batin ku sambil memegangi jantung yang tak kunjung normal. Ku lihat tangan ku, ku usap lembut tangan ku, ku ingat kembali saat jemari ini di gandeng, saat ia memeluk ku.'apakah aku menyukai preman seperti dia? Namun dia unik, ada sisi yang tak pernah ku duga dari diri nya. Dia beda dengan preman lain.'"Apa tadi dia mengatakan calon mantu? Ah paling juga cuma bercanda. Ayo Ratih, ingat siapa dirimu dan siapa dirinya? Kalian tidak sepadan. Ah sudahlah halu terus." Monolog ku mengetuk kepala ku yang terus memikirkan hal yang mungkin hanya berada dalam khayalan.Aku pun bangkit, mengambil air wudhu dan menunaikan sholat.Setelah menunaikan sholat, aku pun merebahkan diri di kasur.Memikirkan bagaimana nasib kerjaan, apakah aku akan di pecat? Lalu, jika di pecat aku harus mencari kerja kemana lagi?Lelah memikirkan banyak hal, akupun tertidur.*** Pagi hari aku akan berangkat bekerja, namun tak ku sangka, preman itu ada di depan kost.Siapa lagi kalau bukan Al. "Selamat pagi" Sapa nya menyunggingkan senyum. Senyum yang manis."Pagi, kamu ngapain kesini? Saya mau berangkat kerja." "Saya tahu kamu akan bekerja." Ucap nya enteng."Lalu, untuk apa kamu kesini? Ah maaf saya sudah telat, permisi" Ucap ku sambil sedikit berlari menuju gang."Naik lah, aku ingin mengantar mu." Ucap nya yang tiba tiba berada di sebelahku. Aku pun menghentikan langkah."Maaf tidak usah, malah merepotkan." Ujar ku."Tidak repot kalo cuma buat nganterin gadis gembrot kaya kamu." Ucap nya mengejek."Kog gembrot sih, aku ngga gendut ya." Ujar ku membela diri, tak terima di hina gemuk."Sudah sudah, naik tidak! Atau akan saya..." Ucap nya mengisyaratkan memotong leher. Aku pun menelan air liur ku dengan susah payah, akhir nya aku pun mengikuti permintaan nya."Pegangan, saya mau ngebut!" Ancam nya lagi."Modus aja sih." Ucap ku."Gak percaya nih? Oke."'Brum.. brumm.. brruummmmmmm....' Dia memainkan gas motor nya.Tanpa sengaja, aku pun memeluk perut nya."Ah, maaf mas." Ucap ku." Tak apa, aku menyukai nya, pegangan yang erat." Ucapan nya membuat diri ini menjadi malu."Jangan ngebut ngebut, bahaya. Kamu bawa anak orang loh." Ucap ku memperingati."Ya aku tau, anak orang. Masa anak kambing." Entah sejak kapan aku menjadi akrab dengan nya. Padahal baru kemarin kami bertemu tanpa sengaja, namun kini sudah seperti teman lama. "Apa benar aku segendut itu?" Tanya ku ragu."Gendut banget kaya tong, hahaha." Ejek nya."Huft. Yasudah aku ingin diet." Gumam ku."Berani diet? Nih diet." Ucap nya dengan mengepalkan tangan nya. Aku pun menelan ludah ngeri, membayangkan layangan tangan nya. Apakah dia kasar terhadap wanita? Pikiran ku mulai negatif, namun kemarin melihat tingkah laku bersama ibu nya, kurasa tidak. Ku tepis pikiran buruk tentang diri nya.Akhirnya sampai juga di Resto & Cafe.'Tutup'Kata yang tercetak jelas terpampang di pintu masuk. Aku pun segera turun dari motor."Terima kasih mas, saya masuk dulu, dadah." Ucap ku langsung berlari memasuki Cafe."Ada apa ini pak?" Ucap ku yang hanya melihat Pak Bos duduk di depan kasir."Resto kita mungkin akan ditutup beberapa waktu, karena kerugian kita besar sekali. Saya ingin lapor, namun saya takut jika ada preman yang balas dendam dan akan memukuli saya. Terpaksa harus sabar dan menutup resto sementara." Ujar pak Bos." Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon." "Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain." Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai dan wajah yang ku tekuk aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.Apakah ini akhir dari semua nya? Akan kah aku menyerah sekarang dan mengibarkan bendera putih? Kemana semangat ku? Kemana Ratih yang pantang menyerah?
*Bersambung..~Hal baik dan buruk akan selalu datang silih berganti. Jangan khawatir tentang hal itu, akan ada saatnya bahagia akan ada saat kita bahagia dikemudian hari. Teruslah bersabar, hingga waktu baik itu datang menghampiri mu. ~" Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon.""Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain."Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai, aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.Kulihat di dapan cafe sosok pria yang ku kagumi melambaikan tangan padaku.'Mengapa dia masih disini.'Ku hampiri ia yang sedang bersandar pada motor nya, dengan membawa botol minum."Minum lah!" Ujar nya memberi perintah.Ku terima botol yang berisi air murni dari pegunungan itu. Ku teguk sedikit berharap beban di pundak berkura
~ Bahagia itu sederhana. Cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini, maka hidup mu akan merasa cukup dan tidak kurang. Jika dirimu tak bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini, maka menyesal seumur hidup akan kau rasakan disaat telah kehilangan. Kehilangan untuk selama nya. ~"Kau kira ini permainan? Hampir saja jantungku lepas gara gara hal ini." Ucapku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.***Dia pun memberikan helm kepada ku, namun saat hendak mengambil nya, ditarik nya kembali helm itu lalu di pasangkan ke kepala ku."Ah kelamaan ngambil helm gitu aja." Ujar nya."Ha? Baru saja mau saya ambil, tapi kau me
~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya.Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."
~ Jika suatu saat ada seorang yang membuatmu merasa surga lebih dekat denganya, maka perjuangkan lah. ~'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.Akhirnya aku pun menyerah setelah beberapa waktu menyusuri jalanan ibu kota yang masih terlihat ramai. Tak ku temukan sosok yang ku cari, hanya doa yang bisa ku panjatkan, semoga dirimu baik baik saja. Esok pagi akan ku cari lagi hingga ku bertemu dengan mu Ratih.****Bangun di pagi buta, dengan udara yang masih mengembun, belum terlihat sinar sang mentari yang menghiasi dunia ini.Hanya 3 jam aku tidur, itu pun tidak bisa tenang, yang ku rasakan raga memang tertidur, namun otak terus memutar memikirkan gadis yang tak bisa lepas dari pikiran ku.
~ Allah akan membantu hambanya yang memiliki niat baik. Maka dari itu, kita sebagai insan manusia harus taat dan patuh pada perintah - Nya. Jika kita baik kepada Allah, maka Allah akan memberikan balasan kebaikan berlipat lipat untuk hambanya. ~Ku putar murotal dalam mobil, sudah menjadi kebiasaan ku jika perjalanan jauh, berdzikir dan mendengarkan murotal, agar tak terjadi hal hal yanh tidak di inginkan.Membelokkan mobil ke sebuah mini market, membeli kopi dan beberapa snack untuk menemani perjalanan. Karna aku orangnya sedikit susah untuk beristirahat jika sudah melakukan perjalanan jauh.***Kini setelah 9 jam perjalanan yang ku tempuh Jakarta - Solo aku pun memutuskan untuk menuju pom terdekat, mengisi bahan bakar sekaligus berdoa kepada Allah supaya di permudah unuk bertemu dengan sang pujaan hati.Setelah menunaikan sholat, aku mengistirahatkan punggung yang terasa ingin copot, dan tangan yang sudah kesemutan. Sete
~ I believe that God create you for me to love. He picked you out from al the rest cause He knew I'd love you the best. ~" Saya hanya di juluki sebagai preman pak, karena saya suka berkelahi. Dan saya berkelahi bukan semata mata merusuhkan warga, bahkan saya yang membantu para warga jika ada yang di ganggu oleh orang orang jahat. Saya ini pembela kebenaran pak." Ujar ku tanpa sungkan lagi.Ayah Ratih terbahak mendengar penuturan ku, aku pun ikut senang melihat kehangatan keluarga ini."Baiklah jika begitu, silahkan mengobrol dulu dengan Ratih, saya mau kebelakang sebentar." Ujar pak Hasan berpamitan dan berlalu.Setelah tak kelihatan ujung ekor Pak Hasan, aku melirik Ratih. Ku lihat dia terus menunduk, membuat aku sungkan mengucapkan walau sepatah kata.Aku dan Ratih canggung dalam keadaan ini."Tih.""Mas."Ucap kami bersamaan, kemudian saling diam kembali sambil mengulum senyum."Aku."
Assalamualaikum readers. Hi guys, perkenalkan nama saya Pena Air. Saya membuah sebuah novel berjudul Suamiku Mantan Preman. Alasan saya membuat novel ini karena saya ingin membuat hal baru dalam hidup saya. Saya membuat cerita ini memiliki rasa yang bercampur, dari mulai bahagia, sedih, menegangkan, lucu, serta baper menjadi satu. Memang diawal cerita terlihat membosankan, namun jika di telaah lebih lanjut ke bab selanjut nya, maka para readers akan menemukan hal yang baru. Warning! Novel ini mengandung 18+, jika para readers belum mencukupi umur, jangan melanjutkan ke bab selanjut nya. Karena di bab selanjutnya akan ada episode yang lebih panas. Jika ingin membaca dan belum cukup umur, tunggu umurnya mencukupi dulu baru lanjutkan membaca ke bab selanjut nya. Ambil pesan yang terdapat dalam cerita, saring cerita dengan mengambil hal yang baik di dalam nya. Jika yang buruk jangan di tiru ya
~ Alam memang tempat terbaik untuk merefresh pikiran. Jika kau sedang merasa bebanmu berat, maka coba lah untuk menyatu dengan alam, maka akan terasa lebih ringan. ~"Siap pak. Ya sudah kami pamit pak, assalamu'alaikum." Ucap ku.Tiba tiba sosok anak perempuan keluar dari bilik, menggunakan pakaian yang rapi."Aku ikut, aku ikut." Ujar nya bersemangat.Anak perempuan itu ialah adik nya Ratih, dia bernama Safira Ardianti, biasa di sebut Fira. Kulit nya sawo matang, berbeda dengan Ratih yang kuning langsat. Gadis itu menggunakan pakaian dengan atasan sweater dan bawahan celana jin, serta jilbab berwarna hitam, senada dengan nya. Berbeda dengan Ratih yang menggunakan celana kain dan atasan tunik kuning serta jilbab coklat susu yang menghiasi kepalanya. Dirinya terlihat anggun, berbeda dengan adik nya yang terlihat tomboy."Mengapa kamu sudah rapi? Mau kemana kamu?" Tanya Ratih."Hehe, mau ikut jalan jalan lah, kan jarang jarang naik mobil