Home / Romansa / Suamiku Mantan Preman / Bab 6 (Bayangan nya)

Share

Bab 6 (Bayangan nya)

Author: Pena Air
last update Last Updated: 2021-09-04 10:31:31

~ Mencintai seseorang itu tanpa alasan. Jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintai nya, itu bukan Cinta. ~

"Ma, Al malu." Bisik ku pada mama, yang di balas dengan kekehan kecil di bibir nya. Senang sekali bisa membuatmu bahagia ma. Love you ma, maaf kan diriku yang telah membuat mu kecewa 5 tahun yang lalu. 

***

Malam hari pun tiba, saat nya makan malam bersama mama dan papa.

"Malam ma, malam pa." Sapa ku. Papa pun tercengang dengan apa yang ku ucap kan.

"Kamu sakit Al?" Tanya papa

"Ish. Papa gimana sih, anak nya sehat, ceria begini kok malah dibilang sakit." Ujar ku tak terima di katakan sakit.

"Tumben saja kamu menyapa seperti ini, ada apa? Coba ceritakan!" 

"Itu pa, tadi siang, Al bawa pulang calon mantu kita." Ucap mama menyahuti.

'Uhuk.' 

" Ini minum nya pa, pelan pelan dong kalau makan." Ujar ku.

"Calon mantu? Ada yang mau sama preman kaya Al gini?" Ejek papa sembari menunjuk ku.

"Woo jangan salah pa, sebenarnya banyak yang mengantri, namun belum ada yang pas" Ujar ku.

"Lalu bagaimana cerita nya gadis itu mau sama kamu?" Tanya papa.

"Ada deh, rahasia. Udah ah aku udah selesai makan, dadah pa ma." Ujar ku, papa dan mama pun saling pandang satu sama lain. Aku pun mengambil gitar, menuju garden diatas balkon.

Ku buka bungkus rokok, ku nyalakan korek dan kubakar ujung rokok, ku sesap rokok sambil menikmati malam yang dingin. Aku pun memetik gitar mencari irama yang pas. Ku nyanyikan lagu untuk nya, untuk diri nya yang membuat jantungku berdegup kencang kala melihat nya, untuk nya sang pemilik senyum indah.

~Halu - Feby Putri ~

Senyumanmu, yang indah bagaikan candu

Ingin trus ku lihat walau..

Ku berandai, kau disini

Mengobati, rindu ruai

Dalam sunyi, ku sendiri meratapi

Perasaan yang tak jua di dengar.

Tak kan apa

Bila rasa, ini tumbuh sendiri nya

Tak berdaya, diri bila di antara

Walau itu hanya bayang bayang mu.

Senyumanmu, 

Yang indah bagaikan candu

Ingin trus ku lihat walau dari jauh.

Sekarang aku pun sadari

Semua hanya diriku yang berkhayal

Akan bisa bersamamu.

Senyumanmu,

Yang indah bagaikan candu

Ingin trus ku lihat walau dari jauh

Sekarang aku pun sadari

Semua hanya diriku yang berkhayal

Akan bisa bersamamu.

Senyumanmu,

Yang indah bagaikan candu 

Ingin trus ku lihat walau dari jauh

Sekarang akupun sadari

Semua hanya diriku yang berkhayal

Akan bisa bersamamu.

Di hampiri

Seribu ragu, hanya membisu

Setelah menyanyikan satu lagu, akupun menghabiskan sebatang rokok lagi, menyesap, menikmati nya dengan pikiran yang tenang.

"Suatu saat kau akan jadi milik ku. Tunggu aku Ratih." Aku pun tersenyum mengingat saat aku mengoda nya, saat aku mengait tangan nya, saat dia tersenyum ceria, saat ia memasak kan untuk ku. Gadis itu sungguh membuat ku berubah.

"Ah mengapa aku lupa meminta nomor kontak nya."

" Ah tak apa, aku sudah tau tempat tinggal nya." 

***

POV Ratih

Sesampai nya di rumah aku pun merebahkan diri di atas kasur.

'Degh degh..'

'Ada apa dengan jantung ini, tak mungkin aku punya penyakit jantung kan?' Batin ku sambil memegangi jantung yang tak kunjung normal. 

Ku lihat tangan ku, ku usap lembut tangan ku, ku ingat kembali saat jemari ini di gandeng, saat ia memeluk ku.

'apakah aku menyukai preman seperti dia? Namun dia unik, ada sisi yang tak pernah ku duga dari diri nya. Dia beda dengan preman lain.'

"Apa tadi dia mengatakan calon mantu? Ah paling juga cuma bercanda. Ayo Ratih, ingat siapa dirimu dan siapa dirinya? Kalian tidak sepadan. Ah sudahlah halu terus." Monolog ku mengetuk kepala ku yang terus memikirkan hal yang mungkin hanya berada dalam khayalan.

Aku pun bangkit, mengambil air wudhu dan menunaikan sholat.

Setelah menunaikan sholat, aku pun merebahkan diri di kasur.

Memikirkan bagaimana nasib kerjaan, apakah aku akan di pecat? Lalu, jika di pecat aku harus mencari kerja kemana lagi?

Lelah memikirkan banyak hal, akupun tertidur.

*** 

Pagi hari aku akan berangkat bekerja, namun tak ku sangka, preman itu ada di depan kost.

Siapa lagi kalau bukan Al. 

"Selamat pagi" Sapa nya menyunggingkan senyum. Senyum yang manis.

"Pagi, kamu ngapain kesini? Saya mau berangkat kerja." 

"Saya tahu kamu akan bekerja." Ucap nya enteng.

"Lalu, untuk apa kamu kesini? Ah maaf saya sudah telat, permisi" Ucap ku sambil sedikit berlari menuju gang.

"Naik lah, aku ingin mengantar mu." Ucap nya yang tiba tiba berada di sebelahku. Aku pun menghentikan langkah.

"Maaf tidak usah, malah merepotkan." Ujar ku.

"Tidak repot kalo cuma buat nganterin gadis gembrot kaya kamu." Ucap nya mengejek.

"Kog gembrot sih, aku ngga gendut ya." Ujar ku membela diri, tak terima di hina gemuk.

"Sudah sudah, naik tidak! Atau akan saya..." Ucap nya mengisyaratkan memotong leher. Aku pun menelan air liur ku dengan susah payah, akhir nya aku pun mengikuti permintaan nya.

"Pegangan, saya mau ngebut!" Ancam nya lagi.

"Modus aja sih." Ucap ku.

"Gak percaya nih? Oke."

'Brum.. brumm.. brruummmmmmm....' Dia memainkan gas motor nya.

Tanpa sengaja, aku pun memeluk perut nya.

"Ah, maaf mas." Ucap ku.

" Tak apa, aku menyukai nya, pegangan yang erat." Ucapan nya membuat diri ini menjadi malu.

"Jangan ngebut ngebut, bahaya. Kamu bawa anak orang loh." Ucap ku memperingati.

"Ya aku tau, anak orang. Masa anak kambing." 

Entah sejak kapan aku menjadi akrab dengan nya. Padahal baru kemarin kami bertemu tanpa sengaja, namun kini sudah seperti teman lama. 

"Apa benar aku segendut itu?" Tanya ku ragu.

"Gendut banget kaya tong, hahaha." Ejek nya.

"Huft. Yasudah aku ingin diet." Gumam ku.

"Berani diet? Nih diet." Ucap nya dengan mengepalkan tangan nya. Aku pun menelan ludah ngeri, membayangkan layangan tangan nya. Apakah dia kasar terhadap wanita? Pikiran ku mulai negatif, namun kemarin melihat tingkah laku bersama ibu nya, kurasa tidak. Ku tepis pikiran buruk tentang diri nya.

Akhirnya sampai juga di Resto & Cafe.

'Tutup'

Kata yang tercetak jelas terpampang di pintu masuk. Aku pun segera turun dari motor.

"Terima kasih mas, saya masuk dulu, dadah." Ucap ku langsung berlari memasuki Cafe.

"Ada apa ini pak?" Ucap ku yang hanya melihat Pak Bos duduk di depan kasir.

"Resto kita mungkin akan ditutup beberapa waktu, karena kerugian kita besar sekali. Saya ingin lapor, namun saya takut jika ada preman yang balas dendam dan akan memukuli saya. Terpaksa harus sabar dan menutup resto sementara." Ujar pak Bos.

" Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon." 

"Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain." 

Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai dan wajah yang ku tekuk aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.

Apakah ini akhir dari semua nya? Akan kah aku menyerah sekarang dan mengibarkan bendera putih? Kemana semangat ku? Kemana Ratih yang pantang menyerah?

*Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Mantan Preman   Sandiwara (bab 26)

    ~ Jangan pernah memaksakan cinta. Jika memang ia tak mencintaimu, maka lepaskan. Jangan pernah memaksa perasaan seseorang, karena itu akan membuatmu menyakiti diri sendiri. Dan jika kau sudah memaksakan perasaan seseorang untuk mu, maka itu bukan cinta namanya, namun obsesi. ~"Katamu, salah satu penjahat berkeliaran disini, siapakah dia Al?" Lanjut papa."Nanti papa akan tahu dengan sendirinya, Al ingin menyiksanya terlebih dahulu." Ucap ku dengan nada dingin dan senyuman yang mematikan.***Aku kembali ke kamar, sedangkan papa pergi ke rumah Ratih, untuk memberitahu kabar ini, sekaligus memberitahu rencana ketika aku akan menghilang sejenak. Ku lihat mama sudah tak berada di kamar, namun wanita gila itu masih berada disini.'Hah, bencana.'"Sayang, kamu lama banget sih, jadi gimana kabar perawat yang di sewa mama mu itu?" Tanya nya tanpa rasa bersalah.Berani nya dia mengatakan wanitaku seorang perawat se

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 25 (Saksi Mata)

    ~ Menangislah jika ingin menangis, jangan pernah ditahan. Karena orang menangis bukanlah orang yang lemah, justru ia orang yang kuat, ia mampu menopang beban dan mengeluarkan nya dengan tangisan, hingga ia kembali dengan senyuman indahnya. ~"Dia ada di kamar sebelah. Kamu tidak usah khawatir, dia baik baik saja. Hanya saja belum sadar.""Al mau lihat Ratih ma!" Ucap ku dengan bergegas."Al, jangan bilang kamu sudah ingat semua nya kembali?" Tanya papa menyelidiki."Bukan begitu pa, hanya saja Al khawatir. " Jawab ku yang di balas dengan tatapan tajam nya."Apa sih papa ini, kalau melihat tidak usah terlalu dekat pa, Al kan jadi dag dig dug der. "Tatapan tajam dari papa membuat nyaliku menciut, bak ditatap oleh singa yang kelaparan."Gelagat mu aneh, lalu bagaimana kamu tahu Ratih ada disana?" Tanya papa lagi."Karena mimpi, Al pernah bermimpi sehari sebelum Ratih menghilang, Al coba menelusuri

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 24 (Jatuh Bersama)

    ~ Tidak usah khawatir tentang jodoh, dia yang sudah di tetapkan untukmu, maka akan menjadi milikmu. Dan sekeras apapun kamu berusaha, jika dia bukan untukmu, maka tidak akan bisa menjadi milikmu. ~Mencari tombol lampu namun tidak ada, saat sedang mencari, tiba tiba aku tersandung. Suara tangisan itu sangat dekat.Aku berjongkok, meraba raba sekeliling yang tak terlihat satu benda pun, dan.."Aarrrgghhh.." Teriak ku.Entah tergigit atau terjepit sesuatu pada tanganku, kuraba dengan tangan satunya. Rambut? Fix ini kuntilanak pemakan manusia.Oh my God, tolong aku."Mbak kunti, tolong jangan makan saya, saya mau mencari seorang gadis bernama Ratih, tolong bantu aku mencarinya. Katanya mbak kunti baik hati dan tidak sombong, ayolah bantu aku." Ujarku berlagak tak takut, padahal dalam hati jantung ini berasa ingin loncat dari tempatnya."Mas Al?" Ucap suara wanita itu.Aku mengenali suaranya, suara yang kucari."K-kau

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 23 (Mimpi buruk)

    ~ Kamu dapat melihat seseorang itu benar benar tulus kepadamu melalui matanya. Walaupun mulutmu bisa berdusta, namun matamu mengisyaratkan kejujuran yang dapat ku ketahui. ~"Sabar ma, kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan gegabah." Ucap papa menenangkan mama."Benar yang di ucapkan papa ma, sabar.""Memang ada apa dengan gadis yang bernama Ratih itu? Mengapa mama sampai marah?" Lanjut ku."Ratih tidak ada di rumahnya, mama takut jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan Al. " Ujar mama panik.Kalimat mama membuatku mengingat kejadian semalam, disaat aku berpura pura tidur dan dia mengutarakan isi hatinya untuk membalaskan dendam ku. Namun apa benar itu tidak mimpi?"Ma, pa, sebenarnya Al bermimpi tentang wanita itu semalam.""Ha? Kamu bermimpi apa Al?" Tanya mama dengan serius mendekatiku."Disaat Al baru memejamkan mata, wanita itu mengelus rambut Al dan berkata ingin membalask

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 22 (Siapa Gadis Itu?)

    ~ Hal terberat di dunia yaitu menunggu. Banyak orang gagal dalam hal menunggu, apalagi menunggu dalam hal yang tidak pasti. Jika kamu menemukan orang yang berhasil menunggumu, kamu termasuk orang yang beruntung. ~"Oh. Ya sudah kembali.""Btw, suaramu bagus, lanjutin." Ujarnya membuatku bersemangat.'Alhamdulillah Ya Allah , Engkau membantuku.' Ujar ku dalam hati.Aku melanjutkan kembali mengaji, membaca ayat ayat suci Al qur'an dengan hati yang terus berdoa supaya Mas Al kembali mengingatku.POV AlDalam lelap tidurku, aku terbangun oleh suara indah yang melantunkan ayat suci Al qur'an. Siapa dia?Aku membuka mata, menoleh kearah wanita berhijab yang sedang duduk di sofa itu. Memandang penuh penghayatan. Membuat sebuah kenyamanan tersendiri dan keteduhan dalam hati.'Mengapa jantungku berdegup kencang saat memandangnya? Arrgghh ingat Al kau sudah memiliki Laura saat ini.' Batinku mengatakan hal yang t

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 21 (Al Amnesia)

    ~ Walau dirimu melupakanku, namun namamu tetap menjadi pemeran utama di hatiku. Tidak ada niatan sedikit pun untuk mencari cinta yang lain. Hanya harapan supaya dirimu kembali seperti dulu. ~"Tidak pak, ini semua musibah untuk kita semua, namun tetap saya akan memberi perhitungan pada renternir itu, tidak apa apa kan pak?" Tanya papa."Tidak masalah pak jika memang itu perbuatan dia. Namun kita harus membawa bukti juga, supaya bisa menghukum mereka." Ujar ayah menimpali."Baiklah, saya teringat satu cctv yang dipasang Al dalam mobil. Nanti saya suruh anak buah saya menyelidiki." Ujar papa."Baik pak, saya juga sangat marah jika memang benar renternir itu yang melukai Al. Akan saya bantu apapun itu pak, untuk menangkap mereka." Ujar ayah.Ku lihat mereka ingin kembali, akhirnya aku pun pergi untuk membeli tisu.Setelah membeli tisu, aku kembali masuk kedalam ruangan, dan hasilnya.Kosong. Kemana mereka pergi? Dimana Mas Al

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 20 (Hampir Terkuak)

    ~ Semua orang memiliki batas kesabaran masing masing. Maka, jangan bangunkan kucing yang sedang tidur. ~"Kamu makan dulu, tadi saja pingsan. Setelah makan, baru donor darah." Ucap dokter muda yang menangani Mas Al itu terkekeh.Aku menggaruk tengkuk yang tak gatal, kemudian keluar dan makan bersama dengan ayah di kantin."Yah, apakah Mas Al akan segera sadar?" Tanya ku pada ayah."Nduk, doakan yang terbaik untuk calon suamimu, ayah yakin Al orang yang kuat, dia akan segera sadar. Tetap dampingi dia dalam keadaan apapun." Pesan ayah padaku."Baik ayah.""Nduk, nanti kamu menginap disini?" Tanya ayah kembali."Iya yah, aku ingin menemani Mas Al, boleh kan yah?""Boleh nduk, baiklah setelah ini ayah pulang, nanti sore ayah kembali lagi dengan membawakan baju ganti untuk mu." Ujar ayah, aku pun tersenyum menanggapi nya.Ayahku memang ayah terbaik di dunia ini, ia sangat mengerti putrinya, ia rela membantu putrin

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 19 (Kecelakaan)

    ~Musibah datang tiada yang tahu, sekalipun itu semut kecil yang sedang melintasi dinding. Musibah datang tanpa di undang, musibah datang hanya untuk memberikan ujian apakah orang tersebut dapat melewatinya dengan ikhlas. ~Dikecup nya keningku lama, ku rasakan kasih sayang yang begitu besar dari sebuah kecupan nya. Namun,"Ehem." Ujar ayah berdehem dengan menutup mata Fira."Hehehe, maaf yah." Ujar Mas Al."Ratih, aku berpesan kepadamu. Jaga diri baik baik saat aku tak bersama mu. Kamu bisa kan?" Ucap nya saat ingin pergi."Mas kamu ngomong apa sih?, Aku baik mas, aku pasti baik baik saja, ada ayah yang menjaga ku disini, mas yang hati hati. Mas akan perjalanan jauh, aku khawatir jika ada apa apa sama mas." Ujar ku jujur dengan perasaan yang saat ini entah gundah gulana, tak ingin ia pergi saat ini. Namun apa daya, ia memiliki tanggung jawab yang harus di lakukan nya."Ya sudah jangan menangis, mas pulang

  • Suamiku Mantan Preman   Bab 18(Bibirmu Membuat Candu)

    ~ Berjuang itu tidaklah mudah, berjuang juga butuh pengorbanan, namun perjuangan sekecil apapun akan membuahkan hasil yang mungkin dapat membayar kerja kerasmu itu. So, fight before others fight for it. ~Ku ambilkan nasi dan lauk untuk ayah dan Mas Al, sementara Fira mengambil makan nya sendiri.Kami makan dengan menonton televisi, layaknya orang desa. Tiba tiba ayah berucap."Jadi, kapan keluarga nak Al akan kemari?" Tanya ayah membuat ku tersedak.'Uhuk.. uhuk..'Ayah memukul kecil punggungku, sementara Mas Al memberikan aku air untuk diminum."Kamu kenapa nduk?" Tanya ayah."Ndak papa yah, cuma tadi ada nyamuk masuk tenggorokan." Ujar ku yang membuat seisi ruangan tertawa."Lah kamu ngapain makan nyamuk? Nasi, lauk enak enak kok malah makan nyamuk. " Ujar ayah membuatku tersenyum simpul."Insyaallah secepat nya yah. Hari ini Al mau ijin pulang, soalnya kerjaan Al tinggal suda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status