~ Cinta tumbuh dengan sendirinya, itulah fitrah nya. Tidak ada yang bisa menghindari takdir, Cinta adalah takdir terindah yang di berikan Allah untuk makhluk-Nya, namun cinta juga dapat menjadi bahaya. Jadi berhati hatilah dalam mencinta. ~
Aku bahkan tidak mengenal nya, bagaimana mungkin aku menyukai nya. Apa ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?
'Aaarrrggghhh....' ku mengacak rambut frustasi dengan pikiranku yang mengingat setiap inchi wajah nya.Setelah beberapa menit berlalu, keluarlah gadis itu dengan penampilan yang berbeda. Menggunakan setelan yang menurutku pas untuk dipandang, membuat nya terlihat menjadi lebih menarik dari sebelum nya.Setelah membayar, aku pun berniat mengajaknya kerumah ku, mengenalkan calon mantu untuk orang tuaku. Aku yakin mama akan menyukai nya.'Calon mantu? Bahkan aku belum mengenal dirinya dan bagaimana kondisinya. Ah masa bodo, itu urusan belakang.'Sepanjang perjalanan dia terus mengoceh, kuarah kan spion kiri pada wajah nya. Diam diam ku amati diri nya.'Cantik sekali.' Batin ku, membuat ku tersenyum dengan sendiri nya. Apa aku sudah terbius dan terpesona oleh gadis polos ini? Ya Allah, jika memang dia yang Kau takdir kan untuk ku, maka tetapkan lah dia untuk ku hanya untukku.Setelah sampai di depan rumah, kulihat dia terkejut, memasang wajah yang takjub akan kemegahan rumah rumah di komplek ini. Dia menyapu pandangan nya, melihat nya dengan teliti rumah megah yang ada di depan nya ini.
"Turun lah" Ucap ku."Kita dimana sekarang? Jangan macam macam ya, saya bisa teriak!" Ujar nya, lagi lagi dirinya membuat ku tertawa.Tawa yang sudah lama hilang, kini kembali lagi hanya karena gadis pendek nan gembul itu.
"Mikir apa kamu? Jangan jangan kau berfikir aku akan menerkam mu? Hahaha lucu sekali." Ujar ku.
Da menekuk wajah nya, bibir nya yang tipis namun sexy itu membuat ku ingin menerkam nya.
'Sadar Al sadar, tahan tahan.' batin ku bergejolak.
"Mengapa kau tertawa? Apa kau kira aku ini lucu?" Tanya nya kembali. Tak ku jawab pertanyaan nya.
"Siapa namamu?" Ucap ku mengulurkan tangan."Ratih Aulia Ningrum." Ucap nya membalas uluran tanganku. Aku pun manggut-manggut mengerti."Al." Ucap ku memperkenalkan diri."Hanya Al?" Tanya nya kembali."Rasya Almahesa." Setelah memberitahukan siapa namaku, ku gandeng dia memasuki rumah, terlihat dia protes dan mencoba melepaskan kaitan tangan ku pada nya. Aku pun berhenti mendadak dan,'Brukk..' di tubruk nya punggung ku dengan kepala nya."Aw. Jangan ngerem mendadak bisa kan ?" Ujarnya."Mangkanya neng, kalo jalan itu pakai mata""Kalo jalan itu pakai kaki mas, bukan pakai mata!" Ucap nya nyolot. Wah udah berani dia, ku kerjain lah.Ku majukan badan, terlihat dia semakin mundur, aku menundukkan sedikit badan untuk menggoda nya, terlihat wajah nya yang takut dengan tangan yang disilangkan ke dada. dia tersandung kaki nya sendiri, dan segera kutarik tangan nya, kini posisi nya berada di pelukan ku. Sekejap mata kami saling beradu, mata yang berwarna coklat tua itu terlihat sendu, semakin ku perdalam tatapan kami, kulihat banyak kesedihan yang disimpannya, namun aku tak tahu itu apa, tapi aku terpesona. Hingga tanpa sadar,"Cantik." Satu kata terlontar dari mulutku, membuat pipinya bersemu merah.Aku pun melepaskan pelukan, lalu menggandeng jemari nya. Kali ini dia tak memberontak. Senyum ku lagi dan lagi mengembang di buat nya.'Tok..tok...' Pintu ku ketuk."Assalamualaikum ma"'Clek.' pintu kunci diputar, lalu munculah sosok wanita yang melahirkan ku, membawaku ke dunia, membesarkan ku dengan kasih sayang nya."Waalaikumussalam, Al ini siapa?" Tanya beliau saat ku cium tangannya."Kenalkan, ini calon mantu mama" Ucap ku yang seketika mendapatkan cubitan kecil di perut ku. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Ratih.Senyum ragu dari Ratih, lalu menyalami mama seperti yang kulakukan tadi."Masyaallah cantik sekali, ayo masuk masuk" Ucap mama dengan senang nya.Sudah kuduga, mama pasti akan senang jika kubawa kan oleh oleh calon mantu, karena mama sudah berulang kali memaksaku untuk membawakannya calon mantu. Mama takut aku akan menjadi Jaka tua, padahal aku masih berusia 21 tahun, sebenar nya banyak wanita yang minat dengan diriku, namun entah mengapa diri ini tidak bisa membuka hati. Yang kucari ialah wanita yang tulus, bukan mendekatiku karena diriku yang tampan atau pun kekayaan yang ku miliki.Kulihat mama langsung akrab dengan Ratih. Aku yang duduk di ruang keluarga pun diam diam melirik dua wanita yang membuatku bahagia, kulihat mereka saling mengobrol dan bergurau di tengah kesibukan memasak nya."Ma, tolong buatkan kue terenak ya." Pinta ku pada mama."Enak saja, sini bantu nanti mama buatkan."Kesempatan yang baik, aku pun berlari kearah dapur, kulihat banyak bumbu disekitar, aku tak tahu apa saja nama nama bumbu itu."Ma ini nama nya apa?" Tanya ku dengan mengangkat secuil bumbu dapur."Mama sedang sibuk, tanya saja pada Ratih." Jawab nya enteng."Itu namanya kencur mas, jika yang ini nama nya jahe, dan yang ini nama nya kunyit." Ujar Ratih mengajari ku."Apa bedanya? Semua nya terlihat sama""Coba mas cium aroma nya pasti berbeda, dan jika kunyit itu yang paling mudah, karena warnanya berbeda sendiri" Jelasnya."Oh"
Kulihat Ratih sudah tidak secanggung tadi, kini dia lebih santai dan ceria. Ku tatap saat ia sedang sibuk menggoreng ayam, keringat nya menetes dari pelipis nya. Segera ku usap menggunakan lengan kemejaku.
"Ehem"Suara mama mengagetkan ku."Halalin dulu kali Al, nanti baru uwwu uwwuan lagi" Ujar mama membuatku kikuk, ku garuk tenguk yang tak gatal.Kulihat pipi Ratih bersemu merah. Apakah ia juga menyukaiku? Ah, mungkin saja, banyak wanita yang menginginkan ku, tidak mungkin jika Ratih tidak menyukai ku. Aku pun meninggalkan dapur, ku biarkan dua wanita yang ku sayangi itu bergulat dengan alat dapur.
***"Waktu nya makan siang." Teriak mama dari arah meja makan. Aku pun segera menghampiri mama yang sudah duduk disebelah Ratih.Ku sodorkan piring ke arah mama, meminta agar di layani. Namun,"Makan yang banyak ya nak, biar kamu sehat terus" ucap mama yang mengambil piring Ratih, di isinya nasi dan lauk pauk untuk nya. Ah mama, sakit sekali hati ku melihat ini. Hiks hiks.."Mana untuk Al ma?" Tanya ku dengan piring yang masih ku angkat.
"Ambil sendiri Al, kamu kan sudah besar." Ujar mama.
Jika sudah ada mantu, jadi begini lah, siapa anak nya yang sebenar nya. Namun melihat mama bahagia seperti ini, aku pun ikut bahagia merasakan nya."Al tolong antar kan bekal papa ke kebun, sekalian antar Ratih pulang, kasian dia susah terlihat lelah." Ujar mama. Ya, keluargaku memiliki usaha tanaman. Berbagai jenis tanaman dari harga murah hingga yang langka sekalipun, kami memiliki nya."Baik ma, akan ku antar.""Ayo tih, ku antar pulang." Lanjut ku."Ah tidak usah makasih, maaf merepotkan." Jawab Ratih kikuk."Tidak apa apa, tok suatu saat memang akan selalu begini, iya kan Al?" Tanya mama, lagi lagi membuatku canggung, malu dan grogi."Baiklah jika tidak merepotkan, tante saya pamit pulang dulu ya, terimakasih hidangan nya. Assalamualaikum""Wa'alaikumussalam, hati hati bawa calon mantu mama Al.""Ma, Al malu." Bisik ku pada mama, yang di balas dengan kekehan kecil di bibirnya. Senang sekali bisa membuatmu bahagia ma. Love you ma, maafkan diriku yang telah membuatmu kecewa 5 tahun yang lalu.Ada apa 5 tahun yang lalu? Kalo kepo pantengin terus ya.
*Bersambung~ Mencintai seseorang itu tanpa alasan. Jika kamu bisa menjelaskan mengapa kamu mencintai nya, itu bukan Cinta. ~"Ma, Al malu." Bisik ku pada mama, yang di balas dengan kekehan kecil di bibir nya. Senang sekali bisa membuatmu bahagia ma. Love you ma, maaf kan diriku yang telah membuat mu kecewa 5 tahun yang lalu.***Malam hari pun tiba, saat nya makan malam bersama mama dan papa."Malam ma, malam pa." Sapa ku. Papa pun tercengang dengan apa yang ku ucap kan."Kamu sakit Al?" Tanya papa"Ish. Papa gimana sih, anak nya sehat, ceria begini kok malah dibilang sakit." Ujar ku tak terima di katakan sakit."Tumben saja kamu menyapa seperti ini, ada apa? Coba ceritakan!""Itu pa, tadi siang, Al bawa pulang calon mantu kita." Ucap mama menyahuti.'Uhuk.'" Ini minum nya pa, pelan pelan dong kalau makan." Ujar ku."Calon mantu? Ada yang mau sama preman kaya Al gini?" Ejek papa sembari menunjuk ku.
~Hal baik dan buruk akan selalu datang silih berganti. Jangan khawatir tentang hal itu, akan ada saatnya bahagia akan ada saat kita bahagia dikemudian hari. Teruslah bersabar, hingga waktu baik itu datang menghampiri mu. ~" Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon.""Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain."Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai, aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.Kulihat di dapan cafe sosok pria yang ku kagumi melambaikan tangan padaku.'Mengapa dia masih disini.'Ku hampiri ia yang sedang bersandar pada motor nya, dengan membawa botol minum."Minum lah!" Ujar nya memberi perintah.Ku terima botol yang berisi air murni dari pegunungan itu. Ku teguk sedikit berharap beban di pundak berkura
~ Bahagia itu sederhana. Cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini, maka hidup mu akan merasa cukup dan tidak kurang. Jika dirimu tak bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini, maka menyesal seumur hidup akan kau rasakan disaat telah kehilangan. Kehilangan untuk selama nya. ~"Kau kira ini permainan? Hampir saja jantungku lepas gara gara hal ini." Ucapku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.***Dia pun memberikan helm kepada ku, namun saat hendak mengambil nya, ditarik nya kembali helm itu lalu di pasangkan ke kepala ku."Ah kelamaan ngambil helm gitu aja." Ujar nya."Ha? Baru saja mau saya ambil, tapi kau me
~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya.Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."
~ Jika suatu saat ada seorang yang membuatmu merasa surga lebih dekat denganya, maka perjuangkan lah. ~'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.Akhirnya aku pun menyerah setelah beberapa waktu menyusuri jalanan ibu kota yang masih terlihat ramai. Tak ku temukan sosok yang ku cari, hanya doa yang bisa ku panjatkan, semoga dirimu baik baik saja. Esok pagi akan ku cari lagi hingga ku bertemu dengan mu Ratih.****Bangun di pagi buta, dengan udara yang masih mengembun, belum terlihat sinar sang mentari yang menghiasi dunia ini.Hanya 3 jam aku tidur, itu pun tidak bisa tenang, yang ku rasakan raga memang tertidur, namun otak terus memutar memikirkan gadis yang tak bisa lepas dari pikiran ku.
~ Allah akan membantu hambanya yang memiliki niat baik. Maka dari itu, kita sebagai insan manusia harus taat dan patuh pada perintah - Nya. Jika kita baik kepada Allah, maka Allah akan memberikan balasan kebaikan berlipat lipat untuk hambanya. ~Ku putar murotal dalam mobil, sudah menjadi kebiasaan ku jika perjalanan jauh, berdzikir dan mendengarkan murotal, agar tak terjadi hal hal yanh tidak di inginkan.Membelokkan mobil ke sebuah mini market, membeli kopi dan beberapa snack untuk menemani perjalanan. Karna aku orangnya sedikit susah untuk beristirahat jika sudah melakukan perjalanan jauh.***Kini setelah 9 jam perjalanan yang ku tempuh Jakarta - Solo aku pun memutuskan untuk menuju pom terdekat, mengisi bahan bakar sekaligus berdoa kepada Allah supaya di permudah unuk bertemu dengan sang pujaan hati.Setelah menunaikan sholat, aku mengistirahatkan punggung yang terasa ingin copot, dan tangan yang sudah kesemutan. Sete
~ I believe that God create you for me to love. He picked you out from al the rest cause He knew I'd love you the best. ~" Saya hanya di juluki sebagai preman pak, karena saya suka berkelahi. Dan saya berkelahi bukan semata mata merusuhkan warga, bahkan saya yang membantu para warga jika ada yang di ganggu oleh orang orang jahat. Saya ini pembela kebenaran pak." Ujar ku tanpa sungkan lagi.Ayah Ratih terbahak mendengar penuturan ku, aku pun ikut senang melihat kehangatan keluarga ini."Baiklah jika begitu, silahkan mengobrol dulu dengan Ratih, saya mau kebelakang sebentar." Ujar pak Hasan berpamitan dan berlalu.Setelah tak kelihatan ujung ekor Pak Hasan, aku melirik Ratih. Ku lihat dia terus menunduk, membuat aku sungkan mengucapkan walau sepatah kata.Aku dan Ratih canggung dalam keadaan ini."Tih.""Mas."Ucap kami bersamaan, kemudian saling diam kembali sambil mengulum senyum."Aku."
Assalamualaikum readers. Hi guys, perkenalkan nama saya Pena Air. Saya membuah sebuah novel berjudul Suamiku Mantan Preman. Alasan saya membuat novel ini karena saya ingin membuat hal baru dalam hidup saya. Saya membuat cerita ini memiliki rasa yang bercampur, dari mulai bahagia, sedih, menegangkan, lucu, serta baper menjadi satu. Memang diawal cerita terlihat membosankan, namun jika di telaah lebih lanjut ke bab selanjut nya, maka para readers akan menemukan hal yang baru. Warning! Novel ini mengandung 18+, jika para readers belum mencukupi umur, jangan melanjutkan ke bab selanjut nya. Karena di bab selanjutnya akan ada episode yang lebih panas. Jika ingin membaca dan belum cukup umur, tunggu umurnya mencukupi dulu baru lanjutkan membaca ke bab selanjut nya. Ambil pesan yang terdapat dalam cerita, saring cerita dengan mengambil hal yang baik di dalam nya. Jika yang buruk jangan di tiru ya