~Hal baik dan buruk akan selalu datang silih berganti. Jangan khawatir tentang hal itu, akan ada saatnya bahagia akan ada saat kita bahagia dikemudian hari. Teruslah bersabar, hingga waktu baik itu datang menghampiri mu. ~
" Lalu bagaimana dengan karyawan pak? Saya baru saja bekerja disini. Tolong jangan di tutup pak, saya mohon." "Tidak ada jalan lain, jadi saya mohon tinggalkan cafe ini. Kamu bisa mencari pekerjaan lain." Bagai guntur disiang hari, semangat yang sudah kupupuk luntur seketika. Dengan langkah gontai, aku pun keluar dari Resto & Cafe. Kemana lagi kakiku harus berlabuh.Kulihat di dapan cafe sosok pria yang ku kagumi melambaikan tangan padaku. 'Mengapa dia masih disini.'Ku hampiri ia yang sedang bersandar pada motor nya, dengan membawa botol minum."Minum lah!" Ujar nya memberi perintah.Ku terima botol yang berisi air murni dari pegunungan itu. Ku teguk sedikit berharap beban di pundak berkurang." Mengapa kau masih disini?" Tanya ku pada nya." Tuh " Tunjuk nya kearah dimana tulisan 'Tutup' itu berada."Ah iya." Aku yang canggung itu pun menggaruk kepala yang tak gatal."Apa ada masalah? Mengapa tutup?" Tanya nya."Tidak ada masalah, tak apa, sudah ayo pulang." Ujar ku. Dia malah berdiri dan berjalan memasuki cafe tersebut. Ku hentikan langkah nya dengan menarik lengan nya."Saya tidak suka dibohongi!" Ujar nya penuh penekanan. Aku pun takut dibuatnya."Baiklah, ayo duduk disana dulu, akan kuceritakan semua nya." Ucap ku menunduk, tak berani menatap wajah nya. Setelah mendapatkan tempat yang tidak terlalu ramai, aku pun mulai menceritakan apa yang terjadi."Tinggal cari kerja lagi aja, tidak susah kan?" Ucap nya enteng."Tidak susah katamu? Hei, kau tau? Aku menemukan pekerjaan ini saja setelah seminggu aku di ibu kota. Mana uang saku sudah menipis lagi." "Em. Kamu perantau?" Tanya nya."Iya, aku dari Solo. Kau tau kan kota Solo?" Ucap ku memastikan."Oh, Jawa Tengah ya?""Iyah."Hening, aku pun menghabiskan air yang berada di tangan."Kamu lapar?" Tanya nya membuat ku bingung.
"Tidak, memang nya kenapa?" Jawab ku berbohong.
"Lalu mengapa itu cepat sekali habis?"
Aku pun tersenyum kikuk.
" Ya karena aku haus. " Ucap ku mengelak.
"Ayo, kita pulang. Besok aku akan mencari kerja lagi." Ajak ku."Ratih kau pasti bisa, yakin bisa. Gak boleh nyerah, Ratih kuat yok." Lanjut ku menyemangati diri sendiri."Bagus, aku suka semangat mu. Ya sudah ayo pulang." Ajak nya menggandeng tangan ku, aku pun menurut.Dalam perjalanan pun hening, tiba tiba dia memarkirkan motor nya di salah satu warung makan. "Ayo turun!" Ajak nya. Aku yang sedang melamun pun kaget dibuat nya."Ah, iya. Kenapa kita kesini?" Tanya ku."Aku lapar, ayo temani aku makan.""Em, baiklah." Ucap ku pasrah."Kamu ingin makan apa?" Tanya nya."Aku tidak makan, aku sudah kenyang." Ujar ku kembali berbohong.
"Aku tidak suka makan sendiri, kamu pesan atau kita makan sepiring berdua?" Ujar nya membuat mata ku melotot ke arah nya.
"Mangkanya cepat pesan, lihat ibu nya menertawakan kita karena kamu terlalu lemot."
'Lemot dia kata?'
"Kalian serasi sekali." Ucap ibu itu, aku pun segera memesan makanan, takut di ledek lagi.
"Bu nasi sama telur ceplok saja satu" Ucap ku polos, terdengar tawa yang keluar dari mulut nya.
Ada yang salah kah? "Mengapa tertawa? Ada yang aneh?" Tanya ku penuh heran dengan pria ini. Dia tak menjawab pertanyaan ku."Bu, kasih nasi, sayur asem asem nya sama ayam gorengnya ya bu, dua porsi." Pesan nya kepada ibu penjual."Makan mu banyak sekali." Lagi lagi dia tertawa. Apakah pertanyaan ku ini lelucon?"Iya makan ku memang banyak, minum mu apa?" Tanya nya kembali."Air putih saja." " Ya sudah sana cari tempat duduk, nanti ku susul." Ujar nya, aku pun menurut saja.Tak lama kemudian, ia pun duduk di depanku dengan membawa dua porsi yang di pesan nya tadi. Namun malah satu nya diberikan untuk ku."Mengapa ini untuk ku? Mana pesanan ku?" Tanya ku." Ini minum nya, silahkan menikmati. " Ujar ibu itu."Loh, bu ini salah, saya pesan nasi telur, minum nya air putih. Ini bukan pesanan saya." Ujar ku sebelum ibu itu pergi menjauh."Tanya sama mas nya aja neng." Jawab nya.Aku pun menoleh kearah nya yang nyengir dengan menyuapkan nasi kearah nya."Mas jangan begitu, aku tidak punya uang untuk membayar nya. Tolong tukar kan makanan ku." Ucap ku memohon."Aku yang akan membayar, anggap saja aku menraktir mu karna kamu berhasil membuat mama ku senang." "Senang? Karna apa?" "Sudah, nanti saja aku jelaskan, sekarang makan dulu." Ucap nya. Aku pun kembali menurut. Entah lah aku seperti terhipnotis dengan ucapan nya. Aku yang dulu terkenal sebagai wanita yang keras kepala, egois yang tinggi, barubah seketika ketika mengenal nya. Bahkan untuk membantah ucapan nya saja aku tak berani. Aku sudah tersihir oleh nya.Makan pun telah selesai, namun hal yang tak terduga pun terjadi. "Waduh, dompetku ketinggalan, gimana dong?" Ucap nya mencari cari dompet di sekitar kantong nya."Mas jangan bercanda, aku cuma bawa uang 15 ribu, tidak cukup untuk membayar semua ini." Ucap ku penuh khawatir."Benar, aku tidak membawa nya. Bagaimana ini?" Tanya nya panik.Keringat ku pun mulai membasahi dahi, tak pernah kejadian seperti ini semasa hidup ku. Seharus nya aku tak menurut dengan ucapan nya, tapi apa ini? Menurut malah membuat masalah."Atau begini saja, kita kabur." Ucap nya memberi solusi."Jangan ngaco kamu mas, sama saja kita mencuri. Tidak boleh seperti itu." "Lalu bagaimana? Lihatlah warung ini ramai, jika kita mengatakan nya apa tidak malu?" Tanya nya lagi.Aku pun memutar otak, bagaimana cara agar dapat membayar."Atau akan ku bayar dengan cuci piring saja mas, tidak apa apa." Ucap ku memberi solusi."Jangan! Itu bukan ide yang bagus.""Em, jika kita memberi jaminan, apa mas akan pulang mengambil dompet?" Tanya ku berhati hati."Tentu saja. Tapi jaminan apa?""KTP ku saja mas, tidak apa apa." "Baik lah kalau begitu."Aku pun segera menuju meja kasir, aku pun melihat keadaan sekitar, jujur saja malu untuk mengucapkan nya."Bu, maaf ini saya hanya punya uang 15 ribu, dan ini KTP saya. Teman saya lupa membawa dompet, jadi dia ingin pulang sebentar untuk mengambil dompet." Ujar ku berbisik, kulihat ibu itu terkejut, lalu ibu itu menatap kearah Mas Al dan diriku."Baiklah, tapi nanti kembali lagi ya, ini KTP saya pegang." Ucap ibu itu."Baik bu, terima kasih."*Di parkiran."Nih KTP mu." Ucap mas Al"Loh, bagaimana bisa? Kenapa KTP ku ada di mas?""Jangan bilang mas merebut KTP itu dan kabur ya?" Ucap ku memastikan, takut jika hal itu terjadi."Hahaha. Dasar gembrot polos." Dia menertawakan ku? Apa yang sebenar nya terjadi? Apa aku telah di tipu?"Jadi, tadi sudah ku bayar di muka. Aku hanya mengerjai mu saja. Terlihat lucu jika sedang panik." Ucap nya lalu tertawa lepas."Kau kira ini permainan? Hampir saja jantung ku lepas gara gara hal ini." Ucap ku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.
Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.*Bersambung..~ Bahagia itu sederhana. Cukup syukuri apa yang kita miliki saat ini, maka hidup mu akan merasa cukup dan tidak kurang. Jika dirimu tak bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini, maka menyesal seumur hidup akan kau rasakan disaat telah kehilangan. Kehilangan untuk selama nya. ~"Kau kira ini permainan? Hampir saja jantungku lepas gara gara hal ini." Ucapku marah."Gak usah marah, muka mu itu loh bulet." Ujar nya yang membuat diriku cemberut menjadi tertawa.Dia memang unik, dapat membuat ku marah, namun juga dapat membuat ku tertawa di waktu yang bersamaan.Aku pun yang memang awalnya humoris, mendengar kata itu saja membuatku tertawa. Dasar preman yang susah di tebak.***Dia pun memberikan helm kepada ku, namun saat hendak mengambil nya, ditarik nya kembali helm itu lalu di pasangkan ke kepala ku."Ah kelamaan ngambil helm gitu aja." Ujar nya."Ha? Baru saja mau saya ambil, tapi kau me
~ Usaha tidak akan menghianati hasil. Maka teruslah berusaha agar apa yang kamu inginkan terwujud. Jangan lupa, iringi dengan doa dan tawakal kepada Allah, maka hasil nya bisa melebihi ekspetasi mu. ~Selama perjalanan aku pun memutar musik kesukaan ku. Lagu jadul yang kini kembali naik daun, lagu dari Westlife - Nothing's Gonna Change My Love for You. Itu salah satu lagu favorite ku saat melakukan perjalanan jauh, saat bersedih, bahkan terluka. Lagu itu menceritakan tentang betapa besar cintanya kepada seseorang yang ia cinta.Aku telah sampai di kota kelahiran, disini lah aku di besarkan, kota yang penuh dengan keindahan. Keindahan wisata nya, maupun keramahan orang nya.Aku telah sampai di rumah, ku lihat ayah sedang memasak."Assalamu'alaikum." Salam ku, ayah pun menoleh."Masya Allah nduk, kamu sudah pulang?" Tanya nya, ku pegang tangan yang sudah membesarkan ku hingga kini, ku cium punggung tangan nya dengan takzim."
~ Jika suatu saat ada seorang yang membuatmu merasa surga lebih dekat denganya, maka perjuangkan lah. ~'Ku rasa ia mengenalku.' Batin ku. Aku melajukan motor menuju rumah, ku tengok kanan dan kiri, berharap Ratih muncul di depan ku.'Kemana dirimu saat ini?' Kekhawatiran ku tak bisa di sembunyikan, mengingat dia perantau dan tak memiliki satu keluarga pun disini.Akhirnya aku pun menyerah setelah beberapa waktu menyusuri jalanan ibu kota yang masih terlihat ramai. Tak ku temukan sosok yang ku cari, hanya doa yang bisa ku panjatkan, semoga dirimu baik baik saja. Esok pagi akan ku cari lagi hingga ku bertemu dengan mu Ratih.****Bangun di pagi buta, dengan udara yang masih mengembun, belum terlihat sinar sang mentari yang menghiasi dunia ini.Hanya 3 jam aku tidur, itu pun tidak bisa tenang, yang ku rasakan raga memang tertidur, namun otak terus memutar memikirkan gadis yang tak bisa lepas dari pikiran ku.
~ Allah akan membantu hambanya yang memiliki niat baik. Maka dari itu, kita sebagai insan manusia harus taat dan patuh pada perintah - Nya. Jika kita baik kepada Allah, maka Allah akan memberikan balasan kebaikan berlipat lipat untuk hambanya. ~Ku putar murotal dalam mobil, sudah menjadi kebiasaan ku jika perjalanan jauh, berdzikir dan mendengarkan murotal, agar tak terjadi hal hal yanh tidak di inginkan.Membelokkan mobil ke sebuah mini market, membeli kopi dan beberapa snack untuk menemani perjalanan. Karna aku orangnya sedikit susah untuk beristirahat jika sudah melakukan perjalanan jauh.***Kini setelah 9 jam perjalanan yang ku tempuh Jakarta - Solo aku pun memutuskan untuk menuju pom terdekat, mengisi bahan bakar sekaligus berdoa kepada Allah supaya di permudah unuk bertemu dengan sang pujaan hati.Setelah menunaikan sholat, aku mengistirahatkan punggung yang terasa ingin copot, dan tangan yang sudah kesemutan. Sete
~ I believe that God create you for me to love. He picked you out from al the rest cause He knew I'd love you the best. ~" Saya hanya di juluki sebagai preman pak, karena saya suka berkelahi. Dan saya berkelahi bukan semata mata merusuhkan warga, bahkan saya yang membantu para warga jika ada yang di ganggu oleh orang orang jahat. Saya ini pembela kebenaran pak." Ujar ku tanpa sungkan lagi.Ayah Ratih terbahak mendengar penuturan ku, aku pun ikut senang melihat kehangatan keluarga ini."Baiklah jika begitu, silahkan mengobrol dulu dengan Ratih, saya mau kebelakang sebentar." Ujar pak Hasan berpamitan dan berlalu.Setelah tak kelihatan ujung ekor Pak Hasan, aku melirik Ratih. Ku lihat dia terus menunduk, membuat aku sungkan mengucapkan walau sepatah kata.Aku dan Ratih canggung dalam keadaan ini."Tih.""Mas."Ucap kami bersamaan, kemudian saling diam kembali sambil mengulum senyum."Aku."
Assalamualaikum readers. Hi guys, perkenalkan nama saya Pena Air. Saya membuah sebuah novel berjudul Suamiku Mantan Preman. Alasan saya membuat novel ini karena saya ingin membuat hal baru dalam hidup saya. Saya membuat cerita ini memiliki rasa yang bercampur, dari mulai bahagia, sedih, menegangkan, lucu, serta baper menjadi satu. Memang diawal cerita terlihat membosankan, namun jika di telaah lebih lanjut ke bab selanjut nya, maka para readers akan menemukan hal yang baru. Warning! Novel ini mengandung 18+, jika para readers belum mencukupi umur, jangan melanjutkan ke bab selanjut nya. Karena di bab selanjutnya akan ada episode yang lebih panas. Jika ingin membaca dan belum cukup umur, tunggu umurnya mencukupi dulu baru lanjutkan membaca ke bab selanjut nya. Ambil pesan yang terdapat dalam cerita, saring cerita dengan mengambil hal yang baik di dalam nya. Jika yang buruk jangan di tiru ya
~ Alam memang tempat terbaik untuk merefresh pikiran. Jika kau sedang merasa bebanmu berat, maka coba lah untuk menyatu dengan alam, maka akan terasa lebih ringan. ~"Siap pak. Ya sudah kami pamit pak, assalamu'alaikum." Ucap ku.Tiba tiba sosok anak perempuan keluar dari bilik, menggunakan pakaian yang rapi."Aku ikut, aku ikut." Ujar nya bersemangat.Anak perempuan itu ialah adik nya Ratih, dia bernama Safira Ardianti, biasa di sebut Fira. Kulit nya sawo matang, berbeda dengan Ratih yang kuning langsat. Gadis itu menggunakan pakaian dengan atasan sweater dan bawahan celana jin, serta jilbab berwarna hitam, senada dengan nya. Berbeda dengan Ratih yang menggunakan celana kain dan atasan tunik kuning serta jilbab coklat susu yang menghiasi kepalanya. Dirinya terlihat anggun, berbeda dengan adik nya yang terlihat tomboy."Mengapa kamu sudah rapi? Mau kemana kamu?" Tanya Ratih."Hehe, mau ikut jalan jalan lah, kan jarang jarang naik mobil
~ Jika kita memiliki niat yang baik, tidak akan bisa mendapatkan nya dengan mulus. Ada saja rintangan yang akan kita lewati, sabarkan diri bagaikan air yang selalu melewati celah bebatuan, kumbangan air hingga ia terjatuh dan mendarat di samudra yang luas. Temukan jati diri mu, jadikan dirimu manusia yang memperluas rasa sabarnya seperti air, maka dirimu akan mendapatkan kehidupan yang tenang dan damai.~Aku kembali dan mencari nya, apakah dia di culik? Masa iya ada yang berani menculik preman seperti dia.Aku kembali melangkah menuju rumah, namun sekilas pikiran ku tertuju pada hal hal yang tak di inginkan, mengingat di desa ini juga ada preman seperti Bang Kohar.Aku mulai panik, ku cari di setiap jalan yang ku lalui tadi, dan ternyata.."Ba!"Al bersembunyi di balik pohon besar, mengagetkan ku hingga aku meloncat kebelakang."Apaan sih kamu mas, gak lucu tau." Ujar ku marah, kembali meninggalkan dia yang tertawa akan kejahilan nya.