Share

Bab 2

Penulis: Alfred Joven
Brian menatapku sambil mengernyit, beberapa saat kemudian, dia pun berkata dengan dingin,

“Bu, aku nggak mengenalmu. Aku memang beretika, tapi bukan berarti aku bisa menerima kamu terus-menerus menyebarkan fitnah tentang istri dan anakku. Jangan lupa, bagian legal perusahaan kami bukan untuk main-main!”

Stefani sangat marah hingga wajahnya memerah, dia berkata dengan tak percaya, “Ayah, apa yang kamu katakan?! Kamu nggak mengenal aku dan ibu?”

Tawa orang sekeliling langsung meledak,

“Adik kecil, kamu keasikan berakting, ya? Sebelum Pak Brian benar-benar marah, cepat bawah ibumu pergi. Grup Soi bukan perusahaan yang bisa disinggung oleh rakyat biasa seperti kalian seenaknya!”

Bahkan teman sekelas Stefani pun merasa jijik, “Stefani, kok kamu begitu menjijikkan? Biasanya terlihat begitu sopan, ternyata aslinya sekotor itu?!”

Stefani buru-buru meraih baju Brian dan memohon,

“Ayah, ada apa denganmu? Kenapa bilang nggak mengenal kami?! Cepat jelaskan pada mereka! Ayah nggak dengar? Mereka sudah menghina ibu dengan begitu kejam!”

Namun, Brian langsung menepis tangan putrinya dengan tanpa ragu. Stefani terhuyung dua langkah ke belakang, wajahnya tampak begitu terluka.

Di saat yang sama, Enny menggenggam erat jari-jari Brian, lalu menatapku dengan tatapan yang menantang.

Seketika aku sadar, Enny jelas mengenalku.

Aku pun menarik putriku ke sisiku.

“Stefani, ingat baik-baik. Mulai sekarang, kamu sudah nggak punya ayah lagi.”

Mendengar itu, alis Brian tampak berkerut. Tak lama kemudian, ponselku kembali bergetar.

[Yuky, aku bahkan sudah menjelaskan padamu. Aku hanya menjadi ayah untuk Sherwin sehari saja. Kenapa kamu nggak bisa berempati sedikitpun?]

[Kalau aku mengakui identitasmu di depan semua orang, bagaimana Enny dan Sherwin menghadapi orang lain ke depannya? Bagaimana Sherwin bisa sekolah dengan tenang?]

[Kalau bukan kamu yang memulai keributan ini, mana mungkin bisa sampai seperti ini? Salahmu sendiri sampai dihina begitu. Sekarang, cepat bawa Stefani pulang dan renungkan baik-baik!]

Aku hanya bisa terkekeh sinis. Sepertinya dia sudah terlalu lama duduk di posisi manajer umum, sampai lupa siapa yang memberinya kekuasaan itu.

Tiba-tiba, guru penyelenggara acara pun buru-buru datang melerai, sekaligus mengumumkan lomba lari seru-seruan akan segera dimulai.

Ketika berjalan menuju lapangan, Enny berpapasan denganku. Senyuman penuh kemenangan terukir di wajahnya.

“Wanita nggak berguna sepertimu memang pantas dibuang. Hanya wanita karir sepertiku yang cocok mendampingi pengusaha sukses seperti Brian. Kalau kamu tahu diri, cepatlah cerai dengannya!”

Aku tertawa dingin, wanita karir?

Baru saja bagian HRD mengirimiku laporan bahwa sebenarnya Enny hanyalah karyawan yang dipromosikan Brian lewat jalur belakang. Bahkan pekerjaan paling dasar pun dia tak mengerti.

Sepertinya, Enny hanya tahu statusku sebagai istri Brian, tapi dia tak tahu bahwa akulah pengendali Grup Soi.

Bagian HRD dan legal perusahaan sudah menyiapkan surat pemecatan, sekaligus surat perjanjian cerai dan sedang menuju ke sini.

Aku sengaja tetap tinggal di sini. Aku ingin mempermalukan Brian dan Enny di depan semua orang!

Ini semua demi diriku dan putriku!

Brian dan Enny dibawa ke tribun VIP. Para guru dan orang tua sibuk menjilat, berlomba-lomba menyenangkan mereka.

Brian duduk dengan dagu terangkat, terlihat penuh kesombongan dan wajahnya terlihat begitu puas.

Sementara, Stefani sudah berdiri di garis start. Dia menoleh padaku dengan senyuman terpaksa. Aku pun melambaikan tangan memberi semangat.

Namun tiba-tiba, terjadi musibah. Sherwin berlari ke jalur Stefani, lalu sengaja menjulurkan kaki dan membuat Stefani terjatuh keras ke depan!

Aku bergegas menghampiri dan melihat wajah putriku yang menahan sakit sampai berkeringat dingin. Kedua lututnya terluka.

Jantungku pun ikut sakit.

Sementara, si biang kerok malah terlihat penuh kemenangan dan tertawa puas.

“Siapa suruh kalian cari masalah! Biar kalian kapok!”

Aku begitu marah dan ingin menamparnya, tapi Brian langsung menghadangku. Dia berdiri di depan sepasang ibu dan anak itu untuk melindunginya.

“Cukup! Hanya candaan anak-anak, masa orang dewasa pun mau mempermasalahkannya?”

Dadaku naik turun menahan emosi, “Candaan? Kamu buta?! Nggak lihat anakmu sudah kesakitan begitu?! Dia jelas-jelas sengaja melukainya!”

Enny malah tersenyum tipis, lalu mengeluarkan segepok uang dari dompetnya dan melemparkannya ke tubuh Stefani.

Tatapannya tertuju padaku, “Kalian repot-repot berakting seperti ini, tujuannya hanya untuk uang, ‘kan? Ini uang kompensasi untuk luka anakmu. Ambil uang ini dan pergi!”

Para orang tua yang ikut menonton sejak tadi sudah tertawa terbahak-bahak. Mereka memandang aku dan putriku dengan tatapan penuh hinaan, sambil menjilat Brian dan Enny.

“Lihat, inilah akibatnya kalau berani menyinggung orang berkuasa. Terluka pun hanya bisa ditelan saja!”

“Mereka duluan yang cari masalah dengan keluarga Pak Brian. Ini memang salah mereka sendiri. Bahkan kalau sampai kakinya patah sekalipun, itu juga pantas mereka dapatkan!”

“Istri Pak Brian sudah kasih uang ke kalian, jadi cepat pergi saja!”

Stefani sedang dirawat oleh tim medis sekolah. Dia melirik ke arah Brian, seolah meminta pertolongan. Tapi, Brian hanya memalingkan wajah.

Tatapan Stefani pun tampak tak bersinar lagi, lalu menggenggam tanganku erat-erat.

“Ibu, benar katamu. Mulai hari ini, aku sudah nggak punya ayah lagi.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 7

    Mendengar perkataanku, para penjilat itu langsung merangkak dan berlutut di kakiku.Dengan wajah ketakutan, mereka memohon, “Bu Yuky, tolong maafkan kami! Tolong berikan kami jalan hidup!”Aku mendengus dingin, “Kalian sudah lupa betapa sombongnya kalian tadi? Bagaimana Kalian menghakimi aku dan putriku?”“Ini salah kami, kami yang buta! Kami terima kalau kamu mau memukul atau memarahi kami, tapi tolong beri kami jalan hidup!”Usai bicara, mereka langsung bersujud dan mengetukkan kepala berulang kali di lantai.Namun bagiku, itu hanyalah karena aku memiliki kekuasaan lebih daripada mereka. Sikap mereka hanyalah bentuk kepatuhan semata karena mempertimbangkan kepentingan.Aku memberi isyarat pada asisten. Dia segera memutar rekaman CCTV sekolah yang sudah disalin.Video itu langsung menyebar di seluruh internet.Dalam rekaman, mereka membuka mulut lebar-lebar dengan tampang munafik, seolah tidak mendengar penjelasan dan melihat penderitaan Yuky. Mereka hanya tahu menjilat Brian dan Enny

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 6

    Seketika, wajah Brian menjadi kaku. Perlahan, dia mengangkat tangan dan meremas surat perjanjian cerainya. Baru melihatnya sekilas, dia langsung berteriak padaku, “Apa? Keluar tanpa membawa sepeser pun?! Nggak mungkin!”Aku tak banyak bicara. Penasihat hukum di sampingku langsung berbicara dengan profesional, “Kalau ada keberatan, aku siap berhadapan di pengadilan. Tapi sampai sekarang, belum ada yang pernah mengalahkanku di persidangan.”Aku mengangguk setuju, lalu mengambil mikrofon lagi dan berkata, “Kedua, hari ini di depan semua orang, aku akan mencabut jabatan Brian sebagai manajer umum dan Enny sebagai asistennya! Mulai hari ini, Grup Soi nggak akan mempekerjakan mereka lagi!”Siaran langsung ini disiarkan serentak di semua layar besar gedung dan banyak lalu lintas. Saat aku berbicara, para pejalan kaki di seluruh kota pun berhenti dan menonton.“Seluruh kota bisa menyaksikan siaran langsung Brian ditendang keluar. Yuky memang pantas jadi direktur Grup Soi! Benar-benar totali

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 5

    Brian menatapku dengan tatapan tajam, tangannya sudah mengepal tanpa sadar. Sementara itu, Enny sama sekali tidak menyadarinya. Dengan semangat, dia menarik Brian dan buru-buru merapikan rambutnya.“Brian, cepat kenalkan aku pada mereka!”Brian ditarik oleh Enny menuju sekelompok orang-orang hebat itu. Brian berusaha keras menampilkan senyuman paling sopan dan bertanya, “Kok kalian ada waktu untuk datang berkeliling ke sini hari ini?”Sekelompok orang hebat itu bahkan tidak memedulikan mereka, meninggalkan Brian dan Enny dengan ekspresi antusias yang langsung berubah menjadi canggung.Orang-orang itu langsung berjalan ke arahku dan berkata, “Bu direktur, ini semua dokumen yang kamu minta.”Kata direktur itu bagaikan petir di siang bolong, membuat para orang tua dan guru yang menyaksikan tercengang.“Direktur? Siapa direkturnya?!”“Aku nggak salah dengar? Tokoh-tokoh besar yang biasanya hanya terlihat di TV ini memanggil wanita gila ini direktur?”Ekspresi mereka semakin sulit diartika

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 4

    Keterkejutan muncul sekilas di wajah Brian, tatapan matanya bergejolak dan suaranya terdengar seolah keluar dari sela-sela giginya, “Kamu yang memanggil mereka? Haruskah membuat masalah jadi serumit ini?”Aku mengangkat alis, tatapanku berubah dingin, tapi belum sempat aku bicara, Enny sudah mengangkat kepalanya dengan bangga dan berkata pada semua orang, “Yuky, lihat itu! Itu tim legal Grup Soi yang nggak pernah kalah. Kamu dan anakmu nggak hanya menyebarkan rumor, tapi juga mengaku-ngaku sebagai bagian perusahaan. Hari ini, kalian hanya bisa merangkak keluar dari ini!”Kemudian, dengan sombong dia berkata, “Aku yang panggil mereka!”Aku benar-benar tak bisa menahan tawa, tadi bagian HRD dan legal sudah melapor soal ini padaku.Brian menatap Enny dengan tidak percaya.Sementara, Enny sengaja mengedipkan mata genit padanya. Enny sama sekali tidak sadar wajah Brian yang begitu kaku. Bagaimanapun, Brian masih khawatir dengan kekuatanku. “Kak Brian, aku tahu kamu sudah ingin memberi pel

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 3

    Mendengar ucapan Stefani, Brian pun mengernyit. Lalu, dia berbalik melemparkan tatapan penuh keluhan padaku.Aku mengalihkan pandangan darinya, menatap orang-orang yang sedang menjilat, sambil melontarkan kata-kata paling keji untuk mengutuk aku dan putriku.Aku menatap mereka dan menyebut satu per satu, “Keluarga Zakri yang berbisnis aluminium, Keluarga Liam yang berbisnis semen, Keluarga Salim yang berbisnis produk kedelai….”Saat aku menyebutkan nama mereka dengan tepat dan tenang, orang-orang itu langsung terdiam, karena semuanya benar.Grup Soi memang bergerak di banyak bidang dan mereka semua menggantungkan hidup pada naungan Grup Soi.Kemudian, aku pun dengan tegas mengumumkan, “Mulai hari ini, Grup Soi akan menghentikan kerja sama dengan kalian.”Mereka sempat terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak, berdesakan mendekati Brian.“Semuanya lihat, perempuan ini benar-benar sudah gila! Barusan mengaku sebagai istri sah Pak Brian, sekarang lebih parah lagi, sok-sokan mengatasnamakan

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 2

    Brian menatapku sambil mengernyit, beberapa saat kemudian, dia pun berkata dengan dingin, “Bu, aku nggak mengenalmu. Aku memang beretika, tapi bukan berarti aku bisa menerima kamu terus-menerus menyebarkan fitnah tentang istri dan anakku. Jangan lupa, bagian legal perusahaan kami bukan untuk main-main!”Stefani sangat marah hingga wajahnya memerah, dia berkata dengan tak percaya, “Ayah, apa yang kamu katakan?! Kamu nggak mengenal aku dan ibu?”Tawa orang sekeliling langsung meledak, “Adik kecil, kamu keasikan berakting, ya? Sebelum Pak Brian benar-benar marah, cepat bawah ibumu pergi. Grup Soi bukan perusahaan yang bisa disinggung oleh rakyat biasa seperti kalian seenaknya!”Bahkan teman sekelas Stefani pun merasa jijik, “Stefani, kok kamu begitu menjijikkan? Biasanya terlihat begitu sopan, ternyata aslinya sekotor itu?!”Stefani buru-buru meraih baju Brian dan memohon, “Ayah, ada apa denganmu? Kenapa bilang nggak mengenal kami?! Cepat jelaskan pada mereka! Ayah nggak dengar? Merek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status