Share

Bab 3

Author: Alfred Joven
Mendengar ucapan Stefani, Brian pun mengernyit. Lalu, dia berbalik melemparkan tatapan penuh keluhan padaku.

Aku mengalihkan pandangan darinya, menatap orang-orang yang sedang menjilat, sambil melontarkan kata-kata paling keji untuk mengutuk aku dan putriku.

Aku menatap mereka dan menyebut satu per satu,

“Keluarga Zakri yang berbisnis aluminium, Keluarga Liam yang berbisnis semen, Keluarga Salim yang berbisnis produk kedelai….”

Saat aku menyebutkan nama mereka dengan tepat dan tenang, orang-orang itu langsung terdiam, karena semuanya benar.

Grup Soi memang bergerak di banyak bidang dan mereka semua menggantungkan hidup pada naungan Grup Soi.

Kemudian, aku pun dengan tegas mengumumkan, “Mulai hari ini, Grup Soi akan menghentikan kerja sama dengan kalian.”

Mereka sempat terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak, berdesakan mendekati Brian.

“Semuanya lihat, perempuan ini benar-benar sudah gila! Barusan mengaku sebagai istri sah Pak Brian, sekarang lebih parah lagi, sok-sokan mengatasnamakan Grup Soi untuk memutuskan hubungan kerja sama.”

“Cih! Kamu pikir kamu siapa?! Pak Brian bahkan nggak bicara apa-apa, kok malah kamu yang bertingkah? Ada yang punya nomor rumah sakit jiwa? Cepat bawa dia ke sana!”

Raut wajah Brian semakin muram dan tatapannya juga menjadi tajam. Dia melangkah maju dan berbisik padaku,

“Yuky, aku sudah menjabat lama di Grup Soi. Kamu pikir kamu masih pantas membuat keributan sebesar itu? Kamu pikir keputusan masih ada di tanganmu? Cepat pulang saja!”

Aku hanya menatapnya lekat-lekat dan tak menjawab. Lalu mengalihkan pandangan pada orang-orang yang menertawakanku, termasuk Enny.

“Selama ini kalian semua salah paham. Brian memang benar manajer umum di Grup Soi, tapi yang mengambil keputusan itu aku!”

Enny sempat terkejut, lalu tertawa terbahak di pelukan Brian, sampai keluar air mata, “Dia benar-benar sudah gila.”

“Aku sudah lama kerja di Grup Soi dan hanya tahu kalau suamiku itu manajer umum Grup Soi! Aku bahkan belum pernah melihat wanita gila ini! Jangan-jangan dia bahkan nggak tahu yang mana gerbang kantor Grup Soi?!”

Aku hanya tersenyum tanpa menjawab, karena anak buahku akan tiba sebentar lagi.

Berdasarkan jabatan Enny, dia hanya bisa naik ke lantai 10 gedung kantor. Mana mungkin pernah bertemu dengan diriku yang berada di lantai 35?

Semua orang masih tertawa, hanya tatapan Brian yang sudah berubah jadi penuh kebencian.

Aku tahu, itu karena dia sedang ketakutan.

Tiba-tiba, ponsel putriku berdering. Begitu diangkat, dia langsung menjerit keras, seperti disambar sesuatu yang menyakitkan!

Begitu dinyalakan pengeras suaranya, terdengar, “Masih kecil sudah licik! Beraninya berpura-pura kasihan untuk menggoda orang! Orang tua nggak berhasil, malah menyuruh anaknya beraksi. Menjijikkan sekali….”

Aku buru-buru menutup telepon dan baru sadar kalau ada orang yang sudah menyebarkan kejadian hari ini ke internet.

Terutama saat Stefani menatap ke arah Brian, bagian itu sengaja ditambah bumbu yang kejam. Ada juga yang membocorkan nomor telepon dan nama sekolah putriku!

Aku mengalihkan pandangan ke arah Enny. Dia sedang tersenyum dan menantang ke arahku, bahkan dengan gerakan bibir, dia berkata,

“Ini hadiah untukmu, suka nggak?”

Putriku sudah mulai gemetaran, hujatan di internet terus berdatangan tanpa henti, bahkan telepon berisi perundungan online masuk satu per satu.

Para orang tua yang ingin menjilat di depan Brian langsung mengerumuni kami berdua, melontarkan makian tajam dan kutukan yang kejam.

“Lihat! Semua orang bisa menilai dengan mata kepala sendiri! Kalian berdua memang pantas membusuk di selokan!”

“Beraninya ngaku-ngaku sebagai petinggi Grup Soi! Tunggu saja digugat sampai bangkrut! Bagian legal Grup Soi itu terkenal tegas. Jangan sampai nanti rumahnya disita untuk ganti rugi, menangis pun sudah nggak ada gunanya!”

Ada yang melirik dengan wajah mengejek, sambil menyindir, “Bukannya itu sangat mudah? Ibu dan anak ini begitu murahan? Mereka tinggal naik ke ranjang pria mana saja, masalah sudah selesai, bukan?!”

Pada saat bersamaan, mobil komersial mewah meluncur kencang. Seseorang yang melihatnya langsung berteriak,

“Itu lambang Grup Soi, petingginya sudah datang!”

Para penjilat itu pun semakin bangga, langkah demi langkah mendekat ke arahku dan putriku. Mulut mereka terus berkomat-kamit, seperti ular berbisa yang siap menerkam,

“Habislah riwayat kalian! Pak Brian memang luar biasa, peringatannya bukan sekadar omong kosong, sekarang waktunya pembalasan! Memohon sekarang pun sudah nggak ada gunanya!”

Ada pula yang mengangkat ponsel, tatapan matanya tertuju padaku dan putriku dengan penuh niat jahat.

[Netizen sekalian, ini kelanjutan gosip heboh tentang sepasang ibu dan anak yang ingin menggoda bos besar. Cepat follow, aku bakal siaran langsung! Biar kalian lihat sendiri bagaimana konglomerat kalangan atas menyingkirkan wanita murahan!]

Enny menatap Brian dengan penuh perasaan, wajahnya tampak begitu gembira.

Namun, saat memandangku, ekspresi angkuh dan puas di wajahnya sama sekali tidak ditutupi. Di sampingnya, Sherwin pun berdiri dengan begitu sombong dan angkuh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 7

    Mendengar perkataanku, para penjilat itu langsung merangkak dan berlutut di kakiku.Dengan wajah ketakutan, mereka memohon, “Bu Yuky, tolong maafkan kami! Tolong berikan kami jalan hidup!”Aku mendengus dingin, “Kalian sudah lupa betapa sombongnya kalian tadi? Bagaimana Kalian menghakimi aku dan putriku?”“Ini salah kami, kami yang buta! Kami terima kalau kamu mau memukul atau memarahi kami, tapi tolong beri kami jalan hidup!”Usai bicara, mereka langsung bersujud dan mengetukkan kepala berulang kali di lantai.Namun bagiku, itu hanyalah karena aku memiliki kekuasaan lebih daripada mereka. Sikap mereka hanyalah bentuk kepatuhan semata karena mempertimbangkan kepentingan.Aku memberi isyarat pada asisten. Dia segera memutar rekaman CCTV sekolah yang sudah disalin.Video itu langsung menyebar di seluruh internet.Dalam rekaman, mereka membuka mulut lebar-lebar dengan tampang munafik, seolah tidak mendengar penjelasan dan melihat penderitaan Yuky. Mereka hanya tahu menjilat Brian dan Enny

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 6

    Seketika, wajah Brian menjadi kaku. Perlahan, dia mengangkat tangan dan meremas surat perjanjian cerainya. Baru melihatnya sekilas, dia langsung berteriak padaku, “Apa? Keluar tanpa membawa sepeser pun?! Nggak mungkin!”Aku tak banyak bicara. Penasihat hukum di sampingku langsung berbicara dengan profesional, “Kalau ada keberatan, aku siap berhadapan di pengadilan. Tapi sampai sekarang, belum ada yang pernah mengalahkanku di persidangan.”Aku mengangguk setuju, lalu mengambil mikrofon lagi dan berkata, “Kedua, hari ini di depan semua orang, aku akan mencabut jabatan Brian sebagai manajer umum dan Enny sebagai asistennya! Mulai hari ini, Grup Soi nggak akan mempekerjakan mereka lagi!”Siaran langsung ini disiarkan serentak di semua layar besar gedung dan banyak lalu lintas. Saat aku berbicara, para pejalan kaki di seluruh kota pun berhenti dan menonton.“Seluruh kota bisa menyaksikan siaran langsung Brian ditendang keluar. Yuky memang pantas jadi direktur Grup Soi! Benar-benar totali

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 5

    Brian menatapku dengan tatapan tajam, tangannya sudah mengepal tanpa sadar. Sementara itu, Enny sama sekali tidak menyadarinya. Dengan semangat, dia menarik Brian dan buru-buru merapikan rambutnya.“Brian, cepat kenalkan aku pada mereka!”Brian ditarik oleh Enny menuju sekelompok orang-orang hebat itu. Brian berusaha keras menampilkan senyuman paling sopan dan bertanya, “Kok kalian ada waktu untuk datang berkeliling ke sini hari ini?”Sekelompok orang hebat itu bahkan tidak memedulikan mereka, meninggalkan Brian dan Enny dengan ekspresi antusias yang langsung berubah menjadi canggung.Orang-orang itu langsung berjalan ke arahku dan berkata, “Bu direktur, ini semua dokumen yang kamu minta.”Kata direktur itu bagaikan petir di siang bolong, membuat para orang tua dan guru yang menyaksikan tercengang.“Direktur? Siapa direkturnya?!”“Aku nggak salah dengar? Tokoh-tokoh besar yang biasanya hanya terlihat di TV ini memanggil wanita gila ini direktur?”Ekspresi mereka semakin sulit diartika

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 4

    Keterkejutan muncul sekilas di wajah Brian, tatapan matanya bergejolak dan suaranya terdengar seolah keluar dari sela-sela giginya, “Kamu yang memanggil mereka? Haruskah membuat masalah jadi serumit ini?”Aku mengangkat alis, tatapanku berubah dingin, tapi belum sempat aku bicara, Enny sudah mengangkat kepalanya dengan bangga dan berkata pada semua orang, “Yuky, lihat itu! Itu tim legal Grup Soi yang nggak pernah kalah. Kamu dan anakmu nggak hanya menyebarkan rumor, tapi juga mengaku-ngaku sebagai bagian perusahaan. Hari ini, kalian hanya bisa merangkak keluar dari ini!”Kemudian, dengan sombong dia berkata, “Aku yang panggil mereka!”Aku benar-benar tak bisa menahan tawa, tadi bagian HRD dan legal sudah melapor soal ini padaku.Brian menatap Enny dengan tidak percaya.Sementara, Enny sengaja mengedipkan mata genit padanya. Enny sama sekali tidak sadar wajah Brian yang begitu kaku. Bagaimanapun, Brian masih khawatir dengan kekuatanku. “Kak Brian, aku tahu kamu sudah ingin memberi pel

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 3

    Mendengar ucapan Stefani, Brian pun mengernyit. Lalu, dia berbalik melemparkan tatapan penuh keluhan padaku.Aku mengalihkan pandangan darinya, menatap orang-orang yang sedang menjilat, sambil melontarkan kata-kata paling keji untuk mengutuk aku dan putriku.Aku menatap mereka dan menyebut satu per satu, “Keluarga Zakri yang berbisnis aluminium, Keluarga Liam yang berbisnis semen, Keluarga Salim yang berbisnis produk kedelai….”Saat aku menyebutkan nama mereka dengan tepat dan tenang, orang-orang itu langsung terdiam, karena semuanya benar.Grup Soi memang bergerak di banyak bidang dan mereka semua menggantungkan hidup pada naungan Grup Soi.Kemudian, aku pun dengan tegas mengumumkan, “Mulai hari ini, Grup Soi akan menghentikan kerja sama dengan kalian.”Mereka sempat terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak, berdesakan mendekati Brian.“Semuanya lihat, perempuan ini benar-benar sudah gila! Barusan mengaku sebagai istri sah Pak Brian, sekarang lebih parah lagi, sok-sokan mengatasnamakan

  • Suamiku Menjadi Ayah Untuk Anak Cinta Pertamanya   Bab 2

    Brian menatapku sambil mengernyit, beberapa saat kemudian, dia pun berkata dengan dingin, “Bu, aku nggak mengenalmu. Aku memang beretika, tapi bukan berarti aku bisa menerima kamu terus-menerus menyebarkan fitnah tentang istri dan anakku. Jangan lupa, bagian legal perusahaan kami bukan untuk main-main!”Stefani sangat marah hingga wajahnya memerah, dia berkata dengan tak percaya, “Ayah, apa yang kamu katakan?! Kamu nggak mengenal aku dan ibu?”Tawa orang sekeliling langsung meledak, “Adik kecil, kamu keasikan berakting, ya? Sebelum Pak Brian benar-benar marah, cepat bawah ibumu pergi. Grup Soi bukan perusahaan yang bisa disinggung oleh rakyat biasa seperti kalian seenaknya!”Bahkan teman sekelas Stefani pun merasa jijik, “Stefani, kok kamu begitu menjijikkan? Biasanya terlihat begitu sopan, ternyata aslinya sekotor itu?!”Stefani buru-buru meraih baju Brian dan memohon, “Ayah, ada apa denganmu? Kenapa bilang nggak mengenal kami?! Cepat jelaskan pada mereka! Ayah nggak dengar? Merek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status