Share

103. Curiga

Muzammil menarik tanganku dan mengajak ke ruang keamanan. Aku hanya pasrah dan mengikutinya bahkan Faruq pun mengikuti kami berdua.

"Jaga kamar anak-anakku, Burhan, jangan sampai kecolongan lagi!" pesan Muzammil sambil mempercepat langkahnya menyempatkan menghubungi bodyguard yang menjaga kamar Iqbaal dan Erkan.

"Aku takut anak-anak dalam masalah, Pangeran!" sahutku.

"Atau biar aku yang menunggu mereka, Zammil?" usul Faruq.

"Iya, Faruq, tolong!" jawab Muzammil.

Akhirnya Faruq berhenti sejenak karena terlalu lemah fisiknya, dan kami pun juga berhenti mengikuti Faruq.

"Kamu baik-baik saja, Faruq?" tanya Muzammil.

"Aku hanya capek," jawabnya singkat dibalik napasnya yang berpacu.

"Pangeran, bolehkah aku mengantar Tuan muda ke kamarnya? Kasihan dia pucat sekali," pintaku dengan pelan agar pangeran tidak cemburu.

Aku melihat dia sedang berpikir, aku tidak tahu apa yang ada dalam otaknya.Tapi aku lebih kasihan melihatnya tampak kesakitan dan melemah.

"Tidak perlu, Fahim, aku tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status