Share

45. Terkuak Penyamaran Fahim

Setelah perlakuan Faruq seperti itu membuat aku tidak nyaman lagi berada diantara mereka.

"Permisi aku ke belakang," gumamku lirih.

Mereka makan berdua, aku melihat hubungan mereka semakin kaku.

Dret ... Dret ... Dret ...! Ponsel di atas meja makan bergetar. 

"Faruq, nikmati makanmu, sebentar aku masih terima telepon!" pamit Muzammil menuju teras depan rumah.

Aku melihat Faruq berdiri dan berjalan menghampiriku. Kini aku merasa dia sedang berdiri di belakangku. Tanpa Muzammil di dekatku aku merasa tidak aman. Jantungku berdegup kencang, dadaku tiba-tiba sesak bernafas.

"Ada susu kurma buatku?" tanya Faruq sambil mendekatkan wajahnya.

Aku terbelalak, tak menyangka Faruq senekat itu. Tanpa menjawab aku mengambil gelas keramik, memanaskan susu dan menambahkan kurma yang kublender kasar. Faruq tertegun menatapku dari belakang. Hatiku semakin dag dig dug tak menentu. Bagaimana kalau dia menyadari kalau aku adalah Fahim?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status