Share

Kehadiran Leo

Sialnya, saat ia berhasil mendekati tempat tersebut, Ovan sudah tidak berada di tempat itu lagi.

"Sialan! Ke mana kau sekarang?!" kesalnya dan iapun berlari menuju pintu keluar, mencari kemana kemungkinan kedua orang itu pergi.

Hingga kakinya sampai di ruang parkir bertepatan dengan Ovan yang memasuki sebuah mobil bersama seorang wanita tadi.

"Brengsek!!" Leo mengumpat dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Barbara. Akan tetapi panggilannya ditolak dan bahkan sepertinya nomornya telah diblokir Barbara.

"Barbara, kenapa kau tak mengangkat panggilanku? Atau kau sebenarnya sudah tahu bahwa dia adalah gigolo? Hah! Kau sangat buruk Barbara, bagaimana bisa kau juga menyewa gigolo hanya untuk membuatku cemburu? Kau ketahuan, Barbara, kau ketahuan...," Leo berceloteh, berbicara sendiri dengan segala kemungkinan kenapa Barbara menjalin hubungan dengan pria sejenis Ovan.

"Baiklah, aku akan mempercayai bahwa kau masih mencintaiku, tapi haruskah kau melakukannya demi membuatku cemburu? Tapi, kenapa harus sampai menikah? Ataukah pernikahan itu palsu?"

Asumsi Leo masih dalam lingkup hubungan mereka yang terpaksa berakhir karena orang ketiga. Ia tahu ia telah bersalah karena mengkhianati Barbara. Pada akhirnya Leo justru melihat banyak hal dari diri Selen yang tidak disukainya. Di sisi lain ia sangat pengecut karena tidak bisa menerima keadaan Barbara yang menjadi lumpuh. Ia takut Barbara sungguh akan lumpuh selamanya.

"Baiklah, aku harus menemuimu besok, Barbara. Kau harus percaya padaku untuk kali ini, kau tak boleh terluka untuk kedua kalinya. Maafkan aku, maafkan aku yang telah menyakiti perasaanmu selama ini," lirih Leo sembari kembali ke mobilnya dengan lemah.

Ia akan kembali ke Jakarta dan menemui Barbara esok hari. Untuk itu ia harus melakukan perjalanan panjang dari Bandung ke Jakarta meski hari sudah menjelang pagi.

Setelah istirahat satu jam lamanya, Leo bangun untuk mandi. Ia akan menemui Barbara siang ini di rumahnya.

Dengan tekad yang kuat, ia merasa apa yang ia lakukan adalah kebenaran. Andai Barbara sudah tahu kalau Ovan adalah gigolo, maka ia akan menyerahkan urusan itu dan tidak ikut campur. Hanya saja yang Leo takutkan adalah bahwa Barbara ditipu oleh pria brengsek itu.

"Meskipun aku berkhianat, aku bukan lelaki hidung belang yang bersikap murahan dengan menjual diriku. Aku tak akan membiarkan orang seperti Ovan menikahimu Barbara," tekatnya.

Leo melaju, mengumpulkan keberanian untuk menemui Barbara di rumahnya.

*****

"Mas Leo, apa mas Leo juga diundang?" tanya Inem, pembantu Barbara di rumah itu, Inem sangat tahu hubungan Leo dengan Barbara yang telah kandas.

"Hmm, maksudmu apa Nem?" bingung Leo.

"Loh, Non Barbar lagi di Bandung loh Mas, akad nikah rencana malam ini, saya kira Mas Leo di undang di acaranya. Tapi nggak di sini Loh, Mas."

"Apa katamu? Di Bandung? Akad Nikah?"

"Iya, di Villa Hijau."

Tanpa mendengar penjelasan Inem selanjutnya, Leo segera meninggalkan wanita tersebut dan menuju mobilnya. Ia sudah semakin kacau sekarang ini, tak mungkin Barbara menikah malam ini bukan?

Sementara itu, Barbara kini tersenyum saat melihat Ovan datang dengan pakaian rapi berupa setelan jas berwarna merah maroon. Warna itu sangat cocok untuknya. Di sampingnya, seorang wanita bertubuh sintal dan berusia tak jauh darinya menggandengnya, membawa Ovan lebih dekat kepadanya.

"Apakah kau Barbara? Aku Nancy, kakak angkat Ovan yang tinggal di Bandung."

"Hmm, benarkah? Kenapa kau tak pernah cerita kalau punya kakak angkat yang sangat cantik begini?" Barbara menyambut wanita itu dengan seloroh menggoda Ovan.

"Hmm, toh kau sudah berkenalan juga akhirnya."

"Yah, kau benar. Mungkin saja karena hubungan kita terlalu singkat dan tiba-tiba menikah," balas Barbara sambil berpikir.

"Kau pintar cari istri, Ovan. Wanita ini memang seperti boneka Barbie yang cantik, apalagi kalau sudah dengan gaun seperti ini," puji Nancy mengagumi Barbara.

Suasana akrab meliputi mereka dan seluruh keluarga sudah berkumpul untuk menyaksikan acara pernikahan sederhana Barbara dan Ovan.Sangat hikmat dan sangat mudah, Ovan akhirnya menikahi Barbara. Kebahagiaan terlihat mewarnai suasana malam itu.

"Barbara...."

"Leo? Kau...kau di sini?" Barbara sangat terkejut dengan kehadiran Leo di hari pernikahannya. Padahal Barbara sengaja tak mengundang siapapun teman kampus mereka, apalagi mantan kekasihnya.

"Barbie, ada sesuatu yang harus kukatakan kepadamu," ucap Leo setengah berbisik. Leo sengaja datang secara diam diam untuk bisa menemui Barbara tanpa sepengetahuan Ovan. Secara kebetulan, Barbara pergi ke toilet sebentar.

"Apa maksudmu, kau, kenapa kau menemuiku seperti ini? Orang akan salah faham dengan kehadiranmu di sini," gusar Barbara.

"Maaf, tapi ini sangat penting, Barbara. Please, hentikan pernikahan ini, kau tak bisa menikahi Ovan brengsek ini."

"Brengsek? Bagaimana denganmu? Kau bahkan berselingkuh dengan sahabatku sendiri, Leo. Kau yang terburuk dalam hidupku!"

"Please, dengarkan aku sekali ini saja. Dia---"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status