4. Pernikahan Dennis dan Jennie

"Kata Papa tidak Angel! Kamu masih terlalu muda untuk menikah dan Papa tidak ingin kamu menyesal," kata Abraham mulai melunak pada sang Putri.

"Mama dan Papa juga menikah saat diusia yang sama denganku. Mama dan papa bahkan bahagia hingga sekarang lantas mengapa aku tidak boleh menikah diusia yang sekarang?" tanya Angel dengan nada keras.

"Nak... Pernikahan bukan hal yang segampang kau pikirkan," kata Mama pada Angel dengan nada lembut.

Lily merasa sedih karena dia bahkan tidak tahu bagaimana cara menenangkan putrinya karena memang hubungan keduanya tidak sedekat itu.

"Kamu sepertinya terlalu lelah sehingga bicara melantur, kamu tidak akan pernah bisa menikah dengan Dennis. Tidak akan pernah!" kata Papa tegas.

Hati Angel terasa nyeri saat sang Papa mengatakan itu, tapi dia juga sadar jika tanpa restu dari sang Papa maka pernikahan ini hanyalah sebuah wacana tanpa eksekusi.

"Apa Papa tidak takut kehilangan aku?" tanya Angel lirih tapi Abaraham langsung meninggalkan Angel tanpa kata-kata.

Angel terdiam sendiri saat sang Mama dan Papa meninggalkannya sendiri.

"Apa aku gagal bernegosiasi?" tanya Angel dengan tertawa.

Setelah perdebatan sengit dengan sang Papa dan Mamanya, Angel memilih berjalan gontai ke kamarnya. Setibanya di kamar, Angel tidak duduk dikasurnya melainkan duduk dibalik pintu dan meratap. Dennis sudah jelas-jelas menolaknya dan mungkin tidak akan bisa memiliki Dennisnya karena terhalang restu atau bahkan mungkin sejak awal rasa ini hanya milik Angel sepihak.

1 Bulan kemudian

Entah ini anugrah atau malah musibah Angel sama sekali tidak tahu. Mama dan Papanya tidak jadi terbang ke Swiss dan malah menetap selama 1 bulan di Indonesia. Bukan hanya itu saja, semua perkuliahan Angel digantikan dengan program daring sehingga selama satu bulan juga Angel selalu diberikan bodyguard yang menjaganya agar tidak pernah bisa keluar rumah.

Sementara disisi lain tepatnya dikediaman Li Ganghua Ayah dari Dennis Li tengah menyiapkan pesta dan dekorasi pernikahan untuk Dennis dan Jennie yang akan berlangsung besok pagi.

Pagi yang suram dihari ke 34 dan Angel sudah kehilangan senyum indahnya sejak sang Papa dan Mama yang mengekangnya sebegini ketatnya. Hingga tangan Angel bergetar saat menyadari jika hari ini Dennis Li dan Jennie Patlers akan melangsungkan akad nikah.

Angel menangis dan tertawa disaat yang bersamaan, pikirannya langsung kosong. Inikah akhir terbaik yang telah direncanakan oleh semua orang? Entah pikiran apa yang terlintas diotak sempit Angel saat melihat pisau dapur yang ada didepannya.

Seeet

Chuck

Prang

Suasana hikmat di pesta pernikahan Dennis dan Jennie saat akad nikah akan berlangsung. Dengan lantang penghulu mengucapkan akad nikah, tepat saat Dennis akan mengucapkan akad nikah.

"Saya terima....

"Hentikan! Pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan!" teriak seseorang diambang pintu yang membuat semua irang menatap gadis muda yang tampak berantakan dengan gaun putih selutut yang dia kenakan.

Meski berantakan tapi tidak menghilangkan pesonanya yang begitu memukau dibalik wajah pucatnya. Darah mengalir dilutut dan luka beberapa di kakinya seperti tergores.

"Siapa gadis cantik itu?" bisik tamu undangan mulai terdengar.

"Dia seperti bocah yang baru lulus sekolah menengah atas, masih terlihat sangat polos dan lugu."

"Kenapa dia terlihat begitu berantakan? Apakah dia baru saja kabur dari suatu tempat?"

"Apakah dia Istri yang disembunyikan?"

"Apakah dia Istri yang tidak diakui?" lagi perkataan para tamu undangan membuat Para Patlers geram terutama Jennie yang merasa sangat dipermalukan.

"Pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan, karena aku tidak mengizinkan Mas Dennis menikah dengan wanuta manapun termasuk Kau Wanita Tua!" teriak Angel yang membuat Abraham selaku Ayahnya sangat geram dengan kelakuan Anak Gadisnya.

"Berhenti membuat kekacauan Angel! Kenapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau ada di rumah?" tanya Abraham lantang karena kepalang emosi.

Sedangkan Lily bingung bagaimana menghadapi Putri semata wayangnya yang begitu keras kepala itu.

"Kenapa Papa begitu tega padaku! Aku sangat mencintai Mas Dennis kenapa Papa malah mengurungku di rumah disaat Mas Dennis mau menikah dengan wanita tua itu!" teriak Angel.

"Angel jaga bicaramu, ayo ikut Papa!" hardik Abraham yang langsung menarik tangan Angel namun dihempaskan oleh gadis itu dengan kasar.

"Mas Dennis! Kau tidak bisa menjadi laki laki kurang ajar yang tidak bertanggung jawab begini! Bagaimana mungkin kau mau menikah dengan wanita itu sedangkan aku tengah hamil Anak kita! Bukan hanya satu Anak, Mas. Tapi kita punya dua bayi dalam rahimku! Kenapa kau begitu tega?" tanya Angel yang berlari ke arah Dennis tanpa bisa dihentikan.

"Mas ayo beranjak dari sini Mas.." perkataan Angek terpotong oleh tindakan spontan Jennie yang sangat emosi.

Plak

"Berhenti bertindak murahan dan memasang jebakan tidak berguna bocah! Jangan merusak acara pernikahanku dengan kebohonganmu!" bentak Jennie yang membuat Dennis dan kedua orang tua Angel geram.

Bukan hanya Dennis dan kedua orang tua Angel yang geram tapi kedua orang tua Dennis juga geram dengan tindakan Jennie, namun Angel pantas mendapatkan itu semua.

"Angel... Oma mohon kamu pulang ya Nak. Kamu masih harus kuliah, berhenti membual mengatakan hal yang tidak penting." kata Grandma Xie Mei pada Angel.

"Grandma juga merasa aku membual?" tanya Angel dengan mata berkaca kaca.

"Aku mencintai Mas Dennis dan itu adalah hal yang nyata bahkan aku tengah mengandung buah cinta kita berdua Grandma. Aku bahkan punya bukti jika aku tengah mengandung Anak Mas Dennis!" kata Angel penuh penekanan dan segera membuka amplop yang memang sedari tadi dipegangnya erat.

"Ini adalah hasil pemeriksaan dua minggu yang lalu saat aku menyelinap keluar rumah tanpa sepengetahuan Papa dan Mama." kata Angel menghapus cepat air matanya dan menunjukkan surat keterangan kehamilan dengan namanya dan juga tanggal serta hari yang disebutkan oleh Angel.

"Apa apaan kalian semua! Bagaimana kalian menjodohkan Putriku bahkan aku dengan bodohnya setuju dengan kalian untuk menikahkan Jennie dengan Anakmu yang tidak bertanggung jawab ini! Kerja sama bisnis kita tidak akan pernah bisa dilanjutkan!" teriak Papa dari Jennie dan membawa Putri serta Istrinya pergi dari sana.

Setelah kerusuhan yang dibuat oleh Angel, para Tamu undangan langsung berpamitan pulang dan hanya membawa bingkisan dari pernikahan yang tidak terjadi itu.

Sedangkan Angel dan Dennie serta para orang tua keduanya tengah duduk berhadap hadapan dengan serius.

"Kapan kalian berkencan diam diam dibelakangku?" tanya Abraham dengan kilat amarah yang nyata dimatanya.

"Aku sama sekali tidak berkencan dengan Anakmu Mas. Aku juga tidak menghamili Angel, bagaimana mungkin dia bisa hamil sedangkan aku tidak melakukan apapun padanya?" tanya Dennis yang berhasil mendapat bogem mentah dari Abraham.

"Jangan berbohong brengsek!" teriak Abraham.