"Kamu sudah mempersiapkan pernikahanmu sejauh mana?" tanya Abraham pada Dennis begitu Angel sudah tidak lagi berada diantara meraka.
"Aku sama sekali tidak peduli dengan itu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku ketimbang mengurus hal yang tidak penting itu!" kata Dennis acuh tak acuh yang membuat Abraham tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya."Oh ayolah Bung! Kita hanya beda 4 tahun, Anak gadisku bahkan sudah berusia 20 tahun dan sangat manja padamu bagaimana mungkin kau betah membujang tua begini?" tanya Abraham kembali menepuk punggung Adik seperjuannya dalam dunia Bisnis itu."Sudah jangan bahas urusanku, lagi pula Nenek Tua dan Kakek Tua itu pasti akan snagat semangat sekali mengurus pernikahanku." kata Dennis kembali."Lagi pula Kau sesekalinya pulang bukannya memperhatikan Putri tunggalmu malah memperhatikan pernikahanku!" kata Dennis kesal."Angel sangat pengertian. Dia tahu aku dan Lily sangat sibuk agar dia memiliki masa depan yang terjamin dan pendidikan yang bagus. Rasanya waktu terlalu cepat berputar, Putriku yang dulu masih merah saat pertama kali dilahirkan dan bergelumang darah sekarang tumbuh menjadi gadis manis nan menawan." kata Abraham menatap bangga keatas tepatnya ke arah tangga.Dennis tersenyum menyadari makna dari perkataan sahabatnya itu."Mas... Bagaimana jika Angel mencintai pria yang lebih dewasa darinya?" tanya Dennis pada Abraham."Itu bagus, aku juga tidak menyukai jika punya Menantu yang lebih muda dari umur Putriku karena pasti egonya juga sangat buruk jika bertengkar bisa saja dia masih kekanak kanakan dan itu sangat merepotkan." kata Abraham enteng."Mas, bagaimana jika aku meminta Angel untuk menjadi Istriku? Apa kamu akan setuju?" tanya Dennis berhasil membuat mata Abraham melotot."Are you kidding me? It's not funny Dennis! Kamu itu Unclenya bagaimana mungkin dia menjadi Istrimu!" kata Abraham dengan nada sedikit berang.Dennis hanya tertawa menyembunyikan hal yang dia dan Angel alami."Mas, aku akan pulang dulu. semua berkas yang kau minta aku selesaikan sudah aku pelajari. Aku akan menggantikanmu besok untuk meeting itu, jadi besok kau dan Lily bisa menikmati hari bersama Angel." kata Dennis yang diiyakan oleh Abraham dengan senyuman."Terima kasih Dennis. Kau memang Sahabat dan Adik yang bisa diandalkan." kata Abraham.Sementara dikamar dengan nuansa hitam putih itu, Angel menangis sesenggukan. Dia menahan rasa senangnya pada Uncle Dennis dalam waktu yang lama dan butuh mental yang kuat untuk menyatakannya pada Pria itu.Bahkan Angel baru berani menyampaikan rasa sukanya pada Uncle favoritnya itu setelah lima tahun mengagumi dalam diam. Ya Angel sudah menyukai Dennis Li sejak usia 16 tahun tepat pada saat kelas satu sekolah menengah atas."Grandma! Iya aku harus mengatakan ini pada Grandma aku ngak mau kehilangan Uncle Dennis. Uncle adalah milikku akan selalu menjadi milikku!" kata Angel posesif seolah Dennis sedang ada dalam pelukannya.Karena lelah menangis Angel tertidur masih lengkap dengan outfit kampusnya. Celana jeans longgar dan crop top yang melekat ketat dibadannya yang bagus.ClekPintu terbuka, Lily memasuki kamar Putrinya yang selalu dia tinggalkan atas nama bisnis dan juga mengejar perekonomian."Kau tumbuh sangat cepat sayang, rasanya baru kemarin kau belajar memanggil Mama sekarang sudah 20 tahun berlalu." kata Lily mengusap pelan rambut Angel yang terurai.Di nakas samping kasur ada dua poto kecil yang terpajang. Satu foto Lily dan Abraham sedangkan difoto yang lain adalah foto Angel dan Dennis. Angel tampak sangat manja pada Dennis difoto itu.Lily menghela nafas panjang. Dia merasa khawatir saat mendengar Dennis akhirnya menyetujui perjodohan yang ditawarkan oleh Bibi Li dan Paman Li padahal sebelum-sebelumnya Pria yang sudah tidak lagi muda itu sangat acuh pada yang namanya pernikahan tapi lihatlah sekarang?"Semoga saja sifatmu tidak berubah pada Angel setelah kamu punya pasangan nanti. Angel sangat menyayangimu Dennis bahkan lebih dekat denganmu ketimbang Aku dan Abraham." kata Lily dalam nada sangat pelan takut membuat Angel terganggu.Pagi datang terasa lebih awal Angel bangun dan bersiap ke bawah. Bahkan Angel sampai lupa jika Mama dan Papa ada di rumah karena perkataan Papanya kemaren terkait pernikahan Dennis."Sudah rapi mau kemana Nak?" tanya Mama saat melihat Angel membawa tas kecil dan sudah rapi dengan dres diatas lutut yang membuatnya yampak anggun."Aku mau ke tempat Grandma Li, Ma." kata Angel yang malah dicegah oleh Papa."Angel, ini masih pagi sekali kamu bahkan belum sarapan. Lagi pula Grandma dan Grandpa Li pasti akan sangat sibuk untuk menikahkan Uncle Dennis kesayanganmu itu." kata Abraham pada sang Putri."Kapan?" tanya Angel dengan nada pelan tapi masih bisa didengar oleh Abraham dan Lily."Satu bulan lagi mereka akan menikah, kemungkinan Unclemu akan pulang ke kampung halamannya untuk melangsungkan pernikahan bersama orang pilihan Grandma dan Grandpa Li. Tapi Angel Sayang kamu jangan khawatir, Uncle Dennis masih akan menetap di Indonesia karena beberapa bisnis yang memang tidak bisa ditinggalkan." kata Lily menenangkan sang Putri yang sudah menangis saat mendengar sang Uncle akan menikah di Negara Cina."Ma... Pa... Aku ngak bisa menerima pernikahan Uncle Dennis! Uncle Dennis tidak boleh menikah! Aku tidak ingin kehilangan Uncle!" Angel berteriak histeris dan mulai tantrum membuat Abraham dan Lily kaget dan juga panik."Aku harus pergi sekarang Ma! Pa!" kata Angel yang berlari meninggalkan kedua orang tuanya yang tidak kalah panik saat melihat Angel berlari dalam keadaan menangis."Lily tenangkan dirimu. Itu hal yang wajar, Anak kita sangat menyayangi Dennis pasti saja rasa kehilangan itu ada. Ahhhg Dennis kamu mendapatkan rasa cinta yang begitu besar dari Anakku sebagai Unclenya." kata Abraham menutupi perasaannya yang juga tidak enak tapi dia tidak bisa menampakannya pada Lily karena itu akan membuat Istrinya panik.Setiba di Mansion mewah milik keluarga Li, Angel langsung masuk dan mendapati Grandma dan grandpa tengah sarapan pagi."Morning Honey! Kau datang disaat yang tepat. Ayo kita sarapan bersama," kata Grandma saat melihat gadis muda yang sudah dianggapnya sebagai cucu sendiri."Grandma," lirih Angel yang langsung berlari memeluk sang Grandma Li yang membuat Grandma sedikit panik."Sayang kenapa menangis?" tanya Grandma Li pada Angel."Kita makan dulu setelahnya kamu bisa ceritakan masalahmu pada Grandma dan Grandpa. Siapa yang berani membuat Cucu kami yang manis ini menangis?" tanya Grandma yang diangguki Grandpa.Saat ini ketiganua berada di ruang keluarga dengan Angel berada dipelukan Grandma karena saat ini Dennis memang tidak ada dikediaman."Grandma apakah bisa membatalkan pernikahan Uncle Dennis dengan calon pilihan Grandma? Aku tidak sanggup kehilangan Uncle Dennis.... Aku sangat mencintai Uncle Dennis, Grandma," tangis Angel menggugu yang membuat kedua lansia itu terkejut dan juga terdiam.Ibu dan Ayah dari Dennis Li itu terdiam saat mendengar pernyataan dan lamaran secara tidak langsung bagi Putranya Dennis."Sayang kamu masih muda..."Angel memotong perkataan Grandma Li."Justru karena aku masih muda Grandma, Aku bersedia menikah muda bahkna jika nanti malam Grandma dan Grandpa ingin menikahkan aku dengan Uncle Dennis aku bersedia dan siap. Begitu juga dengan keturunan, aku siap menjadi Ibu muda dan aku mau menjalani program hamil agar bisa memberikan Mas Dennis keturunan," kata Angel seraya menangis bahkan berlutut dihadapan kedua orang tua Dennis Li."Sayang..." panggil Grandma dan menarik pelan bahu Angel agar duduk disampingnya.Grandpa juga mengusap rambut panjang Angel dengan lembut. Kedua lansia itu menghela nafas panjang, rupanya cucu mereka yang menggemaskan sudah dewasa bahkan menaruh hati pada Anak semata wayang yang mereka miliki."Nak... Kamu masih muda. Jangan hanya karena kalut sesaat kamu menyia-nyiakan masa depan kamu yang cemerlang. Uncle Dennis akan tetap menjadi Uncle kesayangan dan paling mengerti dirimu. Tidak akan ada yang berubah, kamu hanya kalut sesaat." kata Grandpa Li menasehati Angel yang sebenarnya lebih kearah meyakinkan dirinya jika ras Angel pada Dennis memang keliru.Nyonya Li terdiam dan mengusap rambut panjang remaja yang baru beranjak dewasa itu. Baginya ini adalah keuntungan beruntun, Angeline masih muda dan cantik. Kesehatan Angel juga sangat baik, sedangkan calon Dennis sekarang berusia 40 tahun. Ya karena sang Putra selalu menolak untuk dijodohkan hanya dengan Anak Koleganya yang sudah masa l
"Kata Papa tidak Angel! Kamu masih terlalu muda untuk menikah dan Papa tidak ingin kamu menyesal," kata Abraham mulai melunak pada sang Putri. "Mama dan Papa juga menikah saat diusia yang sama denganku. Mama dan papa bahkan bahagia hingga sekarang lantas mengapa aku tidak boleh menikah diusia yang sekarang?" tanya Angel dengan nada keras. "Nak... Pernikahan bukan hal yang segampang kau pikirkan," kata Mama pada Angel dengan nada lembut. Lily merasa sedih karena dia bahkan tidak tahu bagaimana cara menenangkan putrinya karena memang hubungan keduanya tidak sedekat itu. "Kamu sepertinya terlalu lelah sehingga bicara melantur, kamu tidak akan pernah bisa menikah dengan Dennis. Tidak akan pernah!" kata Papa tegas. Hati Angel terasa nyeri saat sang Papa mengatakan itu, tapi dia juga sadar jika tanpa restu dari sang Papa maka pernikahan ini hanyalah sebuah wacana tanpa eksekusi. "Apa Papa tidak takut kehilangan aku?" tanya Angel lirih tapi Abaraham langsung meninggalkan Angel tanpa ka
Saat ini Lily dan Abraham pulang ke rumah. Ini hari kedua Angel tidak sadarkan diri. Hanya Dennis yang ada di ruangan itu menemani Angel, Dennis mengusap rambut Angel yang panjang bergelombang.Angel masih tampak sangat menawan walaupun wajahnya sangat pucat karena sedang sakit."Sayang mengapa kamu melakukan hal yang begitu nekad seperti ini? Bukankah kamu bilang ingin menjadi pembisnis hebat seperti Papamu dan membangun kerajaan bisnismu sendiri? Lantas sikap macam apa ini?" tanya Dennis mengusap rambut Angel."Kamu bahkan belum menyelesaikan pendidikan Sarjanamu lantas mengapa kamu malah menyerah dengan keadaan?" tanya Dennis dengan mata berkaca-kaca.Dennis sendiri tidak tahu persis apa yang dia rasakan pada Angel. Dia menyayangi Angel dan takut kehilangan Gadis itu lebih dari apapun tapi dia juga tidak ingin Angel menikah dengannya.Meski dia hanya teman dekat dari Abraham dan tidak ada hubungan darah dengan Angel tetap saja hubungannya dengan Angel bukanlah hal yang sewajarnya m
Ya meski sudah melakukan terapi tapi semuanya tidak semudah membalikkan telapak tangan, hingga hari ke empat Angel masih belum sadarkan diri. Sudah terhitung 18 hari gadis cantik itu betah dengan ranjang rumah sakitnya."Nak... Papa tahu mungkin Papa terlalu keras denganmu. Tapi tolong jangan hukum Papa seperti ini Nak!" lirih Abraham dengan suara serak karena air matanya ingin keluar."Jika memang kamu sangat mencintai Dennis Li, maka Papa akan mengizinkan kamu untuk menjadi Istrinya. Jika kalian berdua bisa saling menerima maka Papa akan menerima hubungan kalian, tolong Angel bangun ya Nak. Sudah cukup tidurnya Nak, Papa dan Mama sangat merindukan Putri Kami yang manis." kata Abraham yang tidak kuasa menahan tangis."Mas... Sabar. Angel akan segera sadar, kita hanya bisa berdo'a saja agar kesembuhan Angel dipermudah dan bisa melakukan akivitas seperti biasa." kata Dennis."Dennis... Aku mau menanyakan perihal permintaan Angel yang menginginkan kau sebagai Suaminya. Apakah kamu sudah
"Sayang ada apa? Kenapa kamu tiba tiba berubah?" tanya Lily yang kaget sedangkan Dennis tertampar kenyataan. Nyatanya memang usianya dan Angel memang terpaut sangat jauh dan apa yang Angel katakan sama sekali tidak salah tapi kenapa saat Angel yang mengatakannya sangat perih terasa.Setelah itu tidak ada yang bicara, bukan... Bukan mereka yang mendiamkan Angel tapi Angel yang mendiamkan mereka semua, gadis itu hanya melihat ke depan. Bahkan saat haus dan Dennis duduk disampingnya dia juga tidak meminta tolong pada Dennis dan memilih mengambilnya sendiri. Hingga Dennis yang mengambil minuman itu dan membantu Angel minum tanpa suara karena jika Dennis bersuara yang ada hanya didiamkan saja oleh gadis cantik yang ada dihadapannya."Nak... Mama dan Papa pulang dulu sebentar nanti kami akan balik lagi setelah magrib," kata Lily yang didiamkan saja tanpa respon oleh AngelSetibanya diluar kamar Lily tidak kuasa menahan air matanya saat mengingat raut wajah sang Putri yang datar tanpa ekspre
Hari yang dilalui oleh Angel sejak memutuskan mengabaikan perasaannya pada Dennis bukan hal yang mudah. Sering kali dia hampir lepas kendali untuk sekedar memeluk Dennis jika pria itu datang berkunjung ke kediaman sang Mama dan Papa. Sudah 3 bulan sejak Angel sembuh, sejak itu pula Dennis berusaha mendapatkan hati gadis belia yang sempat sangat mencintainya itu mungkin sekarang hatinya juga masih milik Dennis hanya saja semuanya disimpan dengan rapi oleh Angel. Pagi yang cerah menemani Angel yang tengah memasak sarapan pagi dibantu oleh beberapa pelayan dikediamannya. Bukan hanya itu saja Angel membuat puding dengan hiasan bunga yang teramat indah dipandang mata. Hub Seseorang memeluk pinggang ramping Angel yang membuat para pelayan memilih membawa makanan yang telah siap dihidangkan ke meja makan. Ya yang memeluk Angel dari belakang adalah Dennis, pria matang yang masih tetap tampan itu memeluk sang pujaan hati yang menjauh beberapa waktu ini darinya. "Kamu tidak merindukanku Sa
"Mas kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" tanya Angel pada sang Pujaan hati yang tidak sepenuhnya sadar. ya Angel membawa Dennis menggunakan mobil pribadinya. Angel membawa Dennis kekediaman orang tuanya Mansion keluar Morris. Beruntung Abraham Morris dan Lily Morris sedang tidak ada dikediaman.Angel membawa Dennis ke kamarnya, ya kamarnya. Kenapa? Karena Angel berniat tidur di kamar tamu, karena tidak akan sempat meminta pelayan menyiapkan kamar tamu untuk Dennis jadi Angel memutuskan menggunakan kamarnya untuk sang Pujaan hati."Mas, kamu masih bisa melangkahkan? Aku ngak sanggup gendong kamu," kata Angel dengan nada yang dibesarkan agar Dennis mampu mendengarnya karena kesadarannya benar-benar meluap karena kadar alkohol yang diminumnya."Angel! Sweety? Kenapa suaramu ada dimana-mana? Apa tidak cukup kamu menyiksaku dengan keberadaanmu yang selalu ada dimanapun aku menatap dikediamanku? Ini tidak adil Sayang! Kau menghuni hatiku dengan sombongnya kau malah mengalihkan pandanganm
Tepat jam 12 siang Angel mengerjapkan matanya dan perlahan membuka mata. Namun belum sepenuhnya kesadarnnya dia dapatkan bayangan malam kelam yang dia lalui bersama Dennis kembali menghantuinya.Dibanting, dicekik dan dipaksa berhubungan, tangis Angel tanpa bisa dihentikan menhalir begitu saja. Awalnya pelan, namun tangisan itu semakin mengeras saat dipelupuk matanya Dennis tampak sangat menyeramkan dan pemarah."Jangan! Pergi!" teriak Angel sontak histeris dan menggelepar dari ranjangnya yang membuat Dennis dan Lily yang ada disana terkejut."Pergi Mas! Jangan begini!""Papa! Papa!" teriak Angel yang langsung dipeluk sang Mama yang juga menangis melihat kondisi Angel.Dokter yang dipanggil oleh Dennis segera berlari menangani Angel dan menyuntikkan obat penenang saat Angel terus memaksa menolak sang Mama dan selalu meracau.Tidak lama setelahnya Angel kembali berbaring dan Lily merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Hatinya sangat sakit melihat Putrinya berteriak histeris seperti