Share

2. Melamar Uncle Dennis pada Grandma

"Kamu sudah mempersiapkan pernikahanmu sejauh mana?" tanya Abraham pada Dennis begitu Angel sudah tidak lagi berada diantara meraka.

"Aku sama sekali tidak peduli dengan itu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku ketimbang mengurus hal yang tidak penting itu!" kata Dennis acuh tak acuh yang membuat Abraham tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya.

"Oh ayolah Bung! Kita hanya beda 4 tahun, Anak gadisku bahkan sudah berusia 20 tahun dan sangat manja padamu bagaimana mungkin kau betah membujang tua begini?" tanya Abraham kembali menepuk punggung Adik seperjuannya dalam dunia Bisnis itu.

"Sudah jangan bahas urusanku, lagi pula Nenek Tua dan Kakek Tua itu pasti akan snagat semangat sekali mengurus pernikahanku." kata Dennis kembali.

"Lagi pula Kau sesekalinya pulang bukannya memperhatikan Putri tunggalmu malah memperhatikan pernikahanku!" kata Dennis kesal.

"Angel sangat pengertian. Dia tahu aku dan Lily sangat sibuk agar dia memiliki masa depan yang terjamin dan pendidikan yang bagus. Rasanya waktu terlalu cepat berputar, Putriku yang dulu masih merah saat pertama kali dilahirkan dan bergelumang darah sekarang tumbuh menjadi gadis manis nan menawan." kata Abraham menatap bangga keatas tepatnya ke arah tangga.

Dennis tersenyum menyadari makna dari perkataan sahabatnya itu.

"Mas... Bagaimana jika Angel mencintai pria yang lebih dewasa darinya?" tanya Dennis pada Abraham.

"Itu bagus, aku juga tidak menyukai jika punya Menantu yang lebih muda dari umur Putriku karena pasti egonya juga sangat buruk jika bertengkar bisa saja dia masih kekanak kanakan dan itu sangat merepotkan." kata Abraham enteng.

"Mas, bagaimana jika aku meminta Angel untuk menjadi Istriku? Apa kamu akan setuju?" tanya Dennis berhasil membuat mata Abraham melotot.

"Are you kidding me? It's not funny Dennis! Kamu itu Unclenya bagaimana mungkin dia menjadi Istrimu!" kata Abraham dengan nada sedikit berang.

Dennis hanya tertawa menyembunyikan hal yang dia dan Angel alami.

"Mas, aku akan pulang dulu. semua berkas yang kau minta aku selesaikan sudah aku pelajari. Aku akan menggantikanmu besok untuk meeting itu, jadi besok kau dan Lily bisa menikmati hari bersama Angel." kata Dennis yang diiyakan oleh Abraham dengan senyuman.

"Terima kasih Dennis. Kau memang Sahabat dan Adik yang bisa diandalkan." kata Abraham.

Sementara dikamar dengan nuansa hitam putih itu, Angel menangis sesenggukan. Dia menahan rasa senangnya pada Uncle Dennis dalam waktu yang lama dan butuh mental yang kuat untuk menyatakannya pada Pria itu.

Bahkan Angel baru berani menyampaikan rasa sukanya pada Uncle favoritnya itu setelah lima tahun mengagumi dalam diam. Ya Angel sudah menyukai Dennis Li sejak usia 16 tahun tepat pada saat kelas satu sekolah menengah atas.

"Grandma! Iya aku harus mengatakan ini pada Grandma aku ngak mau kehilangan Uncle Dennis. Uncle adalah milikku akan selalu menjadi milikku!" kata Angel posesif seolah Dennis sedang ada dalam pelukannya.

Karena lelah menangis Angel tertidur masih lengkap dengan outfit kampusnya. Celana jeans longgar dan crop top yang melekat ketat dibadannya yang bagus.

Clek

Pintu terbuka, Lily memasuki kamar Putrinya yang selalu dia tinggalkan atas nama bisnis dan juga mengejar perekonomian.

"Kau tumbuh sangat cepat sayang, rasanya baru kemarin kau belajar memanggil Mama sekarang sudah 20 tahun berlalu." kata Lily mengusap pelan rambut Angel yang terurai.

Di nakas samping kasur ada dua poto kecil yang terpajang. Satu foto Lily dan Abraham sedangkan difoto yang lain adalah foto Angel dan Dennis. Angel tampak sangat manja pada Dennis difoto itu.

Lily menghela nafas panjang. Dia merasa khawatir saat mendengar Dennis akhirnya menyetujui perjodohan yang ditawarkan oleh Bibi Li dan Paman Li padahal sebelum-sebelumnya Pria yang sudah tidak lagi muda itu sangat acuh pada yang namanya pernikahan tapi lihatlah sekarang?

"Semoga saja sifatmu tidak berubah pada Angel setelah kamu punya pasangan nanti. Angel sangat menyayangimu Dennis bahkan lebih dekat denganmu ketimbang Aku dan Abraham." kata Lily dalam nada sangat pelan takut membuat Angel terganggu.

Pagi datang terasa lebih awal Angel bangun dan bersiap ke bawah. Bahkan Angel sampai lupa jika Mama dan Papa ada di rumah karena perkataan Papanya kemaren terkait pernikahan Dennis.

"Sudah rapi mau kemana Nak?" tanya Mama saat melihat Angel membawa tas kecil dan sudah rapi dengan dres diatas lutut yang membuatnya yampak anggun.

"Aku mau ke tempat Grandma Li, Ma." kata Angel yang malah dicegah oleh Papa.

"Angel, ini masih pagi sekali kamu bahkan belum sarapan. Lagi pula Grandma dan Grandpa Li pasti akan sangat sibuk untuk menikahkan Uncle Dennis kesayanganmu itu." kata Abraham pada sang Putri.

"Kapan?" tanya Angel dengan nada pelan tapi masih bisa didengar oleh Abraham dan Lily.

"Satu bulan lagi mereka akan menikah, kemungkinan Unclemu akan pulang ke kampung halamannya untuk melangsungkan pernikahan bersama orang pilihan Grandma dan Grandpa Li. Tapi Angel Sayang kamu jangan khawatir, Uncle Dennis masih akan menetap di Indonesia karena beberapa bisnis yang memang tidak bisa ditinggalkan." kata Lily menenangkan sang Putri yang sudah menangis saat mendengar sang Uncle akan menikah di Negara Cina.

"Ma... Pa... Aku ngak bisa menerima pernikahan Uncle Dennis! Uncle Dennis tidak boleh menikah! Aku tidak ingin kehilangan Uncle!" Angel berteriak histeris dan mulai tantrum membuat Abraham dan Lily kaget dan juga panik.

"Aku harus pergi sekarang Ma! Pa!" kata Angel yang berlari meninggalkan kedua orang tuanya yang tidak kalah panik saat melihat Angel berlari dalam keadaan menangis.

"Lily tenangkan dirimu. Itu hal yang wajar, Anak kita sangat menyayangi Dennis pasti saja rasa kehilangan itu ada. Ahhhg Dennis kamu mendapatkan rasa cinta yang begitu besar dari Anakku sebagai Unclenya." kata Abraham menutupi perasaannya yang juga tidak enak tapi dia tidak bisa menampakannya pada Lily karena itu akan membuat Istrinya panik.

Setiba di Mansion mewah milik keluarga Li, Angel langsung masuk dan mendapati Grandma dan grandpa tengah sarapan pagi.

"Morning Honey! Kau datang disaat yang tepat. Ayo kita sarapan bersama," kata Grandma saat melihat gadis muda yang sudah dianggapnya sebagai cucu sendiri.

"Grandma," lirih Angel yang langsung berlari memeluk sang Grandma Li yang membuat Grandma sedikit panik.

"Sayang kenapa menangis?" tanya Grandma Li pada Angel.

"Kita makan dulu setelahnya kamu bisa ceritakan masalahmu pada Grandma dan Grandpa. Siapa yang berani membuat Cucu kami yang manis ini menangis?" tanya Grandma yang diangguki Grandpa.

Saat ini ketiganua berada di ruang keluarga dengan Angel berada dipelukan Grandma karena saat ini Dennis memang tidak ada dikediaman.

"Grandma apakah bisa membatalkan pernikahan Uncle Dennis dengan calon pilihan Grandma? Aku tidak sanggup kehilangan Uncle Dennis.... Aku sangat mencintai Uncle Dennis, Grandma," tangis Angel menggugu yang membuat kedua lansia itu terkejut dan juga terdiam.

Ibu dan Ayah dari Dennis Li itu terdiam saat mendengar pernyataan dan lamaran secara tidak langsung bagi Putranya Dennis.

"Sayang kamu masih muda..."

Angel memotong perkataan Grandma Li.

"Justru karena aku masih muda Grandma, Aku bersedia menikah muda bahkna jika nanti malam Grandma dan Grandpa ingin menikahkan aku dengan Uncle Dennis aku bersedia dan siap. Begitu juga dengan keturunan, aku siap menjadi Ibu muda dan aku mau menjalani program hamil agar bisa memberikan Mas Dennis keturunan," kata Angel seraya menangis bahkan berlutut dihadapan kedua orang tua Dennis Li.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status