Share

Kecewa

Penulis: SECRET
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 19:06:18

"Katakan alasannya?! Apa aku nggak cantik? Nggak menarik? Katakan! Katakan padaku, Fred!" seru Kate meminta penjelasan kepada Freddy.

Freddy mengusap wajahnya kecewa akan dirinya sendiri. Sambil menangis, pria itu menjatuhkan dirinya menunduk tepat di dekat kaki istrinya. "Aku benar-benar minta maaf Kate..., Bukan karena kamu nggak cantik atau pun gak menarik. Aku sangat menyukaimu, tapi, saat ini aku belum bisa kasih tahu alasannya."

"Kenapa?"

"Karena kamu pasti minta kita berpisah..."

Kate terbungkam tak bisa berkata apa-apa. Ia menatap sendu ke arah Freddy. Dia tak mengerti harus bagaimana, dia juga tak suka melihat Freddy melakukan ini. Kenapa juga seorang suami harus berlutut seperti ini hanya karena keegoisannya. Gadis itu mensejajarkan tubuhnya menghadap sang suami dengan jarak yang cukup dekat.

"Aku sudah memaafkanmu. Tolong jangan berlutut seperti ini lagi ya?"

Freddy mengangguk mengiyakan permintaan Kate. Ia bangkit dan berdiri tegak menghadap Kate dengan wajah murung. Walaupun sebenarnya kesal, Kate jadi gemas ingin memeluk erat dan menciumi wajah suaminya.

Suasana yang tadinya mencekam menjadi canggung, saat Kate sadar bahwa ia masih memakai lingerie, sedangkan Freddy terlihat mencuri pandang sesekali.

"A-aku mau pergi sebentar..."

"Apa perlu ku temani?"

"Tidak usah aku cuman sebentar."

Setelah melihat kepergian suaminya, Kate cepat-cepat masuk ke dalam kamar. Ini sangat memalukan. Rasanya hari ini ia merasakan berbagai perasaan, hanya saja ia tak merasa senang.

Ponselnya kembali berdering, dan sudah pasti itu dari Abel. Kate menatap ponselnya jengah dan menerima panggilan tersebut.

"Babe, gawat!"

"Kenapa?!"

"Dicky di depan rumah kalian."

"Ohh Dicky... Ha? Dicky Alexian maksudmu? Tahu dari mana?"

"Karena aku sedang parkir di depan rumahmu bodoh!"

Kate terburu-buru berganti pakaian yang tertutup dan lebih sopan. Ia merapikan seluruh ruang tamu sebelum akhirnya pria itu menekan bel rumah.

"Hai Kate," sapa pria itu dengan canggung.

"Kenapa anda tidak mengabari terlebih dahulu sebelum datang?"

"Aku langsung kemari setelah pulang dari dinas. Kupikir kau juga tahu aku sedang dinas selama satu bulan. Maaf tak bisa hadir di pernikahanmu."

Pria itu hendak masuk duluan, namun Kate menahannya. "Tidak masalah. Tunggu di sini, biar Abel masuk duluan. Tidak baik jika wanita bersuami berdua dengan pria lain."

Abelia menatap sinis ke arah Dicky, kemudian berjalan melewati pria itu dengan menabrak lengannya sedikit. Inilah Abel. Wanita dengan kesabaran setipis tisu dibelah dua.

Kini Kate dan Abel duduk di sofa yang sama, sementara Dicky berada di depan mereka.

Dicky Alexian. Presdir perusahan Beauty Cosmetic, atasan sekaligus mantan kekasih Kate. Mereka berpisah karena Dicky memutuskan hubungan itu tanpa alasan.

Tak berlangsung lama, Freddy kembali ke rumah membawa sekantung plastik berisi buah-buahan dan beberapa alat lukis. Kate langsung menyambut sang suami seperti tak terjadi apa-apa di antara mereka.

"Kita kedatangan tamu?" Kate mengangguk. Abel langsung menghampiri kedua pasutri itu. "Woah Kate memang tak salah pilih. Kalian berdua cocok sekali. Kau kenal aku bukan?"

"Abelia Iskandar. Sahabat Kate, dan yang paling ribut saat pesta pernikahan," jawab Freddy dengan sedikit candaan. Abel langsung tersenyum malu. "Ternyata kau pintar bercanda juga ya."

Mata Freddy kini menengadah ke arah Dicky. Pria itu mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. Tapi Freddy tak menyambutnya, karena ia masih belum bisa bersentuhan dengan orang lain.

Semua mata tertuju pada Freddy. Di sinilah Kate bisa melihat dengan jelas, bahwa Freddy bukan tak menyukainya. Tapi ia tak ingin disentuh dengan siapapun.

"Kenapa ini seperti penyambutan pesta pernikahan lagi? Ayo kita duduk saja sambil berbincang-bincang!" seru Abel memecah suasana yang hening.

Kate sedikit bersyukur ada Abel di sini. Semua kembali menjadi semula. Mereka berbincang dengan baik hingga mereka pulang.

Yang tak baik sekarang hanyalah jantung Kate, tatkala melihat tubuh proporsional Freddy saat berganti pakaian. Pria itu tampak santai, saat Kate memasuki kamar dengan sempurna.

"Kamu udah ganti pakaian ya? Padahal aku mau ajak kamu ke supermarket, buat beli perlengkapan dapur kita..." ucap Kate.

"Oh ya? Aku ganti pakaian lagi aja. Tunggu di mobil biar aku siap-siap."

Gaya kasual Fred dengan kaus putih dan celana jeans membuat mata para kaum hawa melirik ke arah mereka. Kate menatap sinis mereka satu-satu seraya berjalan lebih dekat dengan sang suami.

"Ada apa?" tanya Freddy kebingungan. Pria itu sedikit menjauh. "Wanita-wanita genit itu terus melihat suamiku. Apa harus aku memberi pengumuman kalau kamu suamiku?"

Pria itu terkekeh kecil. "Nggak usah pedulikan. Kita balik aja ya?"

Kate mengangguk kecil mengiyakan permintaan Freddy. Sesampainya di rumah mereka kembali ke aktivitas masing-masing. Harusnya pada saat jam-jam segini Kate bekerja dengan posisi sebagai manajer. Namun ia mengambil cuti menikah selama Seminggu.

Sementara Freddy memilih melukis untuk menenangkan pikirannya. Ia masih merasa bersalah mengiyakan permintaan sang Ayah untuk menikah. Sementara gadis yang ia nikahi tidak puas dengan ketidakmampuannya sebagai suami.

Bukan hanya sang Ayah yang mengusulkan, tetapi juga Jack. Sahabat sekaligus psikiater Freddy. Sudah tiga tahun dia menjalani terapi dengan Jack. Dan pria itu mengusulkan untuk menikah sebagai terapi pemaparan.

Terapi pemaparan apanya? Freddy semakin tersiksa ingin menggapai istrinya itu. Tapi tak bisa, ia terlalu takut untuk disentuh. Nafasnya tercekat, lagi-lagi Kate terlihat sangat seksi di matanya. Memakai kemeja putih panjang sedikit tembus pandang, rambut dicepol dan memakai celana pendek hitam.

Wajah serta lehernya berkeringat. Ia tampak kesusahan dengan kemeja lengan panjang, harusnya ia tak memakai ini untuk masak. Tapi pakaian ini benar-benar dingin, ia sangat menyukainya.

Kate memutar tubuhnya merasa ada yang memperhatikannya dari belakang. "Oh Fred? Kau sudah lapar?" Freddy refleks mengangguk. Padahal saat lajang dia makan di jam dua siang.

"Tunggu sebentar di meja. Aku hampir siap!" ucap Kate penuh semangat. Gadis itu menyiapkan beberapa makanan khas Amerika. Tuna sandwich, Burrito, sandwich isi dan beberapa buah.

"Aku tidak memasak banyak, karena kita cuman berdua. Tapi aku buat banyak jenisnya. Jadi kamu bisa pilih makanan kesukaanmu."

"Aku suka semuanya. Makasih," ucap Freddy penuh dengan ketulusan. Kate seakan ingin meleleh melihat senyum sang suami. Dia jadi bersemangat untuk belajar memasak setiap hari.

Pria itu dengan lahapnya makan. Biasanya dia akan memesan makanan online, atau membeli makanan siap saji.

"Enak?" tanya Kate penasaran.

Freddy mengancungkan jempol sambil tersenyum. Kate bangga dengan dirinya berhasil membuat pria itu tersenyum. Namun hal itu tak berlangsung lama saat Freddy menatapnya terus.

"Ada apa?"

Tatapan Freddy seakan sendu dia menunduk sambil memainkan sendok dan garpunya. "Kau boleh minta cerai, jika ingin kita berpisah."

Kate membanting sendoknya kuat. "Kau bercanda?! Anderson kau gila?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Takut Disentuh    Ketahuan?

    "Aku udah terbiasa dengar kata selingkuh. Dalam pernikahan itu saja sering terjadi, apalagi berpacaran.""Jadi maksudmu selingkuh itu biasa?""Kate... sejujurnya aku gak mau mendengar kata selingkuh lagi. Tapi karena kamu cerita, maka reaksiku pun hanya seperti itu.""Maaf...""Untuk apa minta maaf? Kamu nggak salah. Mending kita makan dulu yuk. Aku udah lapar..." Kate kini mengembangkan senyumannya. "Kamu mau makan apa siang ini? Biar aku masakin.""Makan apa aja yang paling enak."Kate mencubit hidung mancung Freddy. "Memang ya suamiku ini," geramnya."Aduh, duh," Kate langsung berlari sambil tertawa setelah mengambil kesempatan menjahili Freddy. Freddy hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya ini.Seusai makan, baik Kate dan Freddy sama-sama berbaring di ranjang yang sama. Tapi keduanya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Walaupun begitu keduanya memegang ponsel hanya takut j

  • Suamiku Takut Disentuh    Ibu Tiri

    Lagi-lagi Freddy menerima panggilan dari penjara. Dia tahu ini ulah wanita tua itu. Freddy ingin datang ke sana bermaksud untuk menyuruh gadis itu segera berhenti meneleponnya. Tapi ia tak punya keberanian sedikit pun. Takut jika trauma yang ia alami malah semakin menjadi-jadi.Demi memperbaikinya hubungannya dengan Kate, Freddy memilih untuk pergi ke penjara dan menyelesaikan semua masalah yang terjadi antara dia dan mantan ibu tirinya.Detik-detik berlalu, saat wanita tua itu berada di ruang komunikasi. Mereka tidak akan bersentuhan secara langsung, tapi dengan melihat wajahnya saja Freddy merasa mual."Anakku akhirnya datang juga," ucap wanita tua itu. Penampilan dan sikapnya seakan berubah drastis, persis seperti orang gila yang berada di jalanan. "Saya bukan anak anda. Dan tak akan pernah menjadi anak anda," jawab Freddy tegas. Wanita tua itu melihat tangan Freddy yang gemetaran, kemudian tertawa kecil."Kau berkata seperti itu, pad

  • Suamiku Takut Disentuh    Jack dan Abel

    "Dicky Alexian. Dia yang selamatkan aku."Freddy terbungkam. Bukan karena tak mau menerima kenyataan, hanya saja ia merasa cemburu jika nama Dicky harus disebut kembali. "Kenapa Fred?""Bukan apa-apa. Syukurlah kamu selamat, aku senang mendengarnya. Tapi kamu harus hati-hati, jangan pergi-pergi sendiri. Aku takut kamu kenapa-napa lagi."Kate tersenyum tipis, walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan perlakuan Freddy tadi."Maaf Kate," ujar Freddy lirih."Gapapa, aku mulai terbiasa di dorong olehmu. Lain kali dorong saja aku ke ranjang hahaha..."Freddy mengacak rambut Kate, sambil tersenyum lega. Sementara Kate menatap mata Freddy yang tampak tulus tapi menyebalkan. "Selain mengacak-acak rambut, kau ini sangat pandai mengobrak-abrik hati orang," ungkap Kate. "Aku bingung, padahal aku mulai terbiasa denganmu. Tapi entah kenapa aku masih aja ketakutan."Kate menepuk-nepuk pelan paha Freddy. "Yaudahlah

  • Suamiku Takut Disentuh    Mantan Kekasih

    Begitu sampai di rumah Kate berlarian ke sofa dan berbaring lega. "Huh, capek juga."Freddy tersenyum kecil kemudian pergi ke dapur. Selang beberapa menit, ia kembali dengan teh hijau ditangannya. "Ini minum dulu..."Kate menatap pria itu haru. "Fred, ya ampun... harusnya aku yang membuatkanmu minum. Maaf ya aku memang gak pengertian.""Gak apa-apa sayang. Lagian aku juga sekalian buat punyaku."Kamu panggil aku apa tadi?""Sayang?""Ini pertama kalinya kamu panggil aku sayang, aku senang banget tahu!"Kate menggenggam tangan Freddy dan menatap mata biru sang suami. "Mata kamu cantik banget ya? Aku senang banget tahu gak dapat kamu. Udah ganteng, pintar, pengertian, bisa semuanya, kecuali masak sih. Pokoknya perfect deh.""Menurut aku..., aku lebih beruntung dapat kamu. Kate yang pintar, mandiri, bisa semuanya, penyayang, berbakat. Apa lagi yang gak kamu bisa?""Aku belum bisa dapatin hati kamu sepenuhn

  • Suamiku Takut Disentuh    Menyentuh

    Buru-buru Kate berlari mengambil obat-obatan di lemari dapur. Obat-obat itu dimakan Freddy empat sekaligus sekaligus meminum segelas air dari tangan Kate."Gimana Fred?" tanya Kate penuh khawatir."Gak apa-apa sebentar lagi aku bakal lebih tenang.""Huft, syukurlah."Freddy mendongakkan kepalanya. "Kate..." lirih Freddy."Hm? Masih lemas?""Kamu masih bisa kan kasih aku waktu untuk mencoba? Aku mau lebih cepat sembuh. Gak apa kalau di dunia ini aku hanya bisa menyentuhmu seorang. Karena alasanku tetap hidup karenamu.""Aku bakal nunggu mau itu satu tahun atau satu abad lagi. Pokoknya kamu harus sembuh! Kita berjuang sama-sama ya, semangat!"---Libur musim semi telah tiba. Kate memilih untuk berdiam diri di rumah. Padahal jika libur begini, biasanya Kate menghabiskan waktunya lebih banyak di luar bermain dengan teman-temannya.Tapi gaya hidupnya kini berubah semenjak menikah dengan Freddy. Karena Freddy tak suka keramaian. Itu sebabnya ia berbaring telentang di sofa dengan mata mengan

  • Suamiku Takut Disentuh    Terapi Pemaparan

    "Aku punya cinta pertama waktu kecil sekitar umur enam tahun. Dia gadis yang cantik, bijak dan pintar. Aku pertama kali melihatnya saat kami ngontrak di depan rumah gadis itu. Dulu keluargaku suka berpindah-pindah tempat. Jadi sebelum tahu namanya, kami sudah pindah duluan."Kate memutar malas bola matanya. "Aku juga cantik, bukan berarti aku yang bilang ya. Kebanyakan orang memang memujiku cantik. Aku juga pintar dan bijak, makanya dalam beberapa bulan aku jadi manajer di perusahaan besar."Freddy tertawa kecil mendengar ocehan Kate yang tengah cemburu. "Haha iya deh kalian sama.""Aku lebih!""Iya kamu lebih. Kamu lebih dari siapapun bagiku..."_Sial! Manis banget, dia belajar dari mana coba?_"Ekhem! Aku sedikit senang sih. Tapi alasan kamu milih nikah samaku cuman karena cantik dan pintar doang? Atau sama kayak cinta pertama kamu itu?""Dia punya sesuatu yang nggak kupunya," jawab Freddy serius. Sejujurnya Kate sedi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status