Share

Part 40

"Tadi kata Gus Azmi, beliau berkali-kali menghubungi kamu tapi tidak ada jawaban." Kini nada suara Abraham mulai melembut. "Ya sudah, aku anterin kamu sekarang," imbuhnya lagi.

"Tapi...."

"Nggak usah nolak!" potong Abraham sambil melipat tangan di depan dada.

"Aku mau naik travel saja, Bram. Nggak mau merepotkan kamu!"

"Mayla. Ya Allah. Anakmu lagi sakit. Sekarang dia butuh kamu, May. Kalau pake travel harus nunggu besok. Kasihan Raihan, May!" sentaknya membuat aku tidak bisa menolak.

Buru-buru aku memasukkan beberapa potong baju dan kerudung ke dalam tas, memberi tahu Mas Ibnu juga menyuruhnya segera menyusul ke Tegal. Biar bagaimanapun Mas Ibnu adalah ayahnya. Dia berhak tahu keadaan Raihan sekarang. Aku tidak mau menjauhkan anakku dengan ayahnya.

***

Sepanjang perjalanan aku terus saja memikirkan keadaan Raihan. Kira-kira dia sakit apa? Kenapa Gus Azmi hanya membaca pesanku ketika aku menanyakan sakit yang sedang di derita putraku.

Apa Raihan sakit parah?

Ya Allah, lindungilah a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status