.
.
“Ini surat perceraian kita, cepat tandatangani!”
Aila tidak percaya, keesokan hari setelah Rendy mengatakan cerai, semuanya telah disiapkan. Seakan Rendy sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.
Rendy dan Sari sangat puas saat Aila menandatangani semuanya dengan cepat. Aila masa bodoh dengan pernikahannya, dia tidak membutuhkan pria sampah seperti Rendy.
Jika Rendy pikir dia menang, dia salah besar.
Baru dua puluh menit setelah perceraian, beberapa orang datang lagi ke rumah, membuat suara tawa bahagia Rendy dan Sari lenyap seketika.
“Permisi, saya kemari untuk mengambil TV, Motor, dan lemari es” ucap salah satu dari mereka.
“Apa-apaan ini? Semuanya milik saya, kenapa dibawa” protes Rendy.
Pria yang tadi berbicara memberikan rincian pada Rendy, “Ibu Aila, pemilik semua itu sudah menggandaikannya pada kami, jika mau menebusnya, pergi ke kantor kami.”
“Apa-apaan ini Aila?” teriak Sari kesal.
Aila dengan polosnya datang sambil menyeret koper besar, “kenapa malah kalian yang marah-marah sih? Semua barang itu siapa yang beli? Aku! Suratnya atas namaku, memakai uangku, kalau mau tebus, tebus saja, apa kalian punya uang dua puluh juta? Pak, silahkan ambil semuanya pak, TV-nya ada disana, lemari pendinginnya disana, motornya sudah saya keluarkan.”
Rendy mendatangi Aila, “Kau!”
Aila menatap Rendy tanpa rasa takut, “aku apa? Kamu mau ngomong apa? Kita bukan suami istri lagi, sudah talak tiga, kamu gak bisa rujuk aku lagi, hartaku adalah hartaku, aku berhak menggadaikan hartaku kan?”
Rendy menahan tinjunya, dia masih menatap Aila geram, tapi karena ada banyak orang, dia tidak bisa memukul Aila seenaknya.
“Cepat pergi dari rumahku, Aila!” teriak Rendy.
Aila hanya tersenyum manis, “dengan senang hati, mas, tapi jangan pernah menghubungiku jika mas susah ya? Silahkan nikmati wanita ular itu,” ucap Aila.
“Heh! Jaga kata-katamu ya!” Sari sudah ingin menarik rambut Aila, tapi dengan cepat Aila pergi bersama kopernya.
Rencananya, orang pegadaian akan mengantar Aila sampai rumah sakit. Bagaimana pun juga, Aila harus menemui ayah mertuanya. Untuk tempat tinggal bisa dipikir nanti saja.
Setelah sampai di rumah sakit, ada Alex yang datang. Seperti biasa dia menjadi pusat perhatian, namun perhatiannya hanya tertuju pada Aila yang membawa koper besar.
“Kau bilang datang untuk menjenguk ayah mertua dan konsultasi diet denganku, untuk apa koper dan tas besar itu?” tanya Alex, sambil memperhatikan koper besar Aila.
“Aku sudah bercerai, Alex, tentu saja aku diusir.”
“Secepat itu?”
Aila mengedikkan bahunya “sepertinya sudah disiapkan sejak lama, aku baik-baik saja kok, bisa dibilang, aku merasa lega sekarang.”
Alex mengulurkan tangannya lalu menepuk bahu Aila, “aku akan mendukungmu, jika kau pikir itu yang terbaik, pasti itu yang terbaik.”
Aila tersenyum lemah, “terimakasih, kau sudah mau berada di pihakku saat orangtuaku bahkan tidak mau memihakku.”
“Ayo masuk.”
Alex membantu membawakan koper Aila, mereka berjalan hingga sampai di kamar yang ditempati ayahnya Rendy.
“Ayah, aku dan mas Rendy sudah resmi bercerai...” ucap Aila.
Ayahnya Rendy berusaha untuk tersenyum, “tidak apa jika itu yang terbaik bagimu, nak... maafkan anak ayah ya?”
Aila menggeleng, “Aila sayang ayah, tapi Aila tidak bisa memaafkan anak ayah, maafkan Aila, yah.”
Mantan ayah mertua Aila itu mengulurkan tangannya yang kurus, lalu mengusap kepala Aila dengan sayang.
“Tidak apa nak, tidak perlu memaafkannya jika kamu masih sakit hati dengan kelakukannya, ayah yakin kamu memiliki alasan sendiri, lalu, bagaimana dengan orangtuamu?”
Aila menggeleng, “orangtuaku tidak setuju dan mereka tidak mau mendengarkan ku, yah, mereka pikir, aku penyebab semua ini.”
“Sudahlah, tidak apa... kamu yang sabar, lalu, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?”
Aila menggeleng, “tidak tahu yah, aku belum menemukan tempat untuk tinggal” ucap Aila.
“Bagaimana jika kamu bekerja untukku, Aila?” tanya Alex.
“Be-bekerja?” tanya Aila, dia mendongak menatap Alex yang menjulang tinggi.
Alex mengangguk dan tersenyum, “keluargaku memiliki usaha yang berhubungan dengan makanan dan kamu selama ini menulis blog tentang makanan, kamu akan sangat berguna bagi kami, tapi kamu harus ikut ke Jakarta. Kami akan menyediakan tempat tinggal dan gaji yang cukup untukmu, bagaimana?” ucap Alex.
“Terima saja Aila, kejar karirmu” ucap ayahnya Rendy.
Aila berpikir sejenak.
Orangtuanya pasti memarahinya jika dia pulang, mereka pasti akan memukuli Aila dan mengatakan Aila sangat tidak berguna. Aila juga ingin sebuah karir yang bagus dan juga tempat tinggal.
Walau Aila baru sebentar bertemu dengan Alex, tapi dia yakin jika Alex adalah pria yang baik. Alex jauh lebih gentle dari Rendy, tidak perlu diragukan lagi.
“Kalau begitu, saya terima.”
***
Satu minggu kemudian, Aila sudah berada di sebuah apartemen kecil yang berada di kawasan elit di Jakarta, apartemen yang dekat dengan sebuah rumah sakit besar milik keluarga Alex, dan juga kantor dimana Aila harus bekerja.
Jika sebelumnya Aila harus bekerja untuk blog orang lain, kini perusahaan milik keluarga Alex menjadikannya karyawan tetap. Ternyata perusahaan keluarga Alex adalah Cherry pop, yang telah memiliki cafe-cafe yang tersebar di daerah-daerah terkenal di Jakarta dan kota-kota besar lain.
Cafe-cafe milik cherry pop saat ini sedang trend di kalangan anak muda, karena selalu berinovasi dengan menu makanan mereka. Dan tugas Aila adalah membuat blog untuk mereka, mencari menu baru yang akan menjadi hits, membuatkan desain promosi juga.
Karyawan lain sangat baik terhadap Aila dan mereka tidak tahu Aila itu dibawa oleh Alex langsung, mereka bahkan sangat terkejut saat mengetahui Aila mengenal Alex.
“Sudah lima hari kamu bekerja, apa kamu betah?” tanya Alex, dia juga sudah pulang untuk melanjutkan studinya, dia akan wisuda dalam waktu dekat dan menjadi dokter spesialis jantung.
Saat itu Alex menemui Aila untuk makan siang bersama.
“Aku sangat betah! Semuanya baik dan susananya menyenangkan, aku suka sekali bekerja seperti sekarang, bahkan orangtuaku tidak mengatakan apapun tentang perceraianku” ucap Aila.
“Lalu, ayah mertua – maksudku, mantan ayah mertuamu bagaimana?” tanya Alex.
“Jangan khawatir, ada orang yang ku percayai yang bisa membantu mengurusi ayah mertuaku, lagipula, keterlaluan jika Rendy tidak mau mengurusi ayahnya” jawab Aila.
Alex mengangguk mengerti, “Obat yang kamu bawa waktu itu, sebenarnya tidak terlalu keras, tapi jika terus dikonsumsi akan berakibat fatal, semoga semua baik-baik saja ya?” ucap Alex.
Entah mengapa, Aila jadi khawatir dengan mantan ayah mertuanya tersebut, karena Sari sangat menginginkan harta mantan ayah mertuanya.
Namun saat ini, Aila ingin hidup demi dirinya sendiri, dia lelah selalu memikirkan omongan orang lain, pendapat orang lain, pandangan orang lain, dia hanya ingin hidup tenang.
“Dasar jal*ng!”
Aila terkejut saat tiba-tiba seorang wanita datang dan menyiram Aila dengan air mineral.
Wanita itu juga menarik rambut Aila.
“Stevi hentikan!”
“Alex, siapa perempuan gendut jelek ini? Apa dia selingkuhanmu?”
Aila tidak percaya ada wanita yang menganggap perempuan biasa saja sepertinya bisa menjadi selingkuhan Alex, itu sangat konyol.
“Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun dan Aila ini kekasihku!”
Aila melotot setelah mendengar ucapan Alex.
“APA?”
.
.
. . “Alex, kamu apa-apaan sih? Sejak kapan kita pacaran? Dilihat dari sisi manapun, aku tidak pantas untukmu” desis Aila. Sungguh Aila sangat malu, mereka ada di cafe, ada beberapa orang kantoran dan anak sekolah yang datang dan melihat kejadian itu, mereka menjadi pusat perhatian dan itu membebani Aila. Disaat Alex mengatakan Aila pacarnya, orang-orang mulai berbisik-bisik, mengatakan itu adalah hal yang konyol, tidak masuk akal! Tapi, sebenarnya lebih tidak masuk akal lagi mantan kekasih Alex yang menuduh Alex berselingkuh darinya, maksudnya – ayolah! Pertama, mereka sudah putus, Alex dekat dengan siapapun itu bukan perselingkuhan, lalu yang kedua, Aila tidak cocok dengan Alex. Bagaikan langit dan bumi, perbedaannya begitu jauh hingga ke tulang-tulang, aneh sekali jika Alex dan Aila berpacaran. “Aila, kamu ngomong apa? Kamu sangat cantik dimataku!” sanggah Alex. Aila menghela nafas berat, “Begini Stevi... Alex hanya mengatakan itu karena ingin lepas darimu, aku ini teman baik
..Alex mengantarkan Aila sampai apartemen, Alex bilang dia akan pergi ke kampusnya karena ada urusan dengan dosen. Aila sih iya iya saja, dia bahkan tidak mengerti kenapa Alex selalu melapor pada Aila jika dia mau pergi-pergi.Mungkin Alex pikir dia mengatakan itu agar Aila tahu dimana Alex berada, kalau sewaktu-waktu Aila butuh dia tidak repot. Mungkin begitu ya? Aila hanya berpikiran positif.Saat Aila baru selesai mandi, dia melihat ponselnya menyala, dia pun mendekat dan membukanya.Ternyata Asri, tetangga yang baik dan sering membantu Aila. Aila sih bersyukur temannya di sekitar rumah Rendy ada meski tidak banyak, yaitu Asri, bu Tina, dan Ningsih. Mereka sangat baik dan sering membantu Aila, bahkan ayahnya Rendy Aila minta mereka yang mengawasi. Jika mengandalkan Sari dan Rendy, Aila takut sekali.Sari sudah jelas hanya menginginkan harta ayahnya Rendy saja, sedangkan Rendy itu bodoh dan mudah dipengaruhi. Sari bahkan berniat meracuni ayahnya Rendy dengan obat yang tidak jelas.
..Tok tok tokAila segera menghapus airmatanya saat mendengar ada yang mengetuk pintunya, dia segera beranjak untuk membuka pintu.“Alex?”“Hei, kamu sudah makan malam? Aku membawakan ayam goreng bumbu pedas manis kesukaanmu, mumpung masih jam enam, ayo makan!” ucap Alex.“A-aku tidak bisa makan banyak-banyak, Alex... lagian kenapa kamu makan di tempatku? Nanti mengundang fitnah” sahut Aila.Alex mengernyitkan dahinya, “fitnah apa? Kita kan teman, kamu yang ngomong sendiri... lagian tuh ya, disini orangnya individualis, ini apartemen, Aila! Bukan komplek perumahan atau perkampungan, jangan khawatir.”Alex benar juga, kenapa pula Aila harus menyulitkan Alex hanya karena postingan tidak bertanggung jawab tersebut. Mungkin Alex belum melihatnya saja, lagipula Aila tidak cantik dan menarik, mustahil Alex menyukainya. Aila hanya kebanyakan halu.Secara logika saja sudah tidak mungkin.Alex berdecak kagum melihat masakan yang sudah siap diatas meja.“Wah, masakanmu terlihat sangat lezat,
. . “Kau yang namanya Aila?” Saat itu Aila sedang bekerja di kantor, mengerjakan beberapa pekerjaan yang deadlinenya sudah dekat, Aila sedang serius, tapi tiba-tiba saja datang seorang perempuan cantik dengan dandanan dan pakaian yang mahal dan berkelas. “Benar, anda siapa ya?” tanya Aila bingung. “Psstt! Aila, dia adiknya dokter Alex” bisik teman kerja Aila yang bernama Lia, Lia sendiri sudah lebih senior dalam pekerjaan itu dan dia sering membantu Aila. Aila buru-buru berdiri, “Ah, maaf, saya tidak mengenali anda, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Aila. “Buatkan aku coklat panas, setelah itu temui aku di lobi, aku ingin bicara denganmu” ucap nona muda itu, setelahnya dia pun pergi ke lobi. Aila menoleh pada Lia, yang menyuruhnya untuk mengerjakan saja apa yang diperintahkan nona muda. “Tapi pekerjaanku gimana?” tanya Aila. “Kamu bisa kerjakan nanti, dari pada kamu gak ladenin dia, dia bisa mecat kamu sewaktu-waktu, udah pergi aja, yang ini biar aku kerjain” ucap Lia, dia
..Berita yang sedang viral di berbagai platform media sosial adalah kisah hidup Aila.Padahal, Aila meminta Asri dan Ningsih untuk menyebar luaskan berita tentang perselingkuhan Rendy dan Sari. Memang berita itu disebarluaskan, tapi tidak mungkin nama Aila tidak disangkut pautkan.Memang Rendy dan Sari dihujat banyak orang, bahkan Sari tidak mau keluar dari rumah karena malu. Rendy juga dipecat dari pekerjaannya karena perbuatan bejatnya berselingkuh dengan istri ayahnya sendiri.Namun, netizen yang dengan mudah menelusuri berita, menemukan Aila adalah mantan istri dari Rendy. Lalu, nama Alex juga disangkutkan.Mereka mengira Aila menggoda Alex setelah cerai dari Rendy.Berita tentang Aila makin parah saja.Netizen membela Stevi yang lebih cantik dan lebih pantas bersanding dengan Alex.Pantas saja Alex kepikiran sampai sakit begitu.“Sudahlah, lebih baik aku bertanggung jawab dan merawat Alex sekarang, namaku buruk dimata orang juga tidak masalah.”Aila pun membuatkan minuman hanga
..Aila terkejut saat pagi hari dia terbangun, ternyata Alex bangun lebih pagi darinya. Calon dokter spesialis jantung tersebut sudah berkutat di dapur, bahkan apartemen juga sudah bersih dan tertata rapih.“Alex?” panggil Aila.Alex menoleh dengan senyuman lebarnya, “oh, kamu udah bangun? Cepet mandi dan siap-siap, kita berangkat ke villa di puncak” ucap Alex dengan entengnya.“Villa?”“Iya, kan aku udah bilang, mau ngajak kamu jalan-jalan, aku punya villa lho di puncak, pemandangannya bagus banget disana, di sekitar sana juga ada kebun, taman bunga, cafe-cafe dan tempat wisata lain, kamu pasti suka deh” ucap Alex.Aila melongok pada masakan Alex, dia sudah khawatir dapur akan meledak jika Alex yang menggunakannya, ternyata Alex hanya membuat sandwich isi daging cincang goreng.“Kelihatannya enak, aku baru tau kamu bisa masak” ujar Aila.“Haha, aku cuma bisa masak yang simple, pasti jauh dari masakanmu, udah kamu mandi aja dulu... abis sarapan kita berangkat.”Terpaksa Aila pasrah,
. . Aila meneguk ludahnya, melihat semua makanan enak di depannya. Setelah berlayar dengan yacht, suami istri baik kenalan Alex mengajak untuk makan di restoran seafood bersama. Ada banyak menu yang dipesan, semuanya terlihat menggiurkan, tapi Aila khawatir jika dia banyak makan dietnya akan hancur. Kemudian dia menoleh pada Alex, dia malah asyik mengobrol dengan kenalannya tersebut. Akhirnya Aila makan satu potong sashimi. Ternyata enak! Godaan untuk memakan semuanya sangat besar. Ada king crab yang menggiurkan, ada pula gurita, cumi dan lain-lain, Aila ingin memakan semuanya tapi sungkan, yang memesan suami istri kenalan Alex, yang membayar juga mereka. “Aila makan yang banyak ya? Jangan sungkan, gak perlu mikirin diet segala...” ucap si ibu yang baik itu. Aila hanya senyum-senyum sambil mengunyah makanannya. “Kamu makan yang banyak ya... hari ini gak diet gak apa-apa” bisik Alex. Enak sekali mereka bicara, padahal Aila bernafas saja rasanya badan makin melar. Penampilan Ai
..Aila menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, berusaha menenangkan dirinya sendiri, kemudian dia kembali menatap Alex. Tatapan mata Alex tetap sama, begitu teduh, tidak ada kebohongan di dalamnya.Namun, Aila masih belum bisa memercayainya.“Aila, kenapa kamu tidak percaya padaku? Apa menurutmu, jika seorang lelaki yang tidak suka, dia akan menolong seseorang sampai seperti ini? Aku bukannya ingin pamrih, aku juga tidak masalah jika kamu tidak membalas perasaanku, tapi rasanya sakit jika kamu tidak memercayai perasaanku” ucap Alex.Alex mengangkat tangannya, lalu meraih pipi chubby Aila, tersenyum kecil, kemudian menundukkan kepalanya.Aila yang bingung hanya mengedip-ngedipkan matanya, bingung dengan situasi yang ada, sampai kemudian kedua bibir mereka bertemu. Tentu saja Aila terkejut, dia sempat mundur namun Alex lebih cepat meraih pinggang Aila dengan tangannya yang bebas, merapatkan tubuh Aila dengan tubuhnya.Ciuman yang semula hanya saling menempel itu mulai berubah me