Share

5. Perceraian lebih baik

.

.

“Ini surat perceraian kita, cepat tandatangani!”

Aila tidak percaya, keesokan hari setelah Rendy mengatakan cerai, semuanya telah disiapkan. Seakan Rendy sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.

Rendy dan Sari sangat puas saat Aila menandatangani semuanya dengan cepat. Aila masa bodoh dengan pernikahannya, dia tidak membutuhkan pria sampah seperti Rendy.

Jika Rendy pikir dia menang, dia salah besar.

Baru dua puluh menit setelah perceraian, beberapa orang datang lagi ke rumah, membuat suara tawa bahagia Rendy dan Sari lenyap seketika.

“Permisi, saya kemari untuk mengambil TV, Motor, dan lemari es” ucap salah satu dari mereka.

“Apa-apaan ini? Semuanya milik saya, kenapa dibawa” protes Rendy.

Pria yang tadi berbicara memberikan rincian pada Rendy, “Ibu Aila, pemilik semua itu sudah menggandaikannya pada kami, jika mau menebusnya, pergi ke kantor kami.”

“Apa-apaan ini Aila?” teriak Sari kesal.

Aila dengan polosnya datang sambil menyeret koper besar, “kenapa malah kalian yang marah-marah sih? Semua barang itu siapa yang beli? Aku! Suratnya atas namaku, memakai uangku, kalau mau tebus, tebus saja, apa kalian punya uang dua puluh juta? Pak, silahkan ambil semuanya pak, TV-nya ada disana, lemari pendinginnya disana, motornya sudah saya keluarkan.”

Rendy mendatangi Aila, “Kau!”

Aila menatap Rendy tanpa rasa takut, “aku apa? Kamu mau ngomong apa? Kita bukan suami istri lagi, sudah talak tiga, kamu gak bisa rujuk aku lagi, hartaku adalah hartaku, aku berhak menggadaikan hartaku kan?”

Rendy menahan tinjunya, dia masih menatap Aila geram, tapi karena ada banyak orang, dia tidak bisa memukul Aila seenaknya.

“Cepat pergi dari rumahku, Aila!” teriak Rendy.

Aila hanya tersenyum manis, “dengan senang hati, mas, tapi jangan pernah menghubungiku jika mas susah ya? Silahkan nikmati wanita ular itu,” ucap Aila.

“Heh! Jaga kata-katamu ya!” Sari sudah ingin menarik rambut Aila, tapi dengan cepat Aila pergi bersama kopernya.

Rencananya, orang pegadaian akan mengantar Aila sampai rumah sakit. Bagaimana pun juga, Aila harus menemui ayah mertuanya. Untuk tempat tinggal bisa dipikir nanti saja.

Setelah sampai di rumah sakit, ada Alex yang datang. Seperti biasa dia menjadi pusat perhatian, namun perhatiannya hanya tertuju pada Aila yang membawa koper besar.

“Kau bilang datang untuk menjenguk ayah mertua dan konsultasi diet denganku, untuk apa koper dan tas besar itu?” tanya Alex, sambil memperhatikan koper besar Aila.

“Aku sudah bercerai, Alex, tentu saja aku diusir.”

“Secepat itu?”

Aila mengedikkan bahunya “sepertinya sudah disiapkan sejak lama, aku baik-baik saja kok, bisa dibilang, aku merasa lega sekarang.”

Alex mengulurkan tangannya lalu menepuk bahu Aila, “aku akan mendukungmu, jika kau pikir itu yang terbaik, pasti itu yang terbaik.”

Aila tersenyum lemah, “terimakasih, kau sudah mau berada di pihakku saat orangtuaku bahkan tidak mau memihakku.”

“Ayo masuk.”

Alex membantu membawakan koper Aila, mereka berjalan hingga sampai di kamar yang ditempati ayahnya Rendy.

“Ayah, aku dan mas Rendy sudah resmi bercerai...” ucap Aila.

Ayahnya Rendy berusaha untuk tersenyum, “tidak apa jika itu yang terbaik bagimu, nak... maafkan anak ayah ya?”

Aila menggeleng, “Aila sayang ayah, tapi Aila tidak bisa memaafkan anak ayah, maafkan Aila, yah.”

Mantan ayah mertua Aila itu mengulurkan tangannya yang kurus, lalu mengusap kepala Aila dengan sayang.

“Tidak apa nak, tidak perlu memaafkannya jika kamu masih sakit hati dengan kelakukannya, ayah yakin kamu memiliki alasan sendiri, lalu, bagaimana dengan orangtuamu?”

Aila menggeleng, “orangtuaku tidak setuju dan mereka tidak mau mendengarkan ku, yah, mereka pikir, aku penyebab semua ini.”

“Sudahlah, tidak apa... kamu yang sabar, lalu, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?”

Aila menggeleng, “tidak tahu yah, aku belum menemukan tempat untuk tinggal” ucap Aila.

“Bagaimana jika kamu bekerja untukku, Aila?” tanya Alex.

“Be-bekerja?” tanya Aila, dia mendongak menatap Alex yang menjulang tinggi.

Alex mengangguk dan tersenyum, “keluargaku memiliki usaha yang berhubungan dengan makanan dan kamu selama ini menulis blog tentang makanan, kamu akan sangat berguna bagi kami, tapi kamu harus ikut ke Jakarta. Kami akan menyediakan tempat tinggal dan gaji yang cukup untukmu, bagaimana?” ucap Alex.

“Terima saja Aila, kejar karirmu” ucap ayahnya Rendy.

Aila berpikir sejenak.

Orangtuanya pasti memarahinya jika dia pulang, mereka pasti akan memukuli Aila dan mengatakan Aila sangat tidak berguna. Aila juga ingin sebuah karir yang bagus dan juga tempat tinggal.

Walau Aila baru sebentar bertemu dengan Alex, tapi dia yakin jika Alex adalah pria yang baik. Alex jauh lebih gentle dari Rendy, tidak perlu diragukan lagi.

“Kalau begitu, saya terima.”

***

Satu minggu kemudian, Aila sudah berada di sebuah apartemen kecil yang berada di kawasan elit di Jakarta, apartemen yang dekat dengan sebuah rumah sakit besar milik keluarga Alex, dan juga kantor dimana Aila harus bekerja.

Jika sebelumnya Aila harus bekerja untuk blog orang lain, kini perusahaan milik keluarga Alex menjadikannya karyawan tetap. Ternyata perusahaan keluarga Alex adalah Cherry pop, yang telah memiliki cafe-cafe yang tersebar di daerah-daerah terkenal di Jakarta dan kota-kota besar lain.

Cafe-cafe milik cherry pop saat ini sedang trend di kalangan anak muda, karena selalu berinovasi dengan menu makanan mereka. Dan tugas Aila adalah membuat blog untuk mereka, mencari menu baru yang akan menjadi hits, membuatkan desain promosi juga.

Karyawan lain sangat baik terhadap Aila dan mereka tidak tahu Aila itu dibawa oleh Alex langsung, mereka bahkan sangat terkejut saat mengetahui Aila mengenal Alex.

“Sudah lima hari kamu bekerja, apa kamu betah?” tanya Alex, dia juga sudah pulang untuk melanjutkan studinya, dia akan wisuda dalam waktu dekat dan menjadi dokter spesialis jantung.

Saat itu Alex menemui Aila untuk makan siang bersama.

“Aku sangat betah! Semuanya baik dan susananya menyenangkan, aku suka sekali bekerja seperti sekarang, bahkan orangtuaku tidak mengatakan apapun tentang perceraianku” ucap Aila.

“Lalu, ayah mertua – maksudku, mantan ayah mertuamu bagaimana?” tanya Alex.

“Jangan khawatir, ada orang yang ku percayai yang bisa membantu mengurusi ayah mertuaku, lagipula, keterlaluan jika Rendy tidak mau mengurusi ayahnya” jawab Aila.

Alex mengangguk mengerti, “Obat yang kamu bawa waktu itu, sebenarnya tidak terlalu keras, tapi jika terus dikonsumsi akan berakibat fatal, semoga semua baik-baik saja ya?” ucap Alex.

Entah mengapa, Aila jadi khawatir dengan mantan ayah mertuanya tersebut, karena Sari sangat menginginkan harta mantan ayah mertuanya.

Namun saat ini, Aila ingin hidup demi dirinya sendiri, dia lelah selalu memikirkan omongan orang lain, pendapat orang lain, pandangan orang lain, dia hanya ingin hidup tenang.

“Dasar jal*ng!”

Aila terkejut saat tiba-tiba seorang wanita datang dan menyiram Aila dengan air mineral.

Wanita itu juga menarik rambut Aila.

“Stevi hentikan!”

“Alex, siapa perempuan gendut jelek ini? Apa dia selingkuhanmu?”

Aila tidak percaya ada wanita yang menganggap perempuan biasa saja sepertinya bisa menjadi selingkuhan Alex, itu sangat konyol.

“Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun dan Aila ini kekasihku!”

Aila melotot setelah mendengar ucapan Alex.

“APA?”

.

.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status