Home / Romansa / Suamiku ternyata seorang Intel / Halusinasi atau nyata?

Share

Halusinasi atau nyata?

Author: Simplyree
last update Huling Na-update: 2025-07-31 13:11:18

Keesokan harinya Vita sudah diizinkan pulang oleh dokter karena kondisinya sudah membaik. Saat ini ia sudah berada di mobil bersama kakaknya.

"Kita berangkat sekarang ya," ucap Desta sambil menarik sabuk pengaman.

"Iya," balas Vita. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi.

Mobil melaju perlahan dan mulai meninggalkan area rumah sakit. Vita mengedarkan pandangannya ke jalanan. Jalanan pagi tampak sibuk dengan aktivitas setiap manusia. Vita tersenyum melihatnya, tiba-tiba teringat dengan suaminya. Ia tidak sabar bahwa besok Arga akan pulang ke rumah.

Mobil perlahan berhenti karena lampu merah. Pandangan Vita tetap mengarah ke jalanan. Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Seorang laki-laki dengan pakaian lusuh sedang duduk di depan sebuah ruko kosong.

"Mas Arga?" gumam Vita.

"Hah Arga? Mana Arga?" tanya Desta saat mendengar Vita memanggil nama suaminya.

Vita tidak menjawab pertanyaan kakaknya. Ia memilih untuk tetap memperhatikan orang itu, takut kalau ia hanya berhalu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Kemana hilangnya?

    Vita membuka matanya perlahan saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya. Beberapa tetes air membasahi pipinya dan membuatnya terbangun dari tidurnya yang nyenyak."Huh... hujan?" gumamnya setengah sadar. Ia buru-buru bangkit dari sofa, tapi seketika menyadari sesuatu yang janggal. Ia saat ini berada di kamar sehingga tidak mungkin hujan akan membasahi dirinya. Dahi Vita berkerut. Ia menatap sekeliling, lalu mendesis pelan."Jangan-jangan..."Pandangannya langsung tertuju pada sosok laki-laki yang berdiri tak jauh darinya, memegang gelas kosong dengan sisa-sisa air menetes dari bibirnya."Iiiih, Abang! Nakal banget sih!" teriak Vita sambil bangkit dan memukul dada Desta dengan kesal."Aw! Sakit, tahu!" seru Desta sambil mundur cepat, menutupi dadanya dengan kedua tangan. "Udah, udah! Jangan dipukul terus, aku bisa memar!"Vita mendengus. "Rasain! Emang enak digangguin pas tidur? Ngapain sih nyiram aku segala?" tanya Vita sambil mengepalkan tangannya.Desta justru tertawa,

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Apa yang mereka cari?

    Di dalam perjalanan pulang, Vita hanya diam sambil memandang jalanan. Entah mengapa firasatnya mengatakan kalau laki-laki asing tadi memanglah Arga. Namun ia juga bertanya-tanya mengapa suaminya berpakaian tak seperti biasanya?"Bang, menurutmu wajar ngga sih kalau Mas Arga dinas di luar kota tapi ngga boleh pegang hp sama sekali?" tanya Vita kepada Desta yang sedang fokus menyetir.Desta mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu nanya gitu?" tanya balik Desta."Ya ngga papa sih, cuma aneh aja," balas Vita.Desta menghela napas pendek. "Jangan karena tadi kamu liat orang yang mirip suamimu di jalanan, terus kamu jadi curiga sama dia," saran Desta yang langsung membuat tubuh Vita membeku."Aku ngga curiga sama Mas Arga, aku cuma nanya pendapatnya abang," ucap Vita tidak mau mengaku kalau ia merasa ada yang janggal dengan suaminya. "Gini, lebih baik kamu tanya langsung aja sama Arga kalau dia udah pulang. Abang ngga mau ikut campur sama urusan rumah tangga kalian, kecuali dia KDRT," jelas De

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Halusinasi atau nyata?

    Keesokan harinya Vita sudah diizinkan pulang oleh dokter karena kondisinya sudah membaik. Saat ini ia sudah berada di mobil bersama kakaknya."Kita berangkat sekarang ya," ucap Desta sambil menarik sabuk pengaman. "Iya," balas Vita. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi.Mobil melaju perlahan dan mulai meninggalkan area rumah sakit. Vita mengedarkan pandangannya ke jalanan. Jalanan pagi tampak sibuk dengan aktivitas setiap manusia. Vita tersenyum melihatnya, tiba-tiba teringat dengan suaminya. Ia tidak sabar bahwa besok Arga akan pulang ke rumah.Mobil perlahan berhenti karena lampu merah. Pandangan Vita tetap mengarah ke jalanan. Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang tak asing baginya. Seorang laki-laki dengan pakaian lusuh sedang duduk di depan sebuah ruko kosong."Mas Arga?" gumam Vita."Hah Arga? Mana Arga?" tanya Desta saat mendengar Vita memanggil nama suaminya.Vita tidak menjawab pertanyaan kakaknya. Ia memilih untuk tetap memperhatikan orang itu, takut kalau ia hanya berhalu

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Tetap waspada

    "Kapan aku bisa pulang bang?" tanya Vita kepada desta. Sedari sadar entah sudah berapa kali ia menanyakan pertanyaan yang sama ke kakaknya itu, hingga Desta merasa kesal. "Sabar dulu, kata dokter kalau kondisi kamu membaik, besok kamu udah boleh pulang," jawab Desta mencoba tetap bersikap lembut. Vita mengangguk walaupun ia sudah bosan berada di dalam ruangan seharian. "Arga pergi ke luar kota berapa hari?" tanya desta yang seketika membuyarkan lamunan Vita.Vita menatap wajah kakaknya. "Katanya sih satu minggu. Kalau aku di sini udah lima hari, berarti dia pulangnya dua hari lagi," jawab Vita. Ia tersenyum senang karena akhirnya sebentar lagi ia bisa bertemu kembali dengan suaminya.Desta mengangguk, namun wajahnya menunjukkan kecemasan yang tak biasa. Hal itu tentunya membuat Vita merasa heran."Ada apa bang? Kenapa mukanya kayak gitu?" tanya Vita penasaran.Desta langsung menyentuh wajahnya dengan kedua tangan. "Kayak gitu gimana? Muka abang emang gini," jawab Arga tak paham den

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Siapa pelakunya?

    Vita membuka matanya secara perlahan. Pandangannya masih kabur dan ia hanya bisa melihat langit-langit berwarna putih. "Aku dimana?" gumam Vita sambil menoleh ke samping. Ia lalu berusaha untuk bangun, namun tiba-tiba kepalanya terasa sakit. "Aw sakit banget," lirihnya sambil menyentuh kepalanya yang dibalut perban.Dengan sekuat tenaga ia mengubah posisinya menjadi duduk. Vita memandang sekeliling. Ruangan itu berwarna krem, dengan sofa abu-abu yang berada di sudut ruangan. Di meja yang berada di dekat jendela ia bisa melihat ada banyak buah-buahan.Tatapannya beralih ke dirinya sendiri. Ia langsung menyadari dirinya yang memakai baju berwarna biru muda dan kondisi tangan kanannya yang terpasang selang infus."Aku lagi di rumah sakit? Kok bisa?" Vita bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi, sehingga dirinya bisa berakhir di sini. Namun seberapa kuat ia mencoba, ingatannya hanya bisa berputar saat saat ia akan membukakan pintu untuk tamu.

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Kedatangan orang asing

    "Enak," gumam Vita saat mencicipi seblak buatannya. Ia ingin mencoba melupakan perilah surat yang ditulis oleh Arga, dengan memasak makanan kesukaannya.Sebenarnya selama menikah ia memang sering ditinggal dinas oleh suaminya, namun baru kali ini Arga tidak berpamitan langsung kepadanya sehingga membuat hatinya tidak tenang.Vita mengecek ponselnya, tidak ada pesan apapun dari suaminya. Ia juga mengecek aplikasi Whatsapp dan menunjukkan kalau Arga terakhir kali aktif sekitar pukul lima sore."Ternyata kamu emang beneran ngga bisa dihubungi ya?" gumam Vita. Ia kemudian mulai menyantap seblak yang sudah tersaji di mangkok.Baru satu suapan masuk ke mulutnya, tiba tiba ingatan tentang awal ia mengenal Arga kembali berputar di kepalanya. Saat itu Vita masih kuliah, diakhir pekan ia dan teman-temannya terbiasa berkumpul entah di cafe ataupun tempat tongkrongan lain. Pada saat itu ada warung seblak yang baru saja buka dan berada di dekat kampus mereka. Mereka pun bersemangat mengunjungi war

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status