Share

Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya
Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya
Penulis: Kintara

Bab 1

Penulis: Kintara
Tanpa repot-repot menjawab Andy, untuk pertama kalinya aku menutup teleponnya. Sesuai dugaan, dia marah besar. Ponselku segera berdering lagi.

Aku menolak panggilan itu dan langsung memblokir nomornya, persis seperti yang Andy lakukan setiap kali marah padaku.

Orang tuaku menatapku dengan cemas. "Poppy, kamu dan Andy ...."

Melihat pertanyaan di mata mereka, aku hanya tersenyum. Aku menunduk dan menyuap dua sendok nasi sebelum berkata dengan acuh tak acuh, "Kami nggak bisa bersama lagi, lebih baik segera cerai."

Ibu menghela napas, lalu menepuk-nepuk Ayah yang masih linglung. Kemudian, dia memaksakan ekspresi ceria dan mengajak kami makan kembali.

Notifikasi pesan masuk ke ponselku. Nikki mengirimkan permintaan maaf di grup kerja.

[ Aku hanya bergurau dengan kalian. Terima kasih Pak Andy yang murah hati dan nggak mudah tersinggung. Kalau ada yang merasa terganggu, aku minta maaf. ]

Meski kata-katanya bernada menyesal, aku seakan-akan bisa melihat raut pamer di wajah wanita itu. Andy juga segera membalas pesannya.

[ Anak muda yang energik adalah hal baik. Nggak perlu minta maaf, hanya manusia picik yang akan merasa terganggu. ]

Faktanya, aku sama sekali tidak merasa terganggu. Aku justru senang bisa berpisah dengan Andy.

Begitu direktur rumah sakit sudah bersuara, para rekan kerjaku segera tahu harus memihak siapa. Satu per satu menimpali di grup.

[ Atmosfer rumah sakit biasanya suram, untung ada Nikki yang sukarela menghidupkan suasana. ]

[ Ternyata Pak Andy nggak hanya ahli menggunakan pisau bedah, tapi juga terampil menyembelih kambing. Nikki beruntung sekali! ]

[ Hahaha! Semua juga seharusnya tahu, siapa satu-satunya manusia picik di rumah sakit kita. ]

Hatiku agak sedih melihat mereka tidak berhenti mencemoohku. Sebab, separuh dari orang-orang yang tengah menjilat Nikki itu pernah aku bimbing secara pribadi.

Dahulu mereka memanggilku guru dengan hangat demi menyenangkan hatiku. Namun, orang-orang yang sama kini mencelaku sebagai manusia picik.

Apa boleh buat, Andy adalah direktur rumah sakit. Sikapnya yang bias pada Nikki membuat wanita itu menjadi sosok paling populer di mata semua orang.

Padahal, rumah sakit bisa sebesar sekarang berkat keterampilanku dan investasi seluruh modal yang kumiliki. Ternyata itu masih tidak sebanding dengan sikap diskriminatif terbuka Andy padaku.

Aku mematikan layar sambil tersenyum getir. Setelah menenangkan emosiku sejenak, aku bersiap untuk lanjut makan bersama orang tuaku.

Siapa sangka, Andy malah menelepon ponsel ibuku.

Ibu menatapku dengan sorot bingung. Aku menghela napas, lalu akhirnya memutuskan untuk menjawab.

Sebelum aku sempat mengatakan apa pun, aku mendengar suara tanpa emosi Andy berkata, "Apa Poppy di sana? Berikan ponsel padanya, ada yang ingin aku bicarakan."

Saat itu, aku langsung menyesal telah menjawab teleponnya. Andy berani menelepon Ibu untuk mencariku, tetapi dia bahkan tidak menyapanya sama sekali. Dadaku disesaki amarah.

"Ada apa? Langsung saja bicara," ujarku.

Mendengar suaraku, nada bicara Andy langsung berubah dingin. Dia berkata, "Pasien Nikki sebelumnya mengalami infeksi pascaoperasi. Segera kembali ke rumah sakit dan lakukan operasi kedua."

Andy bicara dengan nada memerintah, seolah-olah sedang memerintah seekor binatang. Hatiku mendadak tersulut emosi.

Pasien yang Andy maksud membutuhkan operasi bypass jantung. Kalaupun aku mengoperasinya, aku tidak bisa menjamin persentase keberhasilan melebihi 50%.

Nikki yang mengincar promosi sebagai kepala departemen memohon-mohon agar diizinkan melakukan operasi itu. Aku tahu dia tidak akan berhasil dengan kemampuannya yang tidak memadai, jadi waktu itu aku menolak dengan tegas.

Namun, Andy yang otaknya hanya berisikan Nikki mengalihkan pasien itu padanya tanpa pikir panjang. Saat aku mendebatnya, Andy beralasan bahwa orang baru membutuhkan pengalaman. Dia menyuruhku untuk tidak perhitungan.

Di mata pria itu, nyawa seseorang hanyalah batu loncatan bagi simpanannya. Sekarang begitu ada masalah, aku yang disuruh membereskan kekacauan. Sebenarnya setolol apa aku di matanya?

Aku langsung menolak, "Aku nggak bisa. Orang yang berbuat yang harus bertanggung jawab. Kalau nggak terima, kamu bisa menggantikannya melakukan operasi. Lagian, kamu penjaminnya, bukan?"

"Aku sedang makan bersama Ayah dan Ibu. Mereka kira kamu akan datang, jadi mereka menyiapkan semeja penuh hidangan, sayang sekali kalau nggak dimakan. Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup teleponnya sekarang," tambahku.

Saat aku hendak mematikan telepon, Andy tiba-tiba berseru, "Coba saja tutup! Poppy, apa aku sudah terlalu memanjakanmu akhir-akhir ini?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 9

    Kali ini, pria itu tidak bertingkah seperti orang gila dan membuat keributan. Andy hanya berlutut dengan tenang di depan orang tuaku, bersujud meminta maaf pada mereka.Aku tidak tahu apa yang dipikirkan orang tuaku tentang masalah ini. Meskipun Andy memang menyakitiku, dia juga pernah menyelamatkanku. Keduanya pernah menganggapnya seperti anak mereka sendiri.Namun, semua tentang Andy sudah tidak ada hubungannya lagi denganku.Aku berhasil bergabung di rumah sakit terbaik di kota. Dengan latar belakang dan keterampilanku, aku pun segera mencapai puncak karier.Selama periode itu, aku juga bertemu dengan seorang pria yang benar-benar mencintaiku. Kami sepakat bahwa pada setiap hari raya, kami akan bergiliran mengunjungi keluarga masing-masing. Kami tidak pernah ingkar janji.Pria itu sangat menghormati orang tuaku sehingga mereka juga sangat menyukainya. Setelah berpacaran selama setengah tahun, kami melangkah ke tahap pernikahan.Sejak awal bersama, aku telah menceritakan semua yang p

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 8

    Aku mengernyit dan menatap mata Nikki dengan penuh selidik, mencoba menangkap emosi yang tidak biasa di sana."Bukannya kamu memang mengharapkan perceraianku dengan Andy?" tanyaku. Ekspresinya masih tidak berubah. Namun, akhirnya aku melihat jejak kegilaan di matanya.Nikki berkata, "Tapi, sekarang dia hanya mengenalimu, Kak Poppy. Dia bahkan lupa kalau kamu sudah menceraikannya. Setelah diperiksa, ingatannya ternyata mundur kembali ke setahun lalu. Aku pun tiba-tiba kehilangan minat.""Melihat dia masih belum menyerah meski kamu sudah menceraikannya, aku tiba-tiba nggak tertarik lagi. Belakangan, aku sesekali merangsangnya untuk membangkitkan ingatannya saat kami bersama. Toh dia pernah memuji kalau tubuhku lebih bagus dari kamu.""Sekarang aku mengerti, Kak Poppy. Bermain dengan suami orang lain lebih menarik daripada bersama suami sendiri," pungkas wanita itu.Jika aku mendengar provokasi seperti ini beberapa waktu lalu, aku pasti sudah terbawa emosi dan meninju wajah Nikki. Sekaran

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 7

    Aku tidak tahu berapa lama Andy mengetuk pintu di koridor. Akhirnya, sepertinya tetangga yang tidak tahan lagi dengan keributan itu menelepon polisi. Petugas pun datang dan membawanya pergi dari situ.Aku tidak pernah mendekati pintu, jadi aku tidak tahu apakah yang membawa Andy pergi adalah kedua petugas polisi yang tadi datang.Aku mengganti semua seprai dan selimut di kamar, lalu langsung membuangnya ke tempat sampah. Aku tidur dengan sangat nyenyak malam itu.Keesokan paginya, aku meninggalkan apartemen setelah mengirimkan kode sandiku yang baru pada agen. Aku memberinya wewenang penuh untuk membawa calon pembeli melihat-lihat apartemen.Kalau perlu, agen itu bahkan boleh mengabaikan negosiasi harga. Yang penting tempat itu bisa terjual secepatnya.Aku berkendara pulang ke kampung halaman. Di sana, aku menghabiskan waktu dua minggu dengan damai bersama orang tuaku seorang pensiunan.Apartemenku segera terjual. Agen itu cukup kompeten, dia tidak menurunkan harga seperti ekspektasiku

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 6

    Teriakan itu tidak hanya membuat Nikki terlonjak, tetapi juga membuat kedua polisi itu tertegun sejenak. Sebelum Andy mengatakan apa pun lagi, mereka segera bertanya bagaimana aku ingin memproses masalah ini.Aku tahu betul bahwa sengketa perdata seperti ini sangat sulit untuk ditangani. Namun, jika aku meminta kasus ini diproses dengan adil, mereka pasti akan tetap melakukannya.Saat aku hendak menjawab, Andy sudah mendahuluiku dan berkata, "Aku akan pergi."Mendengar itu, aku merasa sedikit lega. Sejujurnya aku juga tidak ingin memperbesar masalah ini. Hanya satu yang kuinginkan, Andy menerima kenyataan dan keluar sepenuhnya dari hidupku.Ketika Andy menatapku, ekspresi di wajahnya membuatku merasa seolah-olah kami sudah berada di dua dunia yang berbeda. Dia meminta, "Setidaknya biarkan aku berganti pakaian dan mengemasi barang-barangku dulu, oke?"Aku tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala untuk menyingkirkan pikiran-pikiran mengganggu di benakku. Aku membalas dengan dingin, "U

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 5

    Kedua orang itu terhenyak sebentar.Nikki-lah yang pertama bereaksi. Dia mengambil surat cerai di tanganku, lalu membuka dan memeriksa keasliannya. Kemudian, sambil menahan ekspresi gembira di wajahnya, dia berbalik dan menyerahkan surat cerai itu pada Andy.Nikki berkata dengan nada kaget yang dibuat-buat, "Wah, Kak Poppy, surat cerai ini mirip sekali dengan yang asli. Tapi, benalu sepertimu nggak mungkin bisa hidup tanpa Kak Andy. Kamu nggak mungkin diam-diam mengurus surat cerai tanpa sepengetahuannya, 'kan?"Andy tidak menangkap maksud tersirat dalam kata-kata Nikki. Dia bahkan tidak melirik surat cerai yang sengaja ditunjukkan wanita itu.Sebaliknya, Andy menepis tangan Nikki dan berjalan cepat mendekatiku. Dia menatapku dengan tajam dan berkata, "Poppy, jangan kira kamu bisa menipuku. Aku bahkan nggak pernah melihat perjanjian perceraian, bagaimana kamu bisa mengurus surat cerai?"Melihat raut tidak percaya di wajah Andy, aku hanya merasa geli. Aku membalas, "Tentu saja kamu pern

  • Suamiku yang Tergila-gila Pada Asistennya   Bab 4

    Setelah kode sandi yang kumasukkan tiga kali gagal, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam. Nikki muncul di depanku dengan mengenakan piamaku. Piama ini adalah piama pasangan milikku dan Andy.Begitu melihatku, raut provokatif itu muncul lagi di wajah Nikki. Dia mengangkat alisnya dan berkata dengan centil, "Oh, Kak Poppy rupanya. Kak Andy bilang kamu nggak akan pulang, jadi aku datang. Untung saja kami sudah selesai, tapi kamar jadi agak berantakan. Mau tunggu sebentar di sini? Biar aku beres-beres dulu.""Kamu benar-benar membuat Kak Andy marah hari ini. Dia melampiaskan semuanya padaku. Tubuh rapuhku ini hampir nggak sanggup bertahan ...."Sebelum Nikki selesai bicara, aku tiba-tiba meninju wajahnya. Dia langsung terjatuh dan memegangi hidungnya sambil mengerang kesakitan."Poppy! Apa kamu gila? Bagaimana kamu bisa memukul orang tanpa alasan?" bentak Andy sambil bergegas mendekat. Piamanya belum dipakai dengan benar dan rambutnya bahkan masih basah.Alih-alih menjawab, aku hanya melirik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status