ホーム / Romansa / Suamimu Masih Mencintaiku / Di Antara Ombak dan Janji yang Tak Aku Inginkan

共有

Di Antara Ombak dan Janji yang Tak Aku Inginkan

作者: Borneng
last update 最終更新日: 2025-05-26 16:19:00

Sekeras apa pun aku mencoba menghindari lelaki ini, ia tetap saja berhasil menemukanku. Seakan semesta selalu membelanya. Sampai detik ini, aku masih tak mampu memahami alasan di balik sikapnya. Otakku terus saja berputar, mempertanyakan satu hal yang tak kunjung terjawab—kenapa Aslan selalu mengejarku?

Aku ini siapa? Wanita yang tak sepadan dengannya—seorang janda dengan dua anak, masa lalu penuh luka, hidup yang pernah terseret dalam kelamnya dunia malam. Sedangkan dia? Seorang dokter muda dari keluarga terpandang dan kaya raya. Seharusnya aku adalah aib, noda yang tak pantas ia sentuh apalagi pertahankan.

'Aku tidak pernah meminta dia bertanggung jawab atas kehamilanku. Kalau memang ingin punya anak, bukankah lebih jelas kalau ia mencetaknya bersama tunangannya? Bibitnya lebih jelas, statusnya pun tak akan membuatnya malu. Mungkin... kalau saja aku tidak mengandung anaknya, mungkin ceritanya akan berbeda. Mungkin... aku sudah dilenyapkan dari dunia ini, seperti rencana awalnya.'

Pi
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Semakin Kamu Memaksa, Semakin Aku Benci.

    Semakin Aslan memaksa dan merendahkanku, semakin dalam pula kebencian ini tumbuh.Cinta... seharusnya tidak menyakiti. Cinta itu melindungi, memeluk jiwa yang lelah, bukan malah menekan dan membuat seseorang merasa sesak. Tapi Aslan? Ia memperlakukanku seakan aku hanya wadah pembawa kantung bayi. Ia tidak pernah melihatku sebagai perempuan yang layak dicintai. Itulah yang aku rasakan selama ini. Walau Pak Bimo mengatakan kalau Aslan terlalu mencintaiku, tapi bukan itu yang aku lihat dari Aslan. Obsesi ingin menikah denganku semata hanya ingin memiliki anak yangaku kandung. Jadi, jangan salahkan aku jika aku terus menolaknya.Yang kulihat di matanya hanyalah obsesi. Sebuah keinginan untuk menang. Untuk membuktikan bahwa ia bisa memiliki segalanya dengan kekuasaan yang ia punya. Bukankah itu kesombongan yang menyamar sebagai cinta?Bagaimana mungkin aku menyerahkan diri dan cinta ini pada tempat yang salah… lagi?Aslan memegang kepalanya sembari menataplku dengan prustasi “Kenapa? Kena

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Apa yang Aku Lakukan Karena Keadaan Mendesak

    Tangan besar itu menggenggam pundakku dengan kuat. Suara beratnya menggema, menggetarkan udara di sekitar kami.“KAMU IKUT AKU PULANG!”Aku menatapnya kaget, berusaha tenang. “Aku masih bekerja, Pak Aslan. Ini jam kerjaku.”Saat aku melirik kiri dan kanan, ternyata kami jadi tontonan. Tamu hotel, pelayan, bahkan resepsionis memperhatikan kami. Malu bukan main. Aku tidak mengira ajakanku untuk menikah pada Pak Bimo akan seheboh ini. Kenapa setiap kali aku ingin meyelesaikan satu masalah, bukannya selesai malah tambah besar.Aku tidak ingin jadi tontonan di banyak orang d yempat itu, apa lagi ini tempat kerjaku. Ingin rasanyaa ku menghilang detik itu juga saat melihat tatapan semua orang.“Oh … Sany, kamu jadi tontonan banyak orang’Ya ampun, ini sangat memalukan… Karierku dan kerja sama dengan Pak Bimo bisa dalam masalah besar, batinku. Aku menunduk, tak berani menatap siapapun.“JANGAN MEMANCINGKU LEBIH MARAH LAGI, SANY!” ucap Aslan, rahangnya mengeras, giginya nyaris bergemeretak.

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Terkejut

    TerkejutMeminta Bimo menikahi salah satu cara yang aku pikirkan agar Aslan tidak memintaku menikah dengannya. Menikah dengannya untuk kedua kalinya membuatku takut. Saat menikah dulu degannya duniaku sudah seperti neraka. Apa lagi menikah untuk kedua kalinya. Tidak. Aku tidak ingin kembali ke rumah itu lagi. Tidak ingin berurusan dengan keluarga Aslan Fariz Gumala.Aku menatap Bimo dengan wajah serius berharap ajakanku menikah sesuatu yang serius. Untuk saat itu hanya Bimo orang yang bisa aku percaya, ia juga sudah tahu sebagian masalahku."Aku hanya ingin hidup sederhana, yang penting anak-anakku bahagia," ucapku pelan, mengalihkan pandanganku dari laut ke wajah Bimo yang menatapku dalam."Tentu saja, Sany. Siapa yang bisa menolak menikahi wanita secantik kamu? Aku mau, aku mau menikah denganmu. Ayo kita jalani semua seperti yang kamu mau," ujar Bimo dengan nada bersemangat, wajahnya tampak bersinar.Aku tersenyum, tetapi hatiku masih penuh keraguan. Aku takut dia berubah pikiran."

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Mengajak Rekan Kerja Menikah

    Dengan segala bujuk rayu dan usaha keras pagi itu, akhirnya Aslan—lelaki yang katanya paling rasional di dunia ini—mengizinkanku kembali bekerja. Meski keputusannya terkesan setengah hati, aku menangkap ketegangan di wajahnya."Baiklah, aku akan mengantarmu... dan nanti, aku juga yang akan menjemputmu," ujarnya tegas, seolah ia adalah pemilik tubuh ini.Dalam hati, aku mendengus. 'Terserah kamulah. Mau jemput atau enggak, bodoh amat.'"Baiklah," ucapku singkat, lalu berjalan keluar dari villa dengan langkah yang kubuat seanggun mungkin, meski hati sedang berontak.Sesampainya di depan hotel tempatku bekerja, mobil berhenti. Aku bersiap turun. Tapi tangan Aslan mendadak menahan kedua pundakku."Ingat ya... Jangan coba-coba kabur dariku. Kamu tidak akan pernah bisa. Ingat itu baik-baik," katanya, matanya tajam menusuk."Terserahlah," balasku dingin, lalu menepis tangannya dan turun dari mobil tanpa menoleh lagi.Tapi jantungku tetap berdetak kencang. Ucapan Aslan bukan sekadar ancaman.

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Kenapa Memaksa Menikah

    Aslan menatapku dengan wajah serius, seolah dia menyakinkanku kalau tawarannya saat aku butuhkan.“Hamil tanpa suami itu berat Sany.” "Aku tahu," kataku lirih, "tapi aku tidak mau menikah dengan Pak Aslan. Aku tidak mau punya hubungan apa pun lagi dengan keluargamu.""Nanti... aku akan mengurus keluargaku, mereka tidak akan ada masalah.”"Lalu?" Aku menatap wajahnya tajam, sinis, menunggu jawaban yang selalu ia hindari.“Begini, Sany... aku hanya ingin menikahimu dulu. Setelah kamu jadi milikku, baru kita pikirkan hal yang lain.”Otakku seperti meledak. Jantungku berdetak kencang. Hati, kepala, dan seluruh tubuhku serasa remuk oleh tekanan dan paksaan ini. Dengan gerakan pelan, kuangkat tangan untuk memijat pelipis yang berdenyut.“Tolong, jangan paksa aku, Pak Aslan. Aku sungguh lelah menjalani hidupku...” bisikku pelan, nyaris serak. Suaraku nyaris tak terdengar, tapi mata kami bertemu, dan dia tahu aku serius.“Aku hanya ingin membantu,” ucapnya, lalu duduk di sofa di sampingku.

  • Suamimu Masih Mencintaiku   Di Antara Ombak dan Janji yang Tak Aku Inginkan

    Sekeras apa pun aku mencoba menghindari lelaki ini, ia tetap saja berhasil menemukanku. Seakan semesta selalu membelanya. Sampai detik ini, aku masih tak mampu memahami alasan di balik sikapnya. Otakku terus saja berputar, mempertanyakan satu hal yang tak kunjung terjawab—kenapa Aslan selalu mengejarku?Aku ini siapa? Wanita yang tak sepadan dengannya—seorang janda dengan dua anak, masa lalu penuh luka, hidup yang pernah terseret dalam kelamnya dunia malam. Sedangkan dia? Seorang dokter muda dari keluarga terpandang dan kaya raya. Seharusnya aku adalah aib, noda yang tak pantas ia sentuh apalagi pertahankan.'Aku tidak pernah meminta dia bertanggung jawab atas kehamilanku. Kalau memang ingin punya anak, bukankah lebih jelas kalau ia mencetaknya bersama tunangannya? Bibitnya lebih jelas, statusnya pun tak akan membuatnya malu. Mungkin... kalau saja aku tidak mengandung anaknya, mungkin ceritanya akan berbeda. Mungkin... aku sudah dilenyapkan dari dunia ini, seperti rencana awalnya.'Pi

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status