Share

Manusia Kelas Dua

            Senja berlalu seperti awan kecil di musim kemarau, sebagai mimpi di waktu fajar. Malam luruh bersama hawa dingin yang tajam menggores kulit semua tahan. Bintang-bintang di langit tidak lebih dari percikan kecil api, yang sekiranya api itu padam suatu malam nanti, maka tak akan ada lagi cahaya lain yang tertinggal di langit malam selain rembulan malas yang enggan bergerak dari atas hutan.

            “Kau belum tidur?”

            Mardian menoleh. “Ah,  Pram. Membuat kaget saja. Aku tidak bisa tidur. Kau sendiri mengapa tidak tidur?”

            Pramoedya duduk. “Setelah apel malam tadi, aku jadi terus berpikir-pikir, Kawan. Menurutku, negara kita ini masih sakit dan terlalu rapuh sistim pemerintahannya. Di sisi lain, bayang-ba

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status