Share

Sudah Kaya Tergoda Mantan
Sudah Kaya Tergoda Mantan
Penulis: Serenity

Prolog: Karma

"Jadi bagaimana?" Andre, seorang eksekutif muda berpenampilan flamboyan bertanya dengan penuh percaya diri. 

Ini pertemuan ketiga mereka dan Andre menangkap sinyal positif dalam setiap pertemuan sehingga dia sangat yakin kalau perusahaan keluarganya akan keluar sebagai pemenang tender yang diadakan oleh Steam Perfection, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang jasa dengan fokus menyediakan jasa setrika panggilan. Perusahaan rintisan yang masih terbilang baru itu dalam waktu singkat berhasil menancapkan taringnya. 

Sang pemiliki dengan jeli berhasil melihat apa yang menjadi kebutuhan para penduduk ibukota. Jika mencuci baju bukan lagi masalah karena dapat dikerjakan oleh mesin cuci, lain cerita dengan menyetrika. Hanya dalam waktu tiga tahun Steam Perfection sudah mendapat suntikan dana dari investor dalam dan luar negeri dalam jumlah sangat besar. 

"Saya yakin apa yang ditawarkan oleh perusahaan kami merupakan penawaran terbaik," Andre menegakkan punggung dan berucap dengan nada dominan. 

"Benar. Harga yang perusahaan Anda tawarkan merupakan penawaran terbaik."

"Tentu saja," senyum penuh percaya diri mengembang, "Tidak hanya itu. Kami juga menawarkan banyak bonus," sekarang kuluman senyumnya seakan menyimpan rahasia, "Untuk Stream Perfection juga untuk Ibu Nia selaku COO dari Steam Perfection juga CEO kalian."

Wanita yang menjawab sebagai COO atau Chief Operating Officer Steam Perfection itu tersenyum. Bukan karena dia senang mendengar tawaran Andre tetapi karena apa yang dilakukan oleh Andre benar-benar sesuai dengan apa yang sudah diprediksikan oleh atasannya, CEO sekaligus pemilik Steam Perfection.

"Sayangnya Pak Andre," rasanya sudah waktunya untuk menjatuhka bom yang sejak tadi disimpan oleh wanita itu dengan rapat, "Sepertinya Steam Perfection untuk saat ini belum dapat bekerja sama dengan perusahaan Bapak."

Rasa percaya diri Andre sempurna menguap. Dia sama sekali tidak menduga kalau akan mendapat penolakan. 

"Ta-tapi kenapa? Ini meeting ketiga kita dan saya rasa tidak ada yang salah. Penawaran yang kami berikan itu penawaran terbaik. Anda sendiri yang mengakuinya tadi." 

"Benar," Nia mengangguk, "Penawaran yang Anda berikan adalah penawaran terbaik yang kami dapatkan. Tapi tentu saja pertimbangan kami tidak hanya berdasarkan penawaran itu saja." 

"Apa yang menjadi pertimbangan lainnya?!" Suara pria itu meninggi. 

"Salah satunya integritas. Apa yang Anda tawarkan beberapa saat lalu membuktikan kalau integritas Anda tidak sesuai dengan perusahaan kami." 

"MAKSUD KAMU APA?!" Persetan dengan citra diri. Jika dia tidak mendapatkan tender ini maka mimpinya menjadi pengganti sang ayah tidak akan pernah menjadi kenyataan. 

"Maaf," Nia bangkit dari duduknya dengan anggun, "Tapi untuk saat ini kami tidak dapat bekerja sama dengan perusahaan Anda." 

"Berita tahu saya alasannya!" Andre masih menuntut, "Saya harus tahu kalau keputusan itu tidak berat sebelah atau semacamnya!" 

"Maaf tapi itu sudah menjadi keputusan kami." 

"Kalau keputusan itu diambil secara fair pasti perusahaan saya yang akan kalian pilih! Ini tidak mungkin! Perusahaan kami sudah memberikan harga terbaik. Jauh lebih rendah dibanding perusahaan lain. Saya yakin!" 

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Pak Andre. Keputusan itu tudak hanya berdasarkan angka yang ditawarkan. Ada banyak pertimbangannya." 

"Apa? Apa yang menjadi pertimbangan kalian?!" Pria itu seakan menantang lawan bicaranya, "Jelas pertimbangan atau apapun yang kalian lakukan itu tidak fair!" 

Tepat ketika Andre selesai berteriak, pintu ruang meeting yang mereka gunakan terbuka disusul sosok seorang pria bertubuh tinggi berjalan masuk dengan langkah penuh keyakinan.

"Pak Baskara," Nia langsung menyambut kedatangan pria itu dengan ramah, "Kok nggak bilang kalau mau join meeting ini?" 

"Kebetulan lewat," pria yang disapa dengan nama Baskara itu menjawab singkat sambil menatap Andre, "Terus dengar keributan. Ada masalah?" 

"Ada!" Andre membalas tatapan pria yang baru bergabung bersama mereka dengan tatapan menantang, "Anda siapa?" 

Bukannya menjawab, Baskara malah terkekeh, "Anda ingin bekerja sama dengan perusahaan kami tapi tidak melakukan riset terlebih dulu?" 

"Apa maksud ucapan Anda?!" 

Baskara tersenyum mengejek, "Saya CEO dan pemilik Steam Perfection. Keputusan saya juga untuk tidak bekerja sama dengan perusahaan Anda." 

"Ta-tapi kenapa?" Dia sudah salah langkah dengan merendahkan pria itu. Sekarang tidak ada yang dapat dilakukannya. Tender ini sudah tidak mungkin dimenangkan oleh perusahaannya. 

"Karena hidup memang sering kali tidak adil," Baskara mengucapkannya sambil tersenyum, "Bukankah itu yang dulu sering Anda dan teman-teman Anda ucapkan setiap kali merundung saya di SMA?"

Siapa tadi nama pria ini? Baskara? 

Apakah mungkin dia... Baskara teman SMA yang dulu selalu dikerjainnya? Tapi... tidak mungkin gembel itu bisa menjadi pemilik perusahaan rintisan sebesar ini. Tidak mungkin!

"Steam Perfection tidak akan pernah bekerja sama dengan perusahaan Anda," Baskara mengucapkan itu masih sambil tersenyum, "Silakan Anda pulang dan mengadu kepada orang tua Anda. Bukankah dari dulu hanya itu yang dapat Anda lakukan?" 

"Ka-kamu...Baskara?!"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Syahidi Chip-u
ceritanya mantap
goodnovel comment avatar
taungut sidin
oke... lanjut..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status