Jantung Vania mulai berdegup tidak menentu setelah Regina dan Andrian pergi. Ia melihat benda bulat yang tergantung rapi di dinding menunjukkan pukul 10 malam. Vania berdoa dalam hati semoga Alex tidak akan masuk ke dalam kamar. Tetapi doa Vania tidak dikabulkan oleh yang kuasa, justru ia belum selesai berdoa, Alex sudah muncul dari balik pintu.
"Kamu belum tidur?" Sapa Alex
"Belum om, ini mau tidur" jawab Vania. Ia naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di sisi ranjang de
Pagi ini Alex kedatangan tamu di kantornya, tamu yang datang saat ini adalah tamu yang akan meluluhlantakkan hati Alex, siapa lagi kalau bukan sahabat dekatnya yaitu Andrian dan Biyan.Kedua pria tampan itu datang menemui Alex ke kantornya pagi-pagi sekali. Bahkan mereka terlebih dahulu sampai di kantor dari pada Alex.Saat Alex membuka pintu ruangannya, ia begitu terkejut melihat kedua sahabatnya sudah duduk santai di atas sofa sambil menikmati cemilan dan minuman."Kenapa kalian ada di sini ?" Tanya Alex sambil melangkah menuju meja kerajaannya"Ada hal penting yang ingin kami bicarakan dengan kamu Lex" sahut Andrian"Benarkah ? Sepenting itu kan ?" Sahut Alex dengan nada yang bercanda. Ia tahu kalau kedua temannya ini, tidak pernah serius dalam bicara. Apa lagi Andrian, sahabatnya yang satu ini pasti akan membahas tentang wanita setiap kali datang ke kantornya."Ini serius Lex" jawab Biyan. Kali ini Biyan yang membuka mulut untuk menyakin
Rencana Alex yang ingin menyentuh Vania, harus gagal siang ini. Saat ke luar dari kamar mandi, ia mendapat sebuah pesan dari klien yang ingin berkunjung ke kantornya. Alex pengusaha yang sangat proporsional, ia tidak pernah bermain-main dalam urusan bisnis dan ia tidak pernah menolak atau pun menyewakan rekan bisnisnya. Bekerja adalah prioritas kedua dalam hidup Alex, karena prioritas yang pertama adalah putrinya.Sebelum meninggalkan apartemen, Alex sudah berjanji kepada Vania akan segera pulang. Ia akan kembali setelah selesai bertemu dengan kliennya.Vania hanya menjawab dengan anggukan. Bahkan wanita cantik yang memiliki lesung pipi itu tidak berani melihat mata Alex, ia merasa malu setelah Alex mencium bibirnya. Vania mengelus dada setelah punggung Alex tidak terlihat lagi, untuk saat ini ia bisa bernapas dengan lega sebelum pria tampan itu kembali ke apartemen."Semoga saja urusan om Alex sampai malam" ucap Vania sambil melangkah menuju dapur.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi Vania belum juga masuk ke dalam kamar. Wanita cantik itu masih setia duduk di ruang tamu. Alex yang sudah tidak sabar lagi menunggu Vania, terpaksa harus menurunkan kaki dari atas tempat tidur dan melangkah untuk melihat Vania ke ruang tamu."Vania" panggil Alex dari pintu kamar"I...iya om" sahut Vania"Ini sudah larut malam. Kenapa belum tidur ?" Ucap Alex"I...iya om, ini Vania mau masuk kamar" Vania bangkit dari sofa, ia melangkah ke arah Alex yang masih berdiri di bibir pintu."Om mau minta tolong, boleh ?" Ucap Alex saat Vania tiba di pintu kamar"Boleh om, apa om ?" Jawab Vania"Badan om terasa capai, bantu oleskan balsem dong" Alex melangkah menuju meja rias dan meraih balsem dari sana lalu memberikannya kepada Vania.Vania memejamkan mata saat Alex membuka kausnya. "Harus buka baju ya om ?" Ucapnya"Kalau bajunya enggak dibuka, gimana kamu mau mengol
Setelah Alex masuk ke dalam kamar mandi, Vania bergegas ke luar dari kamar, ia melangkah menuju kamar mandi yang ada di ruang tamu. Vania mengguyur tubuhnya di bawah tetesan air shower, ia mengusap seluruh tubuhnya dengan kasar sambil meneteskan air mata. Ia merasa jijik dengan tubuhnya sendiri."Aku sudah kotor" ucap Vania berkali-kali. Vania sudah 18 tahun ada di dunia ini, tapi baru kali ini ia disentuh pria. Selama ini Vania tidak pernah pacaran ataupun dekat dengan pria. Alex lah pria yang pertama mencium bibirnya dan menyentuh dadanya.Saat ke luar dari kamar mandi, Vania melihat Alex tidur di atas sofa. Ia melangkah dengan lembut menuju kamar, agar tidak membangunkan Alex. Ia menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya dari dalam kamar.Ting-nong ting-nong suara nyaring ponsel Alex yang terlalu di atas meja rias membangunkan Vania dari tidurnya. Ia menurunkan kaki dari atas tempat tidur lalu melangkah menuju meja rias untuk meraih ponsel Alex. Tanpa memperh
Satu bulan telah berlalu, hubungan Vania dengan Alex masih tetap jalan di tempat. Pria tampan satu anak itu, tidak pernah lagi menyentuh Vania. Ia selalu teringat dengan tetesan air mata yang mengalir dari sudut mata wanita cantik itu. Tetapi selama satu bulan ini, Alex selalu datang menemui Vania, dan menginap tiga kali dalam satu Minggu, tetapi mereka tidur terpisah. Vania tidur di kamar utama sedangkan Alex tidur di kamar yang satu lagi."Vania" panggil Alex. Saat ini mereka sedang menonton televisi di ruang keluarga."Iya om" sahut Vania"Om besok berangkat ke Bali. Enggak apa-apa kan om tinggal dulu selama beberapa hari ini ?" Ucap Alex. Besok pagi Alex akan berangkat ke Bali bersama Andrian. Mereka ada meeting di Bali sesama pengusaha."Iya om, enggak apa-apa" sahut Vania"Atau kamu mau ikut ? Soalnya Andrian bawa Regina" ajak Alex."Enggak usah om. Lain kali saja" tolak Vania. Ia bukan tidak mau ikut, atau tidak ingin melihat Ba
Satu hari, Vania hanya berdiam diri di apartemen, wanita cantik itu sibuk mempelajari bagaimana cara menggunakan ponsel Android yang baru diberikan Alex kepadanya tadi pagi."Ini gimana caranya" ucap Vania sambil menekan salah satu aplikasi yang ada di ponselnya. Saat ia sedang sibuk memikirkan caranya, tiba-tiba ponselnya berderingTing-nong ting-nong suara nyaring ponsel"Ya Tuhan, ini ponselnya kenapa ?" Vania bingung sendiri. Ia tidak mengerti kalau panggilan yang masuk ke ponselnya adalah panggilan video call."Ini digeser ke atas atau ke bawah ya ?" Ucap Vania "terus kenapa nama yang muncul sugar daddy ? Ini kan ponsel baru, tapi kok ada namanya ya ?" Ucapnya."Coba geser ke bawah saja dah" Vania menggesernya ke arah bawah "lah kok jadi kembali seperti tadi" ucapnya karena kembali ke profil utama. Tentu saja kembali ke layar utama, orang Vania mematikan panggilannyaHanya berselang 1 menit, ponselnya kembali berdering "yah, dia berbuny
Rico sudah berkeliling kota Jakarta untuk mencari alamat Vania, ia sudah berkali-kali menanyakan di mana alamatnya, tetapi Vania hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepala. Wanita cantik itu masih dalam pengaruh obat yang ia minum. Jalan satu-satunya, Rico menghubungi Regina, ia tidak mungkin membawa Vania ke kostnya atau ia tidak mungkin meninggalkan Vania di jalanan."Hallo kak Rico" sahut Regina dari seberang sana"Regina kamu di mana ?" Tanya Rico"Aku baru saja sampai di kost. Ada apa kak ?""Tolong bantu aku Regina" Rico menceritakan semuanya, dan meminta Regina untuk datang menemuinya.Hanya butuh 15 menit, Regina sudah tiba di alamat yang dikirimkan Rico. Sebelum membawa Vania kembali ke apartemen ! Regina berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Rico. Jika Rico tidak menolong Vania, entah seperti apa sekarang sahabatnya itu.Regina meminta bantuan kepada penjaga apartemen untuk membantunya membawa Vania ke atas. I
Vania membuka mata setelah sinar matahari masuk ke dalam kamarnya melalui sela-sela kaca. Ia beberapa kali menggeliat untuk menormalkan tubuhnya dari tidur panjang. Vania berteriak saat tangannya membuka selimut dan melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang. Ia refleks menutup kembali tubuhnya dengan selimut."Ya Tuhan apa yang sudah terjadi tadi malam antara aku dan om Alex ? Apa aku dan om Alex sudah ?" Ucapnya"Oh tidak, tidak. Itu tidak mungkin" ucap Vania menepis pikiran kotornya. Ia kembali membuka selimut dengan pelan untuk memastikan ada bercak darah atau tidak di atas seprai.Vania mengelus dada, setelah tidak menemukan adanya bercak darah atau noda di atas tempat tidur "syukurlah lah" ucapnya sambil menghembuskan napas lega"Tapi kenapa aku ada di sini ya ? Bukannya aku tadi malam sedang menghadiri pesta ulang tahun Tia ?" Ucapnya kembali setelah mengingat-ingat kejadian tadi malam."Kamu sudah bangun" suara Alex yang membuat Vani