Vera mencari keberadaan orang yang telah mengambil gambarnya diam - diam. Vera khawatir jika sampai Arman tahu bahwa dirinya sedang melakukan hal terlarang dengan seseorang.Vera berkacak pinggang karena tidak bisa mengetahui pelakunya. Gegas Vera masuk ke dalam mobilnya dan segera pulang. "Aku membalaskan dendammu, Mas. Dia wanita yang ada di dompetmu, ternyata dia bukanlah orang yang baik." Farida mengendarai motor sportnya dan kembali pulang. Sesampai di rumah, Farida melihat Heru sedang duduk di teras. Di hari ketiga keadaan Heru mulai membaik. Bahkan sudah bisa bangun sekedar duduk meski belum bisa melakukan beraktivitas yang berat. Pagi tadi Heru menceritakan siapa Vera sebenarnya, dan apa yang telah Vera lakukan padanya. Hingga akhirnya Farida membalas dendam kepada Vera.Farida mengerti bagaimana jika berada di posisi Heru. Lelaki yang bersedia memberikan apa yang dia minta namun seharusnya Vera tidak serta merta seperti itu.Farida mengamati foto Vera dan seperti tidak asing
Gegas Arman ke kamar mandi untuk membersihkan diri untuk tujuannya hari ini, yaitu menguntit Amanda. Tak lupa parfum andalannya saat menikah dengan Amanda. Arman memakai baju sekeren mungkin supaya Amanda bisa suka ketika menatapnya."Ah sudah keren." Arman mengenakan celana jeans pendek dan hoodie. Tak lupa rambut di model bak ABG. Karena takut kehilangan jejak Amanda, Arman melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Arman sengaja berhenti agak jauh dari rumah Amanda agar tidak ketahuan. Hampir setengah jam menunggu, Arman melihat sebuah mobil hitam masuk ke halaman rumah Amanda. Lelaki tak kalah keren penampilannya dari Arman. Arman bertanya - tanya mengenai lelaki itu. "Siapa dia? Dia bukan Bara." Arman memajukan sedikit mobilnya agar bisa memantau lebih dekat. Melihat Amanda bersama keluarganya bercanda tawa dengan lelaki itu membuat Arman cemburu. Bahkan dirinya tidak pernah merasakan kehangatan ketika bersama kedua orang tua Amanda. Tak berapa lama, lelaki itu undur diri. A
Karena hari sudah larut malam, Amanda segera beristirahat agar besok bisa pulang ke rumahnya. "Neng, bersihkan badanmu dan pakailah baju ini. Biar baju Neng, Emak gantung di sana." Bu Warti memberikan baju ganti berupa trining dan kaos yang seukuran Amanda. Bu Warti membeli baju tersebut dari tetangga sebelahnya yang kebetulan jualan baju cuci gudang. Amanda menerima baju ganti pemberian Bu Warti dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. "Sini biar Emak yang gantung bajunya biar tidak bau asem." "Ah, biar Amanda aja Emak. Amanda udah seneng sekali diperbolehkan menginap dan beristirahat di sini." Amanda menolak secara halus tawaran Bu Warti. Amanda segera menggantung bajunya di dinding dan merebahkan bobot tubuhnya di ranjang sederhana milik Bu Warti. Bu Warti juga merebahkan bobot tubuhnya di sampin Amanda karena waktu sudah malam dan sudah waktunya tutup. "Neng, maaf jika tempat Emak kurang nyaman." "Emak, Amanda sudah sangat bersyukur sekali bisa mengenal Em
Terungkapnya dalang penculikan Amanda menjadi sebuah kabar mengejutkan bagi keluarga Amanda dan Ibunya Arman. Foto dan video rekaman Arman ketika menculik Amanda telah tersebar ke media."Arman, kenapa kamu bodoh sekali!" Bu Ratna kesal dengan ulah Arman dan akibatnya dia harus menjadi buronan polisi. "Bisa - bisanya kamu menculik wanita kampungan itu! Dasar bodoh! bodoh!"Hingga larut malam Bu Ratna tidak bisa tidur karena memikirkan Arman. Vera juga tak kunjung menghubunginya kala Arman mendapat masalah besar seperti ini. Bu Ratna berharap Vera datang untuk sekedar menghiburnya namun sampai larut malam panggilan satu kali pun tidak terdengar.Drrt drrtPanggilan dari Naya ketika Bu Ratna merebahkan tubuhnya di ranjang."Halo Nay!""...""Memang Abangmu saja yang bodoh, sudah tahu jika mau menikah malah mencukik wanita kampungan itu!" Bu Ratna meluapkan kekesalannya kepada Naya."....""Baiklah, Nay. Semoga ada kabar baik dari abangmu. Sejak tadi dia tidak menghubungi Ibu sama sekal
Jujur ketika berjauhan dari Amanda aku tak pernah merasa tenang sedikitpun. Bayang - bayang Amanda akan bersatu dengan Kak Faris membuatku sangat memikirkannya. Di Kalimantan sempat aku berusaha move on dan berusaha mendekati rekan kerja wanita. Tapi entahlah, hati ini terasa kaku sekali dan rekan wanitaku menjadi tidak suka padaku.Sungguh aku benar - benar frustasi saat di sana. Bahkan aku sengaja tidak menghubungi Amanda meskipun Amanda sering mengirim pesan untukku. Terkadang aku merasa takut jika akibat dari sifatku, Amanda akan benar - benar menjauh.Awalnya aku tidak tahu jika Kak Faris ternyata orang pertama yang menjalin hubungan dengan Amanda saat masih sekolah. Amanda juga sama, pertama kali menjalin hubungan dengan Kak Faris. Saat mengetahui semuanya, hatiku hancur dan takut jika mereka akan melanjutkan kisah cintanya yang belum usai.Sempat aku berfikir untuk mengalah demi Kak Faris. Aku paham jika cinta pertama tak pernah terlupakan. Tapi bagaimana denganku? apakah karen
Hueek hueek! pagi ini Tiba - tiba Naya merasakan ada sesuatu yang aneh dari dirinya. Naya merasa seisi perutnya ingin keluar disertai badan yang lemas. Naya berkali - kali mencoba menahan dengan meminum jus jeruk namun tetap saja rasa mual menghinggapinya."Ada apa denganku?" Naya bingung dengan keadaan dirinya. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya dan tubuhnya juga lemas tak bertenaga seperti biasanya.Tok tok tokPintu kamar Naya diketuk oleh seseorang. Naya awalnya membiarkan pintu diketuk, namun semakin lama Naya tidak membukakan pintunya, ketukan pintu semakin keras. Naya dengan kesal akhirnya mengalah dan membuka pintu kamarnya."Ada apa?" Naya berkata dengan nada ketus kepada Yeti yang mengetuknya."Cucian menumpuk, Bi Ijah sedang mudik. Sepulang kuliah kamu silahkan cuci!" Naya terbelalak memdemgar perintah Yeti. Jangankan mencuci, berjalan saja tenaganya sudah terkuras habis."Aku sakit, aku capek!" sahut Naya tanpa rasa sopan sedikitpun."Kamu sakit? sakitmu kok aneh y
Tiga hari Bara dirawat akhirnya sudah diperbolehkan pulang. Amanda selalu berada di samping Bara selama perawatan."Mand, makasih ya." Amanda mengangguk pelan sembari tersenyum. Amanda dan Bara segera mengurus administrasinya dan kembali ke rumah Bu Warti sekedar untuk berpamitan. Karena rencananya mereka berdua akan kembali pulang. "Kalian berdua hati - hati. Jangan lupa main kemari Neng." Meski hanya beberapa hari mengenal Bu Warti tetapi bagi Amanda berpisah dengan Bu Warti adalah hal yang menyedihkan. Sosok Bu Warti seperti sang Ibu kandung. Bu Warti sendiri merasa sedih saat harus berpisah dengan mereka."Amanda akan datang mengunjungi Emak lagi." Amanda dan Bara mencium punggung telapak tangan Bu Warti. Bu Warti melihat raut wajah Bara yang begitu bahagia ketika bersama Amanda.Amanda dan Bara segera melajukan mobilnya ke kediaman Amanda. Dalam perjalanan, Bara disuguhkan dengan candaan Amanda. Candaan yang selalu membuatnya rindu jika jauh darinya."Bagaimana hubunganmu deng
Keesokan harinya, Bara memenuhi panggilan Direktur di kantornya. Bara cukup tenang karena sudah tahu apa yang akan disampaikan oleh Direktur. Bu Maya tahu jika Bara dipanggil ke tempat kerjanya pasti alasan pemecatan. "Tetap sabar dan jangan pernah menyerah, Nak!" Bu Maya memberikan penguatan anak lelaki yang terkadang rapuh.Bara melajukan mobilnya dengan tenang. Bara siap dengan apa yang akan disampaikan oleh Direktur. Sampai di tempat kerja, Bara segera menuju ke ruang Direktur."Pak Bara, Maaf dengan berat hati saya melakukan pemberhentian kerja kepada Anda karena beberapa hari yang lalu Anda meninggalkan pekerjaan tanpa izin. Saya sangat menyayangkan sekali dengan kelalaian Anda." Bara berusaha tenang meski sedikit gundah karena pekerjaannya terhenti."Saya siap menerima resikonya, Pak. Jika memang saya dipecat, maka saya akan berbesar hati menerimanya." Direktur memberikan sebuah surat pemecatan dan amplop pesangon sebagai tanda terimakasih atas kinerjanya selama ini. Bara ber