Share

Bagian 5

"Buat apa ibu datang kemari?" Tanya Allura datar. Ia sudah muak dengan ibu Jonathan itu. ya yang datang adalah Bu Dewi, tidak tahu apa yang wanita itu mau.

"Aku kemari untuk memperhitungkan perbuatanmu," kata Bu Dewi marah.

"Perbuatan apa Bu? Seingat saya, saya tidak melakukan apapun." Allura bingung dengan apa yang diucapkan Bu Dewi.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Allura." Bu Dewi menatap tajam Allura.

"Saya memang benar tidak tahu Bu," kata Allura menghela nafas panjang.

"Dasar bodoh, karena kamu tidak becus mengurus Dion sekarang dia meninggal. Seharusnya kamu berikan dia kepada kami waktu itu."

Mendengar itu membuat darah Allura kembali mendidih.

"Apa aku tidak salah dengar Bu? Bukankah kalian sendiri yang tidak mau merawat Dion, putra ibu sendiri yang bilang, dia tidak mau merawat Dion," kata Allura membela diri, ia tidak terima disebut wanita bodoh.

Kematian putranya memang sudah takdir, dan Allura perlahan-lahan mengiklaskannya. Tetapi tidak membuat Allura melupakan perbuatan mereka. Ia bertekad untuk membalas perbuatan mereka, dengan perginya ia keluar negeri, ia akan memperbaiki dirinya. Biarkan mereka bersenang-senang menikmati harta yang mereka rebut darinya. Setelah itu ia akan kembali untuk membalas perbuatan mereka.

Mendengar perkataan Allura, membuat Bu Dewi diam, memang benar apa yang di katakan Allura, bahwa dia dan anaknya yang tidak mau merawat Dion.

"Lebih baik sekarang ibu pergi, dan jangan pernah kembali kesini lagi. Dan ingat satu hal Bu, aku tidak akan tinggal diam atas perbuatan kalian kepadaku. Aku akan datang sebagai akhir untuk Kalian. Bersenang-senanglah nikmati harta yang sudah kalian rebut dariku, sebelum aku mengambilnya kembali." Setelah mengatakan itu, Allura kembali masuk kedalam meninggalkan Bu Dewi yang diam mematung.

"Kurang ajar kamu Allura!" Teriaknya, membuat Allura dan yang lain mengelus dadanya.

Keesokan harinya Allura berangkat ke bandara untuk menuju negara yang ia tuju. Singapura, negara pilihan nya yang telah ia pikirkan matang-matang. Dengan beberapa jumlah tabungannya, ia bertekad untuk pergi.

Dengan diantar oleh beberapa tetangganya.

Setelah sampai di sana, Allura di jemput oleh Zevan-sahabatnya dari kecil yang sudah menetap di Singapura setelah lulus SD.

"Hai Ara," sapa seorang wanita seumuran dengan Allura yang tidak lain adalah Zevan . Ara merupakan panggilan dari diana untuk Allura.

"Hai Evan, aku sangat merindukanmu." Mereka berpelukan melepas rindu setengah bertahun-tahun tidak bertemu.

"Aku turut berdukacita atas apa yang sudah menimpamu Ara. Aku tidak menyangka ternyata Jonathan hanya menginginkan hartamu saja, memang dia dan orang tuanya itu seperti udang di balik bakwan, berpura-pura baik karena ada maunya," ucap Zevan menghela nafas lelah. Ia merasa kasihan dengan Allura.

"Aku juga tidak menyangka, untuk itu aku pergi kesini untuk memperbaiki diriku, sebelum aku membalas perbuatan mereka kepadaku."

"Aku akan selalu mendukungmu, aku juga akan membantumu untuk membalas dendam. Aku tidak rela sahabatku ini di perlakukan seperti itu.

Zevan merupakan sahabat Allura dari kecil, Zevan pergi keluar negeri setelah lulus SD, bersama kedua orangtuanya. Dulu orang tua Allura dan orang tua Zevan merupakan sahabat dekat, itu sebabnya orang tua Zevan menganggap Allura seperti anak sendiri. Zevan sendiri merupakan putra tunggal.

Dan atas apa yang menimpa Allura, terdengar sampai ke telinga orang tua Zevan, membuat mereka marah atas perbuatan Jonathan dan orangtuanya. Zevan sendiri masih belum menikah sampai sekarang, padahal umur nya sudah 28 tahun.

"Ayo kita pulang, mommy dan Daddy sudah menunggu kamu, mereka sangat merindukanmu."

Allura menganggukkan kepalanya, lalu mereka meninggalkan bandara menggunakan motor sport milik Zevan.

"Hai mommy, Hai Daddy," sapa Allura saat melihat orang tua Diana diruang keluarga.

"Hai sayang," sapa mommy Shofie lalu memeluk Allura.

Allura beralih mendekati pak Johan.

"Bagaimana kabarmu Ara? Daddy ikut berdukacita atas apa yang menimpamu. Daddy marah atas perlakuan mereka kepada putri Daddy ini."

"Untuk sekarang Ara lagi tidak baik dad," jawab Allura, lalu mendudukkan dirinya di tengah-tengah antara mommy Shofie dan Daddy Johan

"Mulai sekarang kamu harus tinggal disini menemani mommy, karena mommy suka kesepian saat Daddy kamu berkerja bersama Zevan."

"Iya mommy, Ara akan tinggal disini. Tetapi tujuan Ara kesini adalah memperbaiki diri,

Ara akan membalas rasa sakit yang mereka berikan."

"Bagus sayang, Daddy akan membantumu, mereka itu harus diberi pelajaran, agar tidak serakah dan seenaknya saja."

"Kalau itu keputusan mu, mommy juga akan mendukungmu. Saat mendengar kabar itu membuat mommy sangat marah."

"Aku juga akan membantumu Ara." Sahut Zevan yang baru turun dari kamarnya. Setelah menjemput Allura tadi ia langsung pergi ke kamar.

Allura terharu mendengar perkataan mereka semua.

Disisi lain

"Jadi anak itu sudah meninggal?" Tanya Tiara, saat ini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Iya, waktu kejadian itu dia di bawa ke rumah sakit, sempat dirawat tetapi berakhir meninggal. Aku senang akhirnya tidak ada lagi tanggunganku untuk membiayainya." Jonathan tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi mas, apa mas tidak kalau kita juga terlibat dalam kasus kecelakaan itu? Kan wanita itu aku yang mendorongnya sampai jatuh kejalan, terus kamu yang memaki-makinya waktu itu," tanya Tiara khawatir.

"Tenang saja kita tidak akan ketangkap polisi," ucap Jonathan percaya diri.

"Dari mana mas tahu?" Tanya Tiara lagi.

"Aku dengar, sopir mobil yang menabrak Dion sudah ketangkap dan masuk penjara, jadi kita aman."

"Mas yakin kita aman, aku takut sopir itu bicara soal kita kepada polisi."

"Hmmm benar juga, kita harus menemuinya agar dia tidak membicarakan kita."

"Aku setuju. ayo kita berangkat sekarang mas, lebih cepat lebih baik."

30 menit kemudian, Jonathan dan Tiara sudah sampai di kantor polisi.

Dan kini mereka sudah bertemu dengan sopir mobil yang menabrak Dion.

"Apa mau kalian?" Tanya seorang pria sekitar 20 tahunan.

"Saya cuma mau bilang, saya minta kamu tidak melibatkan saya dalam kasus kecelakaan itu. Awas kalau kamu sampai bicara kepada polisi kalau saya dan istri saya yang mendorong anak kecil waktu itu," ucap Jonathan penuh penekanan.

Pria didepan nya itu mengerutkan keningnya, ia tidak tahu apa yang Jonathan katakan.

"Memangnya kalau saya libatkan kalian, kalian mau apa?" Tanya pria itu.

"Jangan sampai buat saya marah, kamu harus mengikuti apa yang saya minta. Kalau tidak...." Jonathan menjeda perkataannya.

"Kalau tidak apa?" Tanya pria itu.

"Kalau tidak orang tuamu akan kami habisi, sekarang mereka dalam genggamanku," kata Jonathan mengancam. Sedangkan Tiara, ia hanya menyimak pembicaraan mereka.

"Tidak. Saya mohon jangan apa-apakan orang tua saya," pinta pria itu memelas.

"Hahaha! Tidak akan, kalau kamu menuruti perintah saya."

"Baiklah saya akan menuruti perintah kalian, tapi...." Pria itu menjeda perkataannya.

"Tapi apa?" Tanya Jonathan geram.

"Tapi bohong. Hahaha!" Pria itu tertawa kencang.

"Sialan, cari mati kamu. Lihat saja akan aku habisi orang tuamu."

"Silahkan saja kalau bisa, tuan Jonathan yang terhormat." Pria itu menantang Jonathan, membuat Jonathan semakin marah.

"Sudahlah sayang habisi saja orang tuanya," sakit Tiara yang sedari tadi diam.

"Silahkan cari orang tua saya sampai ketemu. Tapi aku rasa kalian tidak akan pernah menemukannya. Kecuali, kalian mati terlebih dahulu."

"Apa maksudmu?" Tanya Tiara kesal.

"Orang tua ku sudah lama meninggal, aku hidup sebatang kara, aku tidak punya saudara lagi. Ancaman kalian itu hanyalah omong kosong."

Perkataan pria itu membuat Jonathan dan Tiara malu. Benar apa yang di katakan pria itu, ancaman mereka hanyalah akal-akalan mereka saja, tentu saja mereka tidak tahu kehidupan pria itu.

"Pak tolong bawa dua orang ini pergi, saya mau istirahat," pinta pria itu, yang kebetulan ada polisi mendekat karena waktu sudah habis.

"Silahkan keluar bapak dan ibu, waktu besuk sudah habis," ucap polisi itu.

Jonathan dan Tiara berdecak kesal, akhirnya mereka meninggalkan kantor polisi dengan perasaan yang tidak tenang sama sekali.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status