Home / Romansa / Sun in My Heart / Mencoba menjatuhkan

Share

Mencoba menjatuhkan

Author: Nitaosh94
last update Last Updated: 2022-05-26 06:00:24

Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta.

"Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.

Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun.

"Sun." Sapa Yudha.

Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?"

"Maaf soal yang tadi."

"Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak."

"Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya."

"Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya."

"Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"

Sun hanya mengangguk.

Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.

Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan Yudha sudah meninggalkan Kantor, pulang ke Rumah mereka masing-masing.

"Ah, seperti ada sesuatu dengan Bos. Kenapa bisa sebaik itu ya pada Sun?" Ucap seseorang bernama Weni, Weni merupakan karyawan disini juga.

Tring! Tring! Terdapat pesan masuk ke handphonenya Weni dan dia pun membaca pesan tersebut.

~08xxxxxxxx44~

✓Weni.

✓Kamu masih mengenaliku?

✓Kamu bisa membantu aku kali ini?

✓Mudah saja, gak sulit kok.

Weni termenung sesaat, lalu membalas pesan tersebut.

—Ya, aku tahu.

—Apa maumu Chersta?

Weni termenung lagi.

'Kira-kira apa yang diinginkan oleh Chersta? Apa dia ingin balas dendam?'

Weni menerima balasan lagi dari Chersta.

✓Besok kita ketemuan di Cafe seberang Kantor.

✓Nanti aku jelaskan disana.

✓Kita tidak bisa meninggalkan jejak melalui pesan ini.

✓Lebih baik kita ketemuan secara langsung.

Keesokan harinya, pada jam istirahat Weni keluar Kantor untuk menemui Chersta di Cafe seberang Kantor.

"Jadi begini..." Chersta berbisik kepada Weni dan dibalas anggukan oleh Weni.

"Oke, baiklah. Sebaiknya aku segera kembali ke Kantor, sebelum orang-orang mencurigaiku." Ucap Weni.

"Oke." Chersta berlalu pergi.

Sesampainya Weni di Kantor, dia melihat Sun yang sedang sendirian duduk di Kantin dan dia menghampirinya.

"Hai, Sun."

"Hai juga, kak."

"Astaga!"

"Ada apa kak?"

"Hpku masih didalam laci, aku lupa membawanya. Jam istirahat sebentar lagi akan selesai, bagaimana ini? Kalau aku kembali ke Ruangan, tapi aku belum makan sama sekali."

"Makan saja dulu kak."

"Tapi makanku gak akan tenang, soalnya banyak pemberitahuan di Grup, nanti aku bisa dapat masalah kalau perintah Bos di Grup tidak segera dilaksanakan, kamu bisa tolong aku Sun?"

"Apa itu kak?"

"Oh iya, kamu sudah makan kan?"

"Sudah kak."

"Kamu tolong ke Ruanganku, ambil hpku didalam laci ya dan tolong bawakan kesini, tolong ya."

Sun mempunyai niat membantu Weni, tapi dia orangnya gak enakan kalau membuka laci orang lain walaupun orang itu mengizinkan hal itu.

"Maaf kak, aku gak bisa buka laci orang lain, aku gak terbiasa."

"Gak apa Sun, ayolah aku mohon. Tolonglah aku. Apa perlu aku makan sambil berjalan ke Ruanganku? Mungkin sebaiknya begitu ya."

"Yasudah, aku mau bantu Kakak."

"Lacinya gak dikunci, jadi kamu langsung buka saja ya."

"Iya kak." Sun menuju Ruangan Weni.

Sesampainya Sun di Ruangan Weni, dia langsung membuka laci dan mencari handphone Weni tetapi hasilnya nihil, handphonenya tidak ditemukan.

Sun kembali lagi ke Kantin dan menemui Weni disana.

"Hpnya gak ada kak. Aku sudah cari didalam laci tapi tidak ditemukan."

"Oh, astaga. Aku lupa, ternyata ada didalam tasku. Gak apa deh, nanti aku ambil sendiri saja, sebentar lagi aku selesai makan. Makasih ya."

"Iya kak."

Setelah selesai makan, Weni beserta Sun dan karyawan yang lainnya kembali ke Ruangannya masing-masing.

"Astaga! Uangku hilang!" Weni berteriak dan semua karyawan yang mendengar hal tersebut langsung menghampiri Weni.

"Ada apa?"

"Uangku hilang, Titi."

"Memangnya kamu simpan dimana?"

"Disini, didalam laci. Oh, Sun. Ya, dia pernah membuka laciku."

"Jangan asal menuduh kamu, Weni."

"Ayo mengaku kamu, Sun. Pasti kamu kan dalang dari ini semua? Padahal aku hanya minta tolong kamu mengambilkan hpku, kenapa kamu malah curi uangku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sun in My Heart   Berusaha Menjauh Tetapi Semakin Dekat

    Keesokan harinya, seperti biasa Sun menyiapkan makanan untuk adiknya terlebih dahulu setelah itu dia langsung pergi ke Kantor.Saat tiba di Kantor, Sun masih kepikiran pesan yang dia terima kemarin dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Yudha, anak atasannya itu. Kini dia telah menyadari satu hal, hal yang sangat tidak mungkin bisa bersama dan pada akhirnya dia pun memilih untuk menjauh, walaupun kini tidak dipungkiri bahwa dia sangat menyukai Yudha. Akibat dari keprihatinan Yudha kepada Sun yang membuat rasa itu timbul begitu saja."Sun, gimana kakimu? Sudah membaik, bukan?""Sudah, Pak. Terima kasih," ucap Sun sembari melanjutkan pekerjaannya.'Sepertinya ada yang janggal, perubahan sikapnya, sangat berbeda dari biasanya,' batin Yudha.Semua ini sangat menyiksa Yudha, Yudha tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berusaha agar bisa menaklukkan Sun, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia akan terus berusaha."Sun, nanti jam istirahat bawa berkas itu ke Ruangan

  • Sun in My Heart   Sangat Menusuk

    Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua

  • Sun in My Heart   Rasa campur aduk menghampiri

    Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu

  • Sun in My Heart   Penyebab?

    Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta. Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka. "Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha." Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya. Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar. "Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha." Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya. ~Si pembantu Weni~ ✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha. ✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu. Chersta la

  • Sun in My Heart   Semakin rumit

    Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"Semua karyawan menjadi terdiam.Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak.""Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha."Sun telah membuka laci saya, Pak.""Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?""Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak."Nah, dia mengakuinya Pak.""Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya."Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia

  • Sun in My Heart   Mencoba menjatuhkan

    Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta."Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun."Sun." Sapa Yudha.Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?""Maaf soal yang tadi.""Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak.""Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya.""Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya.""Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"Sun hanya mengangguk.Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status