Share

Semakin rumit

Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"

Semua karyawan menjadi terdiam.

Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak."

"Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha.

"Sun telah membuka laci saya, Pak."

"Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?"

"Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak.

"Nah, dia mengakuinya Pak."

"Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya.

"Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."

Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.

Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia dipersilakan untuk duduk.

"Kamu baru saja bekerja disini Sun, tapi kamu sudah buat masalah seperti ini. Apa kamu tidak memahami SOP Kantor yang telah saya berikan kepada kamu?"

"Saya tidak melakukan apa yang seperti dituduhkan oleh Weni, Pak. Tolong berikan saya kesempatan untuk menjelaskan ini semua, Pak."

"Tidak ada yang perlu kamu jelaskan lagi, kamu boleh keluar sekarang, nanti saya akan berikan SP kepada kamu, jangan sampai kamu mengulanginya untuk kedua kalinya, mengerti?"

"Baik, Pak." Sun hanya bisa pasrah dan dia pun keluar dari Ruangan Yudha sesuai dengan apa yang diperintahkan Yudha kepada Sun.

Disa tiba di Kantor dan keadaan kantor terasa begitu hening.

"Ada apa nih? Kok hening sekali?"

Disa melihat Sun begitu murung dan dia pun menghampirinya.

"Sun, ada apa?"

"Gak ada apa-apa kak."

"Kamu begitu murung sekali, kamu berbeda dari biasanya."

"Tidak apa-apa kak, saya baik-baik saja."

"Kamu berbohong, aku tahu itu. Ayo cerita sama aku, jangan sungkan."

"Nggak kak, semua baik-baik saja."

Yudha keluar dari Ruangannya, lalu berkata, "Disa, kamu gak perlu ikut campur. Biarkan saja dia merenungkan perbuatannya itu."

"Tapi kak? Bukannya?"

"Gak ada, jangan bahas itu."

"Lo lagi ada masalah kak?"

"Sini lo ke Ruangan gue, nanti gue jelaskan semuanya."

Disa mengikuti Yudha ke Ruangannya.

"Jadi begini..." Bisik Yudha kepada Disa dan Disa hanya bisa mengangguk.

"Oke?" Tanya Yudha.

"Oke kak, sip. Makanya cerita dong ke gue."

"Gimana mau cerita, tadi banyak orang begitu."

"Iya deh, iya." Disa berlalu keluar dari Ruangan Yudha.

Chersta sangat begitu bahagia ketika mendapatkan pesan dari Weni.

"Good job, Weni." Chersta tersenyum lebar.

Tring! Tring! Terdengar nada dering handphone Weni berbunyi, dia mendapatkan sebuah pesan dari seseorang lalu dia membacanya.

~08xxxxxxxx44~

✓Good Weni.

Weni kembali mengingat pertemuannya dengan Chersta kemarin dan perjanjian yang dijanjikan Chersta kepadanya.

"Jadi begini, aku mempunyai pekerjaan untuk kamu, pekerjaan ini begitu mudah dan ada bayaran yang begitu mahal jadi kamu tak perlu khawatir akan hal itu."

Weni mengangguk, "Apa itu?"

"Bantu aku membuat nama Sun menjadi buruk dimata semua orang, terutama Yudha. Buatlah Yudha membencinya dan menjauhinya. Jebak dia, buat dia menjadi begitu buruk."

Weni mengangguk lalu tersenyum, "Terus? Apa yang akan aku dapatkan?"

"Aku akan memberikan kamu sebuah mobil yang sangat kamu impikan selama ini."

Weni mengangguk, "Setuju." 

Kesepakatan antara mereka berdua telah terjalin. 

Saat ini Weni telah memenuhi keinginan yang Chersta mau dan dia pun menagih janji yang telah mereka sepakati sebelumnya kepada Chersta.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status