Share

Ingin bertemu lagi

Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.

Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.

Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."

Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.

~Chersta~

✓Yudha, apa kabar?

✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.

✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.

✓Apa kamu masih kangen aku?

✓Atau sudah tidak?

✓Aku harap kamu belum punya yang lain.

✓Aku harap kamu masih menungguku disana.

✓Sampaikan salamku untuk Om disana.

✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.

✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.

Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.

Sejam telah berlalu, Chersta masih saja menunggu balasan dari Yudha tapi tak kunjung diterimanya balasan tersebut. Chersta mulai gelisah, dia kepikiran satu hal bahwa hatinya Yudha bukan untuk dirinya lagi.

Chersta memutuskan untuk menelepon Yudha untuk memastikan bahwa yang dia dipikirkan tentang perasaan Yudha yang telah berpaling itu salah besar. Dia masih kekeh bahwa Yudha masih memiliki perasaan padanya.

Dia telah berkali-kali menelepon Yudha tapi hasilnya nihil, Yudha tidak mengangkat teleponnya sama sekali walaupun sudah 3 kali dia menelepon.

Yudha merasa gelisah dan khawatir, apakah Chersta akan menjadi frustasi karena dia tidak mengangkat panggilan tersebut? Itulah yang ada dibenak Yudha saat ini.

"Bagaimana ya? Tapi, kalau aku jawab telepon dari Chersta nanti dia malah berpikir aku memberinya kesempatan. Yasudah, biarkan saja deh."

Chersta mulai mengamuk, dia sangat kesal terhadap Yudha karena tidak membalas pesannya sama sekali dan tidak menjawab teleponnya juga.

"Tidak apa Yudha, kamu boleh mengabaikan pesan dan panggilan telepon dariku. Tapi besok pagi, akan aku pastikan kita akan bertemu."

Siska, adiknya Sun sangat ketakutan setelah menonton film horor, dia berteriak memanggil kakaknya, "Kak Sun! Sini kak, temani aku. Aku gak bisa tidur, aku takut."

Sun mendekati adiknya itu dan menenangkannya, "Gak perlu takut Siska, ada kakak disini. Kakak akan menemani kamu, tenang ya."

"Beneran ya kak? Kakak tidur disini bersamaku ya kak? Aku takut sendirian."

Sun mengiyakan ajakan adiknya itu, "Iya, kakak temani kamu disini. Ayo tidur kamu."

Siska mengangguk dan tersenyum, "Hore."

Keesokan harinya, Sun pergi ke Kantor dan tak lupa untuk mengantar adiknya ke Sekolah terlebih dahulu.

Sesampainya di Kantor, Yudha sudah standby di Ruangannya.

"Pagi, Pak." Sapa Sun kepada Yudha dan dibalas senyuman oleh Yudha.

"Sun, bisa ke Ruangan saya sebentar? Untuk membahas proyek kita bersama Ibu Fidi."

"Baik, Pak." Sun mengikuti Yudha menuju Ruangannya.

"Yudha!" Seseorang masuk begitu saja kedalam Ruangan Yudha.

"Chersta?" Yudha kaget melihat keberadaan Chersta saat ini di Kantornya.

"Oh, jadi ini alasan kamu mengabaikan aku kemarin?"

"Maaf Pak, saya permisi." Sun tidak mau ikut campur dengan masalah mereka berdua dan memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Mau apa lagi, Chersta? Sudah cukup."

"Kamu enggak menghargai perasaanku, Yudha."

"Bukannya ini yang kamu mau? Kamu ingin aku menjauhimu."

"Itu dulu."

"Haha, dulu dan sekarang apa bedanya?"

"Beda, sangat berbeda Yudha."

"Berbeda? Ya, coba jelaskan dimana letak perbedaan itu?"

Chersta terdiam sejenak.

"Baiklah, aku mengalah. Kamu sudah bukan Yudha yang aku kenal dulu, kamu telah berubah." Chersta berlari keluar sembari menghapus air matanya yang menetes.

Semenjak kejadian tadi, suasana di Kantor menjadi hening. Sampai tibanya jam istirahat, semua karyawan keluar dari Ruangannya masing-masing.

"Sun, bisa kita bicara sebentar?"

"Maaf Pak, saya tidak mau ada kesalahpahaman tentang kita. Saya permisi." Sun berlalu pergi meninggalkan Yudha disana.

Diperjalanan ke Kantin, Sun mendengar seseorang memanggil namanya dan dia pun menoleh kebelakang.

"Hei, Sun. Kita bertemu lagi." Trinsyo tersenyum.

"Trinsyo? Ada apa? Apa ada meeting lagi?"

Trinsyo menggeleng, "Tidak ada."

"Terus?"

"Aku hanya ingin menemuimu. Maukah kamu makan siang bersamaku?"

"Maaf Trins, aku tidak bisa. Jam istirahatku hanya sebentar, jadi jika untuk pergi makan diluar Kantor tidak akan memungkinkan. Sekali lagi aku minta maaf ya."

"Oh, tidak masalah. Kita bisa makan disini saja."

"Masalahnya, Kantin disini hanya diperbolehkan untuk karyawan saja, tidak diperuntukkan bagi orang lain. Maaf, Trins."

"Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa makan bersama? Seperti waktu weekend mungkin?"

"Maaf, aku tidak bisa juga. Aku tidak bisa meninggalkan adikku sendirian di Rumah. Kasihan dia."

"Oke deh, tidak apa. Aku tidak akan memaksamu lagi Sun, aku paham." Trinsyo berusaha tetap tersenyum didepan Sun, walaupun hatinya begitu sakit mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Sun kepadanya.

"Maaf ya."

"Kamu tidak perlu merasa tidak enak denganku, semua baik-baik saja. Tidak apa-apa Sun." Trinsyo tersenyum lagi walaupun terasa begitu berat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status