Home / Romansa / Surga Semalam / 192 Ditolong Kevin

Share

192 Ditolong Kevin

Author: Heartwriter
last update Huling Na-update: 2025-06-16 23:33:21

Di kejauhan, Windy terlempar ke atas dan ke bawah oleh terjangan ombak. Dia telah meminum banyak air dan tenaganya berangsur-angsur habis. Dia merasa tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Pada saat itu, sebuah tangan yang kuat melingkari pinggangnya dan dia ditarik dengan erat ke arah orang tersebut. Punggungnya yang lebar melindunginya dari ombak besar.

Dia melihat pria itu seperti kilatan petir meneranginya. "Kevin. Ahhh."

Windy berteriak pelan, ekspresinya sangat terkejut. Ketika dia melompat ke dalam air, dia telah melihat kapal pesiar itu mendekat dari jauh dan menduga bahwa itu adalah kapalnya Kevin.

Namun, dia tidak menyangka kalau Kevin akan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk melompat ke dalam air yang sedang bergelombang ini untuk menyelamatkannya!

Windy sempat tersenyum. Kemudian dia pingsan, tidak tahu apa-apa lagi.

DI VILLA

Kevin menggendong Windy keluar dari mobil. Kevin menggigil kedinginan, jaket jas dilemparkan ke tubuhnya. Pria itu tampak seperti baru saja diangkat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Surga Semalam   207 Mencari Identitas Sebenarnya

    Keesokan harinya, Windy bangun pagi-pagi sekali. Dia mengenakan masker dan mengirim Julian dan Julius ke sekolah.Sekarang kontes tersebut mendapat banyak perhatian, dia khawatir akan ada lebih banyak masalah, jadi dia mengenakan masker dan topi ketika dia keluar dari rumahnya.Julian dan Julius, yang mengenakan seragam sekolah, dipimpin oleh guru mereka. Guru muda itu memperhatikan Windy dengan ragu-ragu.Windy menganggapnya aneh. Apakah dia pernah menonton episode kontes tersebut? Dia hendak memberitahu gurunya untuk merahasiakannya, tapi guru itu sudah mulai masuk kembali sambil memegang tangan Julian dan Julius. Dia bahkan berbalik untuk menatap Windy dengan simpatik.Windy ingat bahwa Kevin pernah mengunjungi sekolah ini sebelumnya. Para guru pasti memperhatikan bahwa ketiga anak itu adalah anak-anaknya dan mengetahui statusnya.Sekarang dia mengirim kedua anak laki-laki itu ke sini, sebelumnya, mereka pasti berpikir bahwa anak-anaknya telah meninggalkan sekolah mereka!Dia tidak

  • Surga Semalam   206 Kebetulan Aku Mengarahkan Pandanganku Padamu

    Dua anak lelaki ini terdiam sambil terus menatap Kevin.Keduanya sempat melakukan kontak mata. Kemudian menatap tak berdaya ke arah Kevin. Mereka ingin sekali membuka topeng mereka, tapi mereka takut kepada ibu mereka.Kevin menghela nafas. Untuk kedua kalinya dia tidak tega untuk memaksa kedua anak ini.Dia pikir dua anak ini memiliki phobia tertentu yang mengharuskan mereka memakai topeng di depan orang yang baru mereka kenal."Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Kalian boleh tetap memakai topeng kalian." Kevin tersenyum.Kevin mulai membantu mereka mengumpulkan bagian-bagian yang belum selesai. Dia sangat sabar dan bergerak dengan lancar tanpa kesulitan sama sekali, menyatukan potongan-potongan itu segera setelah dia mengambilnya.Tak lama kemudian, jalur kereta api rumit yang menempati

  • Surga Semalam   205 Buka Topeng Kalian

    Dua pria dengan kekuatan yang sama saling menilai.“Aku kenal adikmu, tapi harus kuakui, dia tidak begitu mengesankan sepertimu.” tukas Tony.Mengatakan bahwa adiknya tidak mengesankan adalah sebuah pujian baginya. Fandy cuma bisa tersenyum.Menurut Fandy, Fikry hanyalah seorang idiot, dia tidak berbakat dalam banyak hal. Dia cuma berbakat dalam hal bersenang-senang."CEO Tony, Anda unggul dalam menyanjung orang lain. Aku sedang terburu-buru, jadi mari kita diskusikan konten spesifik dari kolaborasi tersebut dan tandatangani kontraknya sesegera mungkin!""Aku suka orang yang lugas sepertimu!" Tony membubarkan semua wanita di ruang pribadi ini dan mulai fokus berdiskusi tentang kolaborasi dengan Fandy.DI APARTEMENJulius dan Julian sangat bersemangat, dan tidak bisa tidur sama sekali. Mereka akhirnya membersihkan rumah bersama ibu mereka.Waktu itu, karena dimarahi Windy, Bibi Rara telah bergegas pergi, piring di dapur belum dicuci dan sekarang berbau tidak sedap.Windy menahan bau bu

  • Surga Semalam   204 Tolong Jaga Dia Baik-Baik

    Windy cuma bisa terdiam. Bayangan Kevin terlintas di pikirannya."Maukah kamu memberitahu hubungan kita kepada anak-anak sekarang?" Fandy bertanya. Sekarang dia sangat ingin tahu akan statusnya di masa lalu.Senyuman Windy menghilang. Dia berada dalam kesulitan.Fandy mengerti. "Jika kamu tidak ingin membicarakannya, lupakan saja. Aku bisa terus menunggu!"Windy mengerahkan keberaniannya dan hendak memberitahunya, ketika bel pintu berbunyi.Fandy ingat bahwa pihak lain akan datang menjemput Julia. Mereka sudah berkomunikasi melalui telepon. "Saya pikir mereka di sini untuk menjemput anak itu. Aku akan membukakan pintunya!"Windy menduga orang yang datang itu pasti orang tuanya Kevin. Dia buru-buru pergi ke ruang tamu dan mencium pipi Julia. "Julia, tinggallah di rumah Ayah selama beberapa hari, ya? Ibu akan menjemputmu beberapa hari lagi, oke?"Julia tidak mengerti. "Julia tidak ingin kembali ke sana. Julia ingin bersama ibu dan kakak-kakakku!""Tapi kalau begitu kita tidak akan punya

  • Surga Semalam   203 Windy, Bolehkah Kita Memperjelas Hubungan Kita?"

    Fandy bisa melihat sikap Windy itu. "Tidak apa-apa. Mereka itu mengikuti Julia saat aku mengambil Julia dari panti asuhan."Tangan Fandy sudah menarik tangan Windy yang masih bingung bagaimana untuk bersikap. “Mereka menemani Julia ke sini, dan akan membawanya pulang nanti. Ayo masuk. Kita akan bicara saat kita sampai di rumah!”Fandy membawa Windy ke dalam rumahnya. Dia punya banyak pertanyaan untuk Windy.Kedua pengawal itu saling memandang. Haruskah mereka memberi tahu tuan muda mereka bahwa Windy sangat dekat dengan seorang pria? Namun, Nyonya dan Tuan besar akan segera datang ke sini, jadi lebih baik hindari masalah yang tidak perlu."Mama!""Mama.""Mama!"Ketiga anak itu dengan cepat berlari menuju ke arah Windy. Yang satu memeluk kaki kirinya, yang lain memeluk kaki kanannya, dan yang terakhir menarik bajunya meminta dipeluk.Windy berjongkok dan membuka tangannya untuk memeluk ketiga anak itu.“Apakah kalian merindukan Ibu?”"Ya!" Ketiga anak kecil itu berbicara serempak.“Ib

  • Surga Semalam   202 Pengakuan Fandy

    Windy tertawa saat melihat Fandy mengenakan setelan jas. Dan ini tidak seperti biasanya.Entah kenapa, setelan itu lebih cocok untuknya, seolah-olah dia memang ditakdirkan untuk berpakaian seperti ini sejak awal."Apakah itu kamu?" Windy memperhatikan jam tangan di pergelangan tangannya. Dia pernah melihat Kevin mengenakan salah satu dari jam tangan ini. Itu adalah merek yang sama, tetapi modelnya berbeda.Merek ini ditargetkan untuk kalangan kelas atas. Harga terendah adalah satu miliar rupiah.“Apakah ada yang ingin kamu katakan padaku?” Windy tidak tahu apa yang dia rasakan. Dia punya perasaan bahwa dia mungkin menemukan sisi yang tidak diketahui dari Fandy pada hari ini.Fandy menggodanya. “Tidak bisakah kamu menyimpan pertanyaanmu? Kamu akan mengetahuinya ketika kamu sampai di rumah!”Fandy mengambil tas belanjaan dari Windy.“Aku sudah dibodohi selama lima tahun. Iya kan?” Windy sekarang mengerti apa yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya… mengapa Fandy selalu berhasil menyele

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status