Waktu terus berjalan, sudah 5 hari semenjak kecelakaan Citra belum ada kabar mengenai apapun. Juga mereka yang mencari bukti di tempat kejadian, belum menemukan apa-apa. Sementara itu, pihak keluarga telah memutuskan jika Citra memang murni jatuh sendiri dari tangga. Hal tersebut pun langsung diumumkan di berbagai siaran televisi dan dimuat dalam berbagai berita di koran.
Rayyan dan Tuan Williams yang sedang menonton berita, juga mendengar hal yang sama. 'Sejauh ini belum ada hasil apapun dari penyelidikan polisi, juga tidak ada bukti yang mengarah ke pembunuhan berencana yang polisi temukan di TKP. Dengan itu, pihak polisi telah mengumumkan jika cucu dari Nyonya Mellany, yaitu Citra, dinyatakan murni jatuh dari tangga. Demikian hal tersebut disepakati oleh pihak keluarga ….'"Bukankah itu saudaranya, Gea?" tanya Tuan Williams. "Iya, Ayah. Sekarang dia masih koma di rumah sakit.""Apa Gea tidak meminta bertemu dengannya?"Leon dan Rayyan pergi menemui Tuan Keano, membahas beberapa hal yang penting dengan pria itu. Tuan Keano mendesak agar Rayyan segera menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya."Sudah saatnya kau beraksi, Rayyan."Namun, Rayyan belum ingin melakukan apapun, dia hanya memikirkan tentang pengacara Tuan Harun."Tapi aku masih mempunyai satu urusan yang belum tercapai. Tanpa itu, semuanya akan sia-sia saja, Tuan Keano."Tuan Keano yang sangat tahu apa tujuan Rayyan, hanya tersenyum datar."Mau mencari ke ujung dunia pun, kau tidak akan menemukan orang itu, Rayyan. Anggap saja dia akan benar-benar muncul pada waktu yang tepat, jadi tidak usah risau.""Tapi bagaimana caranya agar aku bisa membuat kesepakatan dengannya, bagaimana jika pengacara itu berpikir bahwa Gea sudah mati. Itu sangat tidak baik."Hal yang tidak boleh terjadi adalah bila pengacara memikirkan hal tersebut, maka secara otomatis seluruh harta warisan Tuan Harun
Pagi-pagi buta, seorang pelayan menemukan sebuah amplop berwarna coklat di bawah pintu saat akan menyapu, segera ia memungut dan membukanya. Seketika pelayan itu menjerit, membuat Bibi Andini yang kala itu sedang melewati ruang tamu, ikut mendekati."Ada apa?" tanya Bibi Andini heran."I - ini … Nyonya." Tangan pelayan tersebut dengan bergetar menyerahkan amplop pada Bibi Andini."Apa kau sudah bisu." Bibi Andini menariknya begitu saja, merasa kesal dia terus mengomel. "Kenapa hal seperti ini saja kau tidak bisa menjelaskannya. Kenapa harus aku sendiri yang …," suaranya sedikit tertahan saat tiba-tiba melihat sesuatu, "membacanya …." Bibi Andini langsung melotot tidak percaya, mengamati hingga beberapa kali. Kembali ia melihat isi di dalam. "Tidak!" Dia langsung menutup dengan cepat.Lantas dia menatap wanita di sampingnya. "Tutup mata dan juga mulutmu jika kau masih membutuhkannya. Kau paham!" ancam Bibi Andini."I - iya, Nyo
"Apa kau bicara dengan, Elle?" tanya Paman Burhan yang sudah berdiri diambang pintu."Mas, sejak kapan berdiri disitu?" Bibi Andini berdiri, jantungnya berdegup kencang."Katakan yang sejujurnya. Apa ada yang kau sembunyikan?" Paman Burhan mendekat.Jika Paman Burhan sudah menyebut Bibi Andini dengan sebutan 'kau', berarti ada sesuatu yang membuatnya marah atau tidak suka. Bibi Andini menyadari kemarahan suaminya, dan menutupi kebenaran bukanlah jalan yang tepat."Aku tanya sekali lagi, Andin. Apa kau bicara dengan, Elle?!" teriak Paman Burhan dengan suara yang lantang."Mas … itu … a - aku hanya ….""Mana ponselmu!" Paman Burhan merebut ponsel yang disembunyikan Bibi Andini di belakangnya."Mas, kembalikan!" raung Bibi Andini marah.Segera Paman Burhan mengecek panggilan masuk, dia terkejut melihat nama Elle tertera jelas di sana."Tamatlah riwayatku," gumam Bibi Andini dalam hati.Paman
Rayyan menghubungi Tuan Keano, sedikit marah karena tiba-tiba Tuan Keano menambah rencana, diluar dugaan."Kenapa tidak mengatakan jika anda mempunyai sesuatu yang lain?" Jujur saja, Rayyan merasa tidak dapat dipercaya untuk pertama kalinya. Bagaimana bisa Tuan Keano yang satu tim dengannya, masih sempat menyembunyikan sesuatu yang besar.[Tenanglah, Rayyan. Karena itu tidak termasuk dalam daftar tugas kita. Itu hanya sebagai hiburan semata]"Hal seperti itu anda anggap hiburan?" Hampir saja Rayyan ingin tertawa, mendengarnya seperti lelucon. Rayyan tidak percaya humor Tuan Keano berada dibawah rata-rata. "Anda mempunyai selera humor yang aneh, Tuan Keano."[Itulah uniknya saya, Rayyan. Tidak sama dengan orang lain, dan tidak bisa ditebak]Rayyan menggaruk alis yang tidak gatal, berbicara banyak dengan pria itu akan membuatnya gila."Baiklah, aku ingin semua tentang Citra, apapun itu. Tolong, jangan anggap ini lelucon, karena ini tidak
"Gea, cepatlah bangun!"Rayyan menggoyang-goyangkan punggung istrinya, jam sudah menunjukkan pukul 7, dan Gea masih pulas terlelap. Tidak seperti biasanya, kali ini Gea melewatkan paginya."Gea, ayo bangun!"Gea menggeliat, dan bukannya bangun, dia malah menarik selimut hingga menutupi dada. Matanya masih terpejam rapat, membuat Rayyan kesal."Makanya besok-besok tidak usah mengajak menonton." Rayyan mengacak rambutnya kasar, jujur saja, dia pun masih belum puas tidur. Tapi apalah daya saat pekerjaan harus memanggilnya ke kantor, Rayyan tidak punya waktu untuk bermalas-malasan.Dengan malas, Rayyan menuruni ranjang, meninggalkan Gea tanpa mengusiknya lagi. Segera setelah air menyatu dengan wajahnya, mata Rayyan kembali segar seperti sedia kala. Dia menatap lekat-lekat wajahnya di cermin."Apa aku setampan ini," gumamnya memegang dagu. Rayyan memutar wajahnya beberapa kali, melihat dari berbagai sudut, dia memujanya.&nbs
"Besok adalah ulang tahun Oma, Rayyan. Apa kita akan menghadirinya?" tanya Gea saat sore harinya dia sedang duduk santai dengan Rayyan."Tidak, Gea. Kita hanya perlu mengirimnya beberapa hadiah saja." Rayyan sudah memikirkan ide ini sejak lama."Hadiah apa?" Gea begitu penasaran."Hadiah yang akan membuat Oma serangan jantung." Rayyan tersenyum sekilas, membuat kerutan di dahi Gea terlihat jelas."Apa kau ingin membunuh, Oma?" tanya Gea hati-hati."Bukan membunuhnya, Gea. Kenapa kau terlihat cemas jika Oma mati?""Karena dia itu Nenekku, Rayyan.""Tapi dia tidak menganggapmu cucu selama ini, bagaimana bisa kau masih menanggapnya sebagai nenek?" Rayyan tidak mengerti dengan jalan pikiran Gea, seperti ada rasa sayang di hatinya untuk Nyonya Mellany."Entahlah, Rayyan. Yang jelas aku tidak ingin jika Oma mati, sebelum dia melihat dan merasakan semua perbuatannya selama ini." Kalimat Gea menandakan benci. Rayyan yang awalnya sempat b
Setelah semuanya terbongkar, baik Bibi Meyli maupun Bibi Andini, keduanya sama-sama berada dalam situasi yang genting. Tidak dapat lagi menyembunyikan apa yang ada, Elle dan Citra akan segera terpanggil pulang. Setidaknya mereka masih aman hingga Oma benar-benar pulih kembali."Ini semua salah, Mama, kenapa harus membuat rencana seperti ini," tuding Paman Mex."Kenapa Mama yang disalahkan. Papa juga harusnya ikut disalahkan, jika bukan karena persetujuanmu, aku mungkin tidak akan berambisi seperti ini." Bibi Meyli masih membela diri. Menghilangkan fakta bahwa dirinyalah yang sebenarnya paling berkobar. Membayangkan pulang juta bahkan milyaran untuk biaya perawatan Citra yang Oma keluarkan, tentu saja hatinya menjadi licik demi sebuah ambisi yang bernilai uang.Beda halnya dengan B
3 hari dirawat, Oma mulai membaik dan meminta berkumpul di ruang rapat. Tapi sebelum itu, beliau meminta pada Bibi Meyli dan juga Bibi Andini untuk membawa anak mereka pulang. Secepatnya. Perintah Oma selalu tidak bisa ditawar, dengan apapun itu."Jika kalian gagal membawanya dalam waktu setengah jam, maka bersiaplah untuk keluar dengan tangan kosong!" ancam Oma tidak main-main.Maka dari itu, mereka melaksanakannya dengan sangat baik.Bibi Andini datang sendirian menjemput Elle, dia membujuk Elle dengan berbagai cara."Tidak ada cara lain, Elle. Kau tahu sendiri jika Oma tidak akan main-main dengan perkataannya. Maka menurutlah pada, Mama, ya!""Tapi, Ma. Bagaimana jika Citra membongkar segalanya, dia mengatakan hal yang sebenarnya. Aku pasti akan dibunuh untuk itu, Ma. Aku tidak mau jika itu sampai terjadi." Elle masih menolak dalam kepanikannya memikirkan nasib kedepannya. Jika semua fakta terungkap, maka dia akan berakhir di pen