Share

Bab 5.

Penulis: AirinNash
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-22 16:31:36

Hanya Aku Yang Tidak Diberi Seragam Oleh Keluarga Suamiku bag 5.

**

PoV Riana. 

"Riana … Maksud kamu apa?" tanya Mas Ferdi menyusul ku. Menghentikan langkahku dengan memegang tanganku seakan-akan tidak membiarkan aku pergi dari sini. 

"Apasih, Mas!" Aku menyentakkan tangannya dengan kasar. Yang membuat hatiku hancur adalah ketika anakku harus melihat pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi di antara kami. Sikap pedas mertua dan para ipar yang sering menyakiti belum lagi ketidak pedulian Mas Ferdi pada Dini. Dia lebih peduli dengan dunianya sendiri dan kepentingan keluarganya. 

"Kamu jangan main-main perkara perceraian. Apa maksud kamu tadi kalau mau ke Pengadilan Agama? Apakah kamu mau menggugat aku cerai. Kamu jangan main-main dengan perkataan itu, Riana!" 

Aku tertawa kecil menertawakannya. 

"Kenapa? Kamu takut?" tanyaku sedikit mengejeknya. 

"Ya enggaklah, aku nggak pernah takut dengan ancaman-ancaman kamu karena asal kamu tahu aja jadi janda itu susah dan nggak enak. Kamu akan menyesal dan kamu jangan sok banget kayak gini!" 

Di saat Mas Ferdi tadi menyusul ku, Ibu mertua juga datang ke teras rumah. Dia memandang ku secara sengit karena justru putranya yang mendatangi aku sebab tidak mau di ceraikan. 

"Ferdi. Buat apa sih kamu mempertahankan istri yang membangkang seperti ini. Kayak nggak ada perempuan lain lagi. Asal kamu tahu aja, Riana. Sebenarnya Felisha itu datang ketika Yumna menikah kemarin jadi Kalau kamu masih mau mempertahankan rumah tangga maka kamu harus menuruti apa kata suamimu. Karena Ferdi bisa saja kembali pada Felisha." 

"Mantan kamu, Mas? Kalau sampai aku tahu kamu melakukan hal yang lebih kepada Felisha maka kamu akan tahu akibatnya, Mas. Aku nggak main-main." 

Aku mendengkus kesal. Lalu beranjak pergi. Aku hendak pergi meninggalkan Mas Ferdi dan Ibunya di sana. Mas Ferdi terdiam sejenak. Sebelum aku pergi malah datang Mbak Rahmi bersama anaknya Chikita dan Cantika. Kulihat Chikita sudah memakai pakaian TK sama seperti yang digunakan oleh Dini anakku tapi Cantika yang masih 3 tahun digendong oleh Mbak Rahmi. 

"Riana. Kebetulan. Kok wajah kalian pada tegang gitu. Ada masalah apa ini?" 

Dia mencoba bermanis mulut berbasa-basi seperti yang dilakukannya selalu waktu di depanku. Aku merasa kecewa dengan sikap Mbak Rahmi karena di depanku dia sangat bertutur kata manis. Namun, di belakangku ketika mereka sedang berbicara di grup WA keluarga. Dia sering menjelek-jelekkan aku berkata yang tidak-tidak sehingga menyakiti hatiku serta mengumbar fitnah yang membuat aku benar-benar kesal padanya. 

"Tanya aja sama Ibu. Apa keperluan dia ke sini! Lagian Mbak Rahmi mau apa?" tanyaku ketus. 

"Begini, kamu sekalian antarkan Chikita ke TK sama seperti anak kamu setelah itu kamu bawa Cantika. Kamu jaga sebentar karena aku sedang ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan." 

Dia menurunkan anaknya yang berusia 3 tahun itu di depanku. Kemudian dia menyodorkannya kepadaku. Aku menarik napas panjang karena merasa tak habis pikir. Tidak berubah juga kelakuan kakak iparku ini. Membuat aku kesal saja. Tadi kelakuan ibu yang berusaha mengambil perhiasanku. Sekarang Mbak Rahmi yang selalu menyusahkan aku. 

"Urusan nggak bisa ditinggalkan itu apa, Mbak? Lagian ini adalah anak kamu dan kamu harus menjaga anak kamu sendiri. Kenapa kamu harus serahkan anak kamu ke aku. Kalau kamu nggak sanggup jaga anak kamu. Lebih bagus kamu bayar aja orang untuk menjaga mereka. Udah aku mau pergi dulu. Maaf, aku gak bisa kamu suruh-suruh lagi jagain anak kamu!" 

Aku hendak berlalu. Mbak Rahmi mendengkus kesal karena aku tak menuruti apa yang dia minta. 

"Riana. Kenapa kamu jadi sombong banget seperti ini? Sebenarnya kamu mau pergi ke mana?" 

Mbak Rahmi merasa tak puas. Dia justru menyusul langkah kecilku. Karena sikapnya itu aku berhenti sejenak dan menatap dirinya yang dengan sengit memandangku. 

"Aku mau pergi kerja. Aku nggak seperti kamu yang menyuruh aku menjagakan anak kamu. Tapi aku nggak ngerti kamu itu kerja apa. Yang aku tahu kamu cuma keluyuran dengan teman-teman kamu. Kasihan anak kamu karena Ibunya masih merasa bagaikan anak perawan padahal anak kamu udah tiga. Kasihan juga suami kamu!" 

Kesal rasanya menuruti setiap perintah dari Mbak Rahmi dan juga Ibu karena Mbak Rahmi itu emang suka keluyuran dengan teman-teman sekolah dan kuliahnya. Entah kenapa anaknya di tinggal bersama ku. Sekarang aku gak akan mau lagi. Biar dia jaga sendiri anaknya. Ngatai aku mandul segala. Anak banyak gak terurus kayak dia buat apa? 

"Riana. Kamu udah semakin berani nggak mendengarkan perintah aku. Kamu ini adik ipar seperti apa? Di mana-mana adik ipar itu harus patuh kepada perintah keluarga suami!" 

"Maaf, Mbak. Aku capek berdebat sama kamu karena waktuku terbuang sia-sia. Yang pasti aku bilang sama kamu dan Ibu kalau aku bukan babu kalian. Mending aku jadi babu di luar dapat duit dari pada melayani kalian yang hanya mendapat hinaan!" kataku ketus. Aku berjalan dengan cepat kemudian aku segera menyetop ojek agar Mbak Rahmi tidak mengikuti aku. 

Ojek mengantar kami ke TK Dini kemudian aku memeluk anakku sebelum dia masuk ke kelas. Dalam pelukanku itu Dini mengatakan kepadaku agar aku harus sabar. Tak terasa air mataku jatuh. Aku sangat kasihan dengan Dini yang punya keluarga seperti itu. Namun, untuk saat ini aku harus kuat dan mau lihat sampai di mana Mas Ferdi bisa bertahan untuk tidak selingkuh. 

"Sabar ya, Bunda. Dini sayang Bunda." 

Dia mengecup pipiku sebelum dia masuk ke kelasnya. Aku kemudian mencium anakku itu juga lalu melambaikan tangannya dan mengatakan nanti aku akan menjemputnya. Aku kemudian mencari taksi hendak pergi ke tempat yang aku tuju. Di dalam taksi itu aku mencoba tenang. 

Semua berkas sudah rampung. Aku diam saja selama ini dan Mas Ferdi tak tahu kalau aku di terima menjadi ASN. Ibu selalu berkata pada suamiku. 'Ngapain punya istri sarjana kalau pengangguran. Salah pilih istri kamu.' Dia mengatakan di depan Mas Ferdi tetapi sengaja aku mendengarnya. Aku gak tahu kenapa dia sangat membenciku. Pasti karena aku ini menantu miskin. 

Aku menghela nafas panjang. Kemudian menyandarkan diriku di taksi tersebut sambil terus berpikir positif. Aku harus menguatkan diriku dan menyabarkan diriku untuk hal ini. Kubuka kembali gawaiku. Di sana mereka sedang membahas diriku di grup keluarga. 

[Benci banget sama Riana. Bisa sekali dia gak kasih cincin kawinnya sama gelang milik orang tuanya sama Ibu. Padahal Ibu lagi butuh.] 

[Sabar, Bu. Riana emang lagi sensi akhir-akhir ini. Lagian kemarin Ibu bilang kalau Felisha mau datang. Coba Ibu pinjam uang sama dia. Siapa tahu dia mau kasih. Lagian Ibu bilang Felisha calon istri Ferdi.] 

Tulis Mbak Rahmi.

[Oh, boleh juga. Nanti Ibu pinjam sama dia. Pasti dia kasih. Kalau dia kasih, Ibu pengan Felisha jadi istri kedua Ferdi atau kalau perlu ceraikan Riana!] 

Aku mencibir perkataan Ibu mertua di grup WA. Aku gak peduli sekalipun Mas Ferdi mau menceraikan aku. Toh, aku bisa tanpa dia. Jangan pernah remehkan kekuatan wanita. 

Dari grup di aplikasi hijau. Aku beralih ke mobile banking. Aku speechless. Uang 5k$ sudah masuk ke rekeningku. Itu royalti aku menulis di sebuah platform. Tak sangka aku bisa mengumpulkan ratusan juta dari ngehalu. 

Lihat, Bu. Lihat, Mas. Menantu dan Istri yang kalian benci bukan pengangguran. Aku bekerja dan aku wanita karier. Aku juga punya banyak uang. Aku gak mau lagi di tindas oleh suami dan mertua yang toxic. 

Besambung 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Semangat Riana menjadi wanita mandiri
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
keren.. 5k dollar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    S2 Bab 3

    TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA BAG 3 S2. **PoV FERDI**"Riana, ini sudah malam apakah kamu nggak bisa menginap di sini aja?" tanyaku ke Riana. Perkataan itu terlontar begitu saja. Entah kenapa aku ingin melihat Riana dan Dini lebih lama lagi. Aku juga baru tahu mereka tetanggaku dan aku belum menikmati masa-masa bersama mereka. Kalau saja aku tahu lebih lama mereka tetanggaku mungkin aku bisa betah di rumah dan tidak perlu banyak keluar rumah bisa mengamati Riana. Walaupun dia bukan Istriku lagi. Dia tertawa kecil. Entah kenapa tawanya Itu membuat hatiku gusar. Hatiku gusar, aku hanya bisa melihatnya tidak bisa melakukan hal lebih seperti dulu lagi. Kenapa rasa itu bisa sesakit ini tapi begitulah kehidupan. Ku melepas sesuatu yang seharusnya tidak ku lepaskan. Namun justru aku harus kehilangan segalanya setelah Riana pergi dariku dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku yang tidak bisa hindari dan membuatku semakin terpuruk sedih ketika mengingat itu. "Maaf, Mas Ferdi kaya

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    S2. Bab 2.

    TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA S2 BAB 2. **PoV FERDI.Kulihat Riana sudah keluar dari rumah yang ada di samping rumah kontrakan kami. Rumah kontrakan kami itu berjejer jadi dia tinggal di sebelah rumahku. Aku sangat miris dari dulu sampai sekarang Riana selalu saja ingin membeli rumah sendiri. Tetapi bersamaku justru dia tidak mendapatkan hal tersebut. Pernah suatu saat kami itu saling bercerita satu sama lain di mana Riana mengatakan kalau lebih bagus kami menabung bersama-sama. Tidak boleh ada uang yang seharusnya ditutup-tutupi. Tapi aku sama sekali nggak mau hal itu terjadi karena bagiku uangku adalah milikku dan bukan punya Riana. Jadi aku bebas sesuka ku melakukan apa saja dengan uang yang ku dapatkan dari pekerjaan. Padahal aku menyadari tujuan Riana sebenarnya baik. Agar kami memiliki rumah bersama tidak perlu mengontak rumah lagi di dekat rumah ibu yang dulu selalu saja mengatur-ngatur kehidupan kami sebagai suami istri. Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku menyesali segalany

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    S2 Bab 1.

    TAK DI BERI SERAGAM KELUARGA SEASON2 BAG 1. **POV FERDI. hatiku begitu hampa dengan kebohongan yang diciptakan Felisha. Kenapa dia tega sekali membohongi ku di saat aku sudah mulai percaya dia. Sampai anaknya lahir aku tetap percaya kepadanya kalau itu adalah anakku. Kenyataannya itu bukan anakku sampai sekarang aku juga nggak tahu Itu anak siapa. Tapi tes DNA membuktikan kalau bayi yang dilahirkan Felisha memang bukan anakku. Malam ini aku merasa benar-benar terpuruk. Saat rumah di sebelah kami sudah tidak ada lagi penghuninya. Biasanya tinggal Riana bersama Aryo dan juga Dini anakku di sana. Aku juga baru tahu kalau mereka sebenarnya tetangga ku tapi kenapa aku baru tahu sekarang dan hanya sebentar aku mengetahui dia tetanggaku. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada lagi di sini membuat hatiku sedih. Aku berpikir beberapa saat. Apakah Riana mau kembali lagi kepadaku. Entah kenapa aku menyesal menceraikan dia aku membuang berlian berharga dan mendapatkan batu akik. Tidak seperti

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 38. End Season1

    Kami membangun rumah impian kami. Suamiku juga membuat rumah itu atas nama ku dan juga kebahagiaan kami yang sebentar lagi akan memiliki anak dia tidak ragu melakukan itu karena katanya anak dan diriku lebih berhak atas dirinya. Aku sangat bahagia dipertemukan oleh laki-laki yang baik seperti Mas Aryo yang bisa memberikan aku kebahagiaan. "Riana, kamu jadi pindah?" kata Mas Ferdi saat kami sibuk berbenah barang-barang yang akan membawa kami ke rumah baru. "Alhamdulillah, Iya, Mas." Aku melihat wajah kecewa Mas Ferdi ketika aku mengatakan akan pindah rumah. Saat itu Mas Aryo juga melihat kami sedang berbicara dan dia segera menghampiri. "Terima kasih Ferdi karena selama ini sudah menjadi tetangga yang baik bagi kami.""Kalian pindah ke mana? Bagaimanapun Dini adalah anakku dan aku berhak untuk tahu di mana kepindahan kalian karena aku ingin bertemu dengan Dini seterusnya dan kalian tidak boleh menghalang-halangi aku!" kata Mas Ferdi. "Tentu saja aku akan memberikan alamatnya kepad

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 38B

    Mas Ferdi terdiam sejenak. Dia memandangku sendu. Ada rasa sedih ketika aku mengatakan itu tetapi aku harus mengatakan di depan Felisha agar dia tahu bagaimana sikap Mas Ferdi ketika kami menikah dulu dan dia jangan menuduhku sembarangan. "Cukup, Felisha. Kenapa kamu malah bawa-bawa Riana dalam hal ini. Lagi pula aku dan Riana sudah berpisah dan Dini memang anakku. Aku yakin karena Riana juga sudah bersumpah itu anak kami. Yang pasti Riana tidak seperti kamu Felisha. Wanita ular yang tukang selingkuh. Hari ini juga aku menceraikanmu. Kamu bukan Istriku lagi. Dari dulu seharusnya aku menceraikanmu dan tidak menerimamu sebagai istri. Aku tidak mau lagi hidup dengan perempuan penjahat seperti ini yang menipuku serta keluargaku!" Mas Ferdi mengatakan begitu saja kalau dia muak dengan segalanya yang diciptakan Felisha. "Ferdi. Kenapa kamu mengambil keputusan kayak gini. Tidak seharusnya kamu menceraikan anak saya dalam keadaan kayak gini!" kata Ibunya gak terima. "Sadar, Bu. Anak kamu

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 38A

    HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 38. **POV RIANA. Saat aku diajak oleh suamiku untuk melihat hasil tes DNA. Kami pergi ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Suamiku sudah bergetar dan dia merasa takut sebenarnya untuk melihat hasil dari tes DNA itu. Beberapa kali dia menggenggam tanganku dengan erat untuk memberikan ku sugesti agar bisa menerima jika benar anak yang dilahirkan Felisha adalah anaknya maka aku juga harus menerima anak itu. Namun, kami bisa bernapas lega karena ketika Dokter memberikan hasil tes itu hasilnya negatif. Anak yang dilahirkan Felisha bukan anak dari Mas Aryo. Aku bisa bernafas lega dan saat itu Mas Aryo memelukku. Aku nggak tahu kenapa dia begitu bahagia saat tahu kalau Felisha bukan mengandung anaknya. "Terima kasih, Sayang. Karena kamu sudah percaya padaku. Alhamdulillah hasilnya negatif." "Kenapa kamu begitu bahagia, Mas tidak mempunyai anak dari Felisha. Apakah dia perempuan yang begitu buruk?" Aku bertanya begitu saja

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 37B

    Felisha juga tidak bisa bebas seperti dulu lagi karena dia melahirkan secara sesar, jadi dia harus menjaga bentuk tubuhnya agar lebih ideal. Dia harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya sehabis melahirkan. Kertas yang dilempar Ferdi itu jatuh tepat ke wajah Felisha. Felisha tidak mengerti kenapa Ferdi datang marah-marah padanya. Sudah hampir sebulan dia tidak datang kemari bahkan tidak menafkahi. Apakah ini lelaki yang disebut suami?Ferdi dan keluarganya hanya membuat Felisha susah saja. Felisa menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, kini dia mendapat sengsara. Kalau kayak gini lebih bagus anak yang dilahirkannya diserahkannya saja kepada Ferdi. "Apa ini, Mas. Kenapa kamu datang tiba-tiba marah-marah sama aku dan kamu ngelempar kertas ini ke wajahku. Aku nggak suka kayak gitu kamu udah hampir 1 bulan nggak datang bahkan nggak menafkahi. Apa maksud kamu? Kamu mau menelantarkan aku!" kata Felisha geram. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka di dengar

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 37A

    HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 37. **Aryo kepikiran terus dengan ucapan Ferdi yang mengatakan kalau anak Felisha itu anaknya. Bagaimana kalau benar anak Felisha adalah anaknya karena seperti yang dikatakan kalau pernikahan mereka baru 7 bulan tetapi Felisha sudah melahirkan. Dia terakhir kali tidak melakukan hubungan badan dengan Felisha 3 bulan yang lalu sebelum mereka berpisah saat Felisha ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dan jalan bareng dengan Ferdi. Apakah itu anaknya karena waktunya mepet-mepet sekali membuat kepala Aryo mau pecah memikirkannya. Jalan satu-satunya adalah dengan tes DNA. "Mas, kamu dari tadi belum makan. Bagaimana kalau kamu sakit. Kamu nggak usah mikirin itu," kata Riana lembut. Dia memegang bahu suaminya itu agar suaminya bersabar dengan cobaan yang sedang mereka hadapi. "Bagaimana aku tidak kepikiran, Riana. Kalau anak itu adalah anakku bagaimana? Sejujurnya aku nggak mau punya anak dari Felisa. Dia nggak pantas jadi seorang

  • TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA    Bab 36B

    Ferdi terdiam ketika keluarganya mengatakan itu. Dia akan melakukan tes DNA saja seperti yang di sampaikan oleh Yumna. Bila anaknya, mungkin saja itu anak Aryo. Ferdi bisa dibebankan kepada laki-laki tersebut karena Ferdi tidak ingin mengurus bayi yang dilahirkan Felisha. **Ferdi pun melakukan rencananya. Dia mengambil sampel bayi itu diam-diam. Dia memotong kuku bayi itu kemudian dia mengambil rambut bayi itu untuk dilakukan tes DNA. Dia akan nekat saja karena kalau meminta izin dari Felisa maka wanita itu tidak akan mengizinkan. Kalau terbukti itu bukan anaknya maka Ferdi tidak akan segan lagi. Tidak akan pernah memaafkan Felisha. "Felie, untuk sementara waktu kamu tinggal saja dulu di rumah orang tuamu karena nggak ada juga yang bisa ngerawat kamu kalau tinggal bersamaku." Orang tua Felisha saat itu datang menjenguk anak mereka. Mereka sedang menggendong bayi yang dilahirkan Felisha. Bayi itu perempuan dengan bobot 3,3 kg lahir dalam keadaan sehat secara operasi sesar. "Oke ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status