Share

BAB 12.

Menutup pintu di belakangnya Tendero melangkah mendekati Kanisa lalu memeluk wanita itu dari belakang, menatap wajah Kanisa yang terlihat begitu murung dengan tatapan yang kosong. Itu membuat Tendero semakin terpukul, apa sebegitu tidak bahagiannya Kanisa tinggal bersamanya?

“Kenapa kau tidak cepat mengeringkan rambutmu, nanti kau bisa sakit,” ucap Tendero tapi Kanisa tidak menggubrisnya sama sekali, wanita itu tetap pada posisinya.

Tendero menghela nafas, tanpa berkata apa pun lagi dia pun berinsiatif mengeringkan rambut Kanisa secara manual dengan menggunakan handuk kecil yang baru saja Tendero ambil dari dalam lemari.

Dengan gerakan lembut dan penuh ke hati-hatian Tendero mengambil rambut Kanisa lalu menggosoknya pelan dengan handuk hingga rambut-rambut itu mengering. Sesekali Tendero menatap wajah Kanisa melalui pantulan cermin dihadapannya. Wanita itu masih betah bungkam meski Kanisa sesekali juga mencur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status