Share

Bab 3

Topeng Suamiku

"Astaghfirullahaladzim!" ucapku sembari menghirup nafas dalam-dalam.

"Ma...Mama nggak apa-apa 'kan? Alu ambilin minum dulu ya!"

Fika segera berlari ke luar kamar, dan sepertinya dia tahu apa yang kini tengah kurasakan.

Apalagi ini, ya Allah? Pagi ini, Engkau sungguh memberiku banyak sekali kejutan.

"Ini, Ma. Diminum dulu airnya," ucap Fika, sambil mengangsurkan segelas air putih padaku, "yang sabar ya, Ma. Jangan berfikiran buruk pada Papa, bisa saja 'kan, wanita itu hanya berbohing."

"Iya, Fik. Mama nggak apa-apa kok. Coba cari lagi, siapa tahu di dalam tas itu, kita bisa menemukan petunjuk lagi," perintahku.

Fika kemudian kembali mencari dalam tas itu, di saku samping, ada sebuah dompet koin kecil, dan tentu saja langsung dibukannya.

"Isinya, ternyata perhiasan Ma. Ada kalung, empat cincin dan dua gelang," ucap Fika sambil menunjukkan perhiasan berwarna emas itu.

"Sepertinya, ini perhiasan emas murni. Ada surat penjualannya nggak, Fik?"

"Nggak ada, Ma. Cuman perhiasan itu saja."

"Ya sudah, kembalikan. Lalu kamu cari lagi."

Dalam saku rahasia di kantung utama,  Fika menemukan sebuah dompet besar, berwarna marun. Dan beberapa lembar kertas, sepertunya itu hasil print.

"Itu kertas apa, Fik?" tanyaku.

"Ini hasil tangkapan layar, Ma. Dan sepertinya, si Adelia ingin mengabadikannya, dan mungkin tujuan utamanya, adalah menunjukkan hal ini pada , Mama."

"Coba lihat..."

Fika pun memberikan beberapa kertas itu padaku. Dalam satu kertas berisi tangkapan layar, dan isi chat menunjukkan pesan dari seorang dengan kontak 'Om Tajir', sepertinya yang dimaksud di sini adalah suamiku.

Mataku terbelalak, saat melihat beberapa isi chat itu. Rata-rata isinya adalah chat yang tak pantas, dan sepertinya suamiku itu, memang seperti singa yang lapar ketiak di luar rumah. Benar-benar menjijikkan.

Ada sebuah chat, yang benar-benar membuat emosiku naik. Tak kusangka. Mas Hasan, bisa berkata seperti itu. Sepertinya, itu adalah chat awal-awal mereka berhubungan dulu.

Adelia : [gimana, Om! Service Delia Ok, Kan?]

Om Tajir : [tentu dong, mangkanya Om ke*agihan, hahaha.]

Adelia : [ih...masak sih. Beda nggak sama istrimu di rumah?]

Om Tajir : [tentu amat jauh berbeda dong, Sayang. Nenek lampir itu, sudah nggak bertenaga, sudah turun mesin. Melihatnya saja, aku sudah jijik!]

Adelia : [masak sih, Om? Tapi kok, Om masih mempertahankannya sih? Apa nggak mending dibuang saja wanita itu, dan kita nikah. Janji deh, aku akan melayani Om dengan sepenuh hati.]

Om Tajir : [aku nggak bisa menceraikan nenek lampir itu, karena kami punya anak. Jadi, kita tetap begini saja, ya. Yang penting aku p*as dan kamu kuberi limpahan materi. Sabar ya, Sayang. Pasti nggak lama lagi, nenek lampir itu akan mati kok!]

Selama ini, jika di depanku, Mas Hasan memang sangat sabar menghadapiku yang cerewet ini. Namun, ternyata di belakangku dia bersikap seperti itu.

"Ma...lihat ini. Ini sepertinya chat terakhir kali mereka," ucap Fika sembari mengangsurkan satu kertas lagi.

Aku pun segera membaca isi, tangakapan layar itu.

Adelia : [Om, bagaimana dengan kehamilanku ini? Om juga lama sekali nggak main ke kost ku.]

Om Tajir : [sudah kubilang 'kan, gugurkan bayi itu! Aku tak mau punya resiko di kemudian hari. Apalagi sampai istri dan anakku tahu semua perbuatanku. Jika kamu masih mau kuperhatikan dan kuberi uang, cepat gugurkan kandunganmu!]

Adelia : [ tapi ini 'kan darah dagingmu sendiri, masak kamu tega menggugurkannya, Om?]

Om Tajir: [hahaha...sok tahu kamu! Aku saja sama sekali tak percaya jika itu anakku! Perempuan bisa pakai macam kamu itu, pasti sudah sering di t**** laki-laki lain. Nggak usah sok ngaku-ngaku deh! ]

Adelia: [jahat sekali mulutmu, Om. Aku tak pernah melakukan hubungan ini dengan pria lain! Dan kamu juga kan, yang telah membeli mahkotaku. Ini anakmu, dan aku ini setia hanya padamu, meski aku hanya wanita simpanan!]

Om Tajir : [hahaha...mana ada yang percaya dengan mulutmu itu! Demi uang, kamu pasti melakukan segalanya. Sudah...jika masih ingin denganku, segera gugurkan kandunganmu. Hubungi aku lagi, setelah bayi itu hilang!]

Sungguh tega sekali Mas Hasan, tapi aku juga tak tahu, apa benar Lio ini anak biologis suamiku.

"Ma, ini juga ada beberapa foto Papa dan Adelia itu." Fika memberikan beberapa foto padaku.

Dalam foto-foto mesra itu, tampak sekali Mas Hasan sangat bahagia. Tak hanya itu, ada juga beberapa foto mesra suamiku dengan beberapa wanita berbeda, dalam dompet itu.

Kini, aku sangat yakin, jika apa yang dituliskan Adelia, tentang suamiku itu benar adanya. Pintar sekali kamu berlakon, Mas. Dihadapan kami, kamu seolah bersikap seorang Family Man. Tapi diluaran sana, kau tebar na**u pada banyak gadis muda, dengan mengandalkan kekayaanmu.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
yg sabar Dewi pasti hasan akan kena batu nya dn akan kena karma dn ajab yg parah untuk nya laki2 penzina ..
goodnovel comment avatar
Endah Spy
rahasia mau serapat apaoun pasti akan tercium jugaa
goodnovel comment avatar
Endah Spy
astaga b3jad bgt brti kelakuan mas hasan di belakang dewi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status