共有

Bab 3

作者: Anggrek Bulan
last update 最終更新日: 2022-11-17 11:10:00

Topeng Suamiku

"Astaghfirullahaladzim!" ucapku sembari menghirup nafas dalam-dalam.

"Ma...Mama nggak apa-apa 'kan? Alu ambilin minum dulu ya!"

Fika segera berlari ke luar kamar, dan sepertinya dia tahu apa yang kini tengah kurasakan.

Apalagi ini, ya Allah? Pagi ini, Engkau sungguh memberiku banyak sekali kejutan.

"Ini, Ma. Diminum dulu airnya," ucap Fika, sambil mengangsurkan segelas air putih padaku, "yang sabar ya, Ma. Jangan berfikiran buruk pada Papa, bisa saja 'kan, wanita itu hanya berbohing."

"Iya, Fik. Mama nggak apa-apa kok. Coba cari lagi, siapa tahu di dalam tas itu, kita bisa menemukan petunjuk lagi," perintahku.

Fika kemudian kembali mencari dalam tas itu, di saku samping, ada sebuah dompet koin kecil, dan tentu saja langsung dibukannya.

"Isinya, ternyata perhiasan Ma. Ada kalung, empat cincin dan dua gelang," ucap Fika sambil menunjukkan perhiasan berwarna emas itu.

"Sepertinya, ini perhiasan emas murni. Ada surat penjualannya nggak, Fik?"

"Nggak ada, Ma. Cuman perhiasan itu saja."

"Ya sudah, kembalikan. Lalu kamu cari lagi."

Dalam saku rahasia di kantung utama,  Fika menemukan sebuah dompet besar, berwarna marun. Dan beberapa lembar kertas, sepertunya itu hasil print.

"Itu kertas apa, Fik?" tanyaku.

"Ini hasil tangkapan layar, Ma. Dan sepertinya, si Adelia ingin mengabadikannya, dan mungkin tujuan utamanya, adalah menunjukkan hal ini pada , Mama."

"Coba lihat..."

Fika pun memberikan beberapa kertas itu padaku. Dalam satu kertas berisi tangkapan layar, dan isi chat menunjukkan pesan dari seorang dengan kontak 'Om Tajir', sepertinya yang dimaksud di sini adalah suamiku.

Mataku terbelalak, saat melihat beberapa isi chat itu. Rata-rata isinya adalah chat yang tak pantas, dan sepertinya suamiku itu, memang seperti singa yang lapar ketiak di luar rumah. Benar-benar menjijikkan.

Ada sebuah chat, yang benar-benar membuat emosiku naik. Tak kusangka. Mas Hasan, bisa berkata seperti itu. Sepertinya, itu adalah chat awal-awal mereka berhubungan dulu.

Adelia : [gimana, Om! Service Delia Ok, Kan?]

Om Tajir : [tentu dong, mangkanya Om ke*agihan, hahaha.]

Adelia : [ih...masak sih. Beda nggak sama istrimu di rumah?]

Om Tajir : [tentu amat jauh berbeda dong, Sayang. Nenek lampir itu, sudah nggak bertenaga, sudah turun mesin. Melihatnya saja, aku sudah jijik!]

Adelia : [masak sih, Om? Tapi kok, Om masih mempertahankannya sih? Apa nggak mending dibuang saja wanita itu, dan kita nikah. Janji deh, aku akan melayani Om dengan sepenuh hati.]

Om Tajir : [aku nggak bisa menceraikan nenek lampir itu, karena kami punya anak. Jadi, kita tetap begini saja, ya. Yang penting aku p*as dan kamu kuberi limpahan materi. Sabar ya, Sayang. Pasti nggak lama lagi, nenek lampir itu akan mati kok!]

Selama ini, jika di depanku, Mas Hasan memang sangat sabar menghadapiku yang cerewet ini. Namun, ternyata di belakangku dia bersikap seperti itu.

"Ma...lihat ini. Ini sepertinya chat terakhir kali mereka," ucap Fika sembari mengangsurkan satu kertas lagi.

Aku pun segera membaca isi, tangakapan layar itu.

Adelia : [Om, bagaimana dengan kehamilanku ini? Om juga lama sekali nggak main ke kost ku.]

Om Tajir : [sudah kubilang 'kan, gugurkan bayi itu! Aku tak mau punya resiko di kemudian hari. Apalagi sampai istri dan anakku tahu semua perbuatanku. Jika kamu masih mau kuperhatikan dan kuberi uang, cepat gugurkan kandunganmu!]

Adelia : [ tapi ini 'kan darah dagingmu sendiri, masak kamu tega menggugurkannya, Om?]

Om Tajir: [hahaha...sok tahu kamu! Aku saja sama sekali tak percaya jika itu anakku! Perempuan bisa pakai macam kamu itu, pasti sudah sering di t**** laki-laki lain. Nggak usah sok ngaku-ngaku deh! ]

Adelia: [jahat sekali mulutmu, Om. Aku tak pernah melakukan hubungan ini dengan pria lain! Dan kamu juga kan, yang telah membeli mahkotaku. Ini anakmu, dan aku ini setia hanya padamu, meski aku hanya wanita simpanan!]

Om Tajir : [hahaha...mana ada yang percaya dengan mulutmu itu! Demi uang, kamu pasti melakukan segalanya. Sudah...jika masih ingin denganku, segera gugurkan kandunganmu. Hubungi aku lagi, setelah bayi itu hilang!]

Sungguh tega sekali Mas Hasan, tapi aku juga tak tahu, apa benar Lio ini anak biologis suamiku.

"Ma, ini juga ada beberapa foto Papa dan Adelia itu." Fika memberikan beberapa foto padaku.

Dalam foto-foto mesra itu, tampak sekali Mas Hasan sangat bahagia. Tak hanya itu, ada juga beberapa foto mesra suamiku dengan beberapa wanita berbeda, dalam dompet itu.

Kini, aku sangat yakin, jika apa yang dituliskan Adelia, tentang suamiku itu benar adanya. Pintar sekali kamu berlakon, Mas. Dihadapan kami, kamu seolah bersikap seorang Family Man. Tapi diluaran sana, kau tebar na**u pada banyak gadis muda, dengan mengandalkan kekayaanmu.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (4)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
yg sabar Dewi pasti hasan akan kena batu nya dn akan kena karma dn ajab yg parah untuk nya laki2 penzina ..
goodnovel comment avatar
Endah Spy
rahasia mau serapat apaoun pasti akan tercium jugaa
goodnovel comment avatar
Endah Spy
astaga b3jad bgt brti kelakuan mas hasan di belakang dewi
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status