Grace menghampiri Vivian, “Ayo kita makan siang, aku lapar sekali!” katanya seakaan energinya sudah habihs terhisap oleh semesta.Sesampainya di Kantin, mereka berdua suasana kantin saat ini sedikit berbeda. Terlihat ada satu meja makan yang dikerubuni banyak orang. “Hei ada apa di sana!” tanya Vivian.“Kalian belum tahu, calon istri Tuan Lucas datang!” jawabnya sambil berlalu pergi.“Calon istri, oh Tuan Smith sudah punya tunangan ya. Wah banyak yang akan patah hati nih!” kata Vivian sembari mengambil kotak bento makan siang mereka.Wajah Grace terlihat masam, ingin keluar dari kantin tapi perutnya terasa sudah sangat lapar. Merke berdua memilih meja yang berada agak lebih jauh dari meja Tante Gyna dan Sienna. “Wah ternyata ini alasannya Tuan Smith mengganti menu makanan di kantin!”Tante Gyna tersenyum seraya berkata, “Memangnya kenapa?”“ Tentu saja, karena Nona Sienn hamil, harus makan dengan makanan bergizi tinggi bukan. Tuan Smiht ini ternyata perhatian sekali. Jaga-jaga kalau N
“Menurutmu?” Kata Lucas memberi jawaban yang menggantung di udara.Sienna tertegun, sembari mengelus perutnya yang mulai membesar. Sementara, itu. Lucas malah terlihat tidak perduli berlalu pergi meninggalkan Sienna tanpa jawaban pasti. “Tenanglah Nak, kau pasti akan memiliki Papa!” kata Sienna dalam hati sambil mengepalkan tangannya.Keesokan paginya, Grace memutuskan untuk pergi ke Grup Smiht. Hanya berdiam diri, tidak melakukan apa-apa. Malah membuat tubuhnya terasa pegal-pegal. Lucas sudah pergi pagi-pagi sekali.Tuan Thompson menghampiri, “Tuan bilang, belum boleh keluar!”Grace langsung mengambil ponselnya. Menghubungi Lucas. Saat ini pria itu sedang melakukan meeting online dengan beberapa jajaran manajeman dalam dan luar negeri. “Eum…!” jawab dinginnya.“Aku akan pergi ke kantor, Tuan Smith, kau mau aku tidak lulus kuliah ya. Nilai kelulusan bergantung pada tugas akhir ini!”Lucas berdiri, tiba-tiba saja dia merasa terintimidasi. Hal yang pertama kali dia rasakan sehingga bing
Grace menarik tangannya seraya berkata. “Kau saja boleh menikah, lalu kenapa aku tidak boleh memiliki pria lain!”Grace tertawa sembari menggelengkan kepalanya, berpikir apakah memang semua pria sama, makhluk paling egois sedunia. Mereka boleh bermain dengan wanita mana saja, sementara wanita tidak boleh seperti itu.“Tolong jangan melebihi batas, antara kau dan aku sudah tidak ada apa-apa lagi!” Kata Grace tegas, sembari berdiri ingin pergi.Tapi, Ellias tidak mengijinkannya. Dia menarik tangan Grace sampai tas belanja yang berisi hadiah Lingerie seksi yang baru saja dia beli, jatuh. Melihat kotak hadiah yang ada di lantai, Ellias langsung saja mengambilnya.“Kau bahkan memberinya hadiah? Hah !” katanya sambil menyobek kertas penmbungkusnya.Kedua mata Ellias terbelalak ketika melihat kotak transparan berisi Linggerie yang di lipat rapi. Binar kemarahan langsung melesat di mata pria itu. “Apa kalian sudah tidur bersama!”“Lancang!” kata Grace seraya mengambil kotak hadiah yang pembu
Tante Gyna terdiam sesaat, Sienna pun merasa penasaran. “Tante, aku juga ingin tahu. Eum… tidak ada yang salah kan jika aku ingin tahu tentang kematian mereka. Bukankah meski mereka sudah tidak ada. Tapi, tetap sebagai mertuaku kan!”Grace mengangguk, kali ini dia sepakat dengan perkataan Sienna. “Ya, apa yang dia katakan ada benarnya, jadi ceritakan saja!” kata Grace meyakinkan tante Gyna agar mau bercerita.Dengan hati-hati Tante Gyna pun mulai menceritakan hal yang dia tahu. Sedikit berbisik dia berkat, “Yang aku tahu, setelah Nyonya Smith meninggal, Tidak berapa lama kemudian suaminya pun ikut meninggal dalam tragedi kecelakaan tragis!”“Eum… penyebab meninggal Nyonya Smith karena apa?” tanya Grace yang semakin penasaran, karena merasa dari raut wajah Tante Gyna ada sesuatu hal yang masih dia sembunyikan.Grace melirik kepada Sienna, seakan meminta bantuan agar wanita itu mendorong tante Gyna agar lebih mau menceritakan. Merasa penasaran Sienna pun membujuk Tanten Gyna lagi.Ter
Di dalam kamar, Grace sedikit termenung, Hatinya merasa sedikit terganggu dengan perkataan Tante Gyna tadi. Dia merebahkan pelan dirinya di ranjang, Menatap langit-langit kamar. Memikirkan seandainya Lucas benar-benar akan menikah. Sementara dia masih belum bisa melepaskan dirinya dari cengkraman Lucas.Rasa hangat dihati yang baru saja dia rasakan sebelumnya terhadap Lucas, langsung terbakar habis, seakaan melemparnya kembali pada Kenyataan tentang status dia di sisi pria itu. “Ingatlah Grace, kau dan dia hanyalah sebuah kesepakatan. Jangan main hati!” imbuhnya dalam hati, menasihati dirinya sendiri.Di kamar Siena…Tante Gyna, berusaha mati-matian menghibur Sienna. “Kau tenang saja, pelacur kecil itu sebentar lagi juga pasti akan di usir dari Villa ini. Kau memiliki senjata ampuh!”Tante Gyina mengelus perut Siena yang tampak mulai membesar, “Pelacur kecil itu hanya bermodalkan tubuh saja, sebentar lagi Lucas akan bosan kepadanya. Dan, akan segera menikahimu!”Sienna mengepalkan tan
Lucas mengulurkan tangannya, mengusap lembut wajah Grace. Hening menyelimuti keduanya. Tanpa bicara, Lucas bangun dari ranjang, memakai jasnya. Lalu pergi, tanpa meninggalkan kata untuknya. Grace menutup matanya kembali, menganggap yang tadi itu hanya sebuah mimpi saja, Karena Lucas tidak akan selembut itu kepadanya.Beberapa menit kemudian Grace terbangun lagi. Kali ini Vivian sudah ada di sana. “Oh sayangku! Kata Vivian sambil sedikit terisak.“Kau ini, apa menganggap dirimu wanita super ya, atau kucing yang memiliki sembilan nyawa!” kata Vivian lagi yang langsung memeluk Grace.“Maaf, sudah membuatmu khawatir!” kata Grace.“Bagian mana yang sakit! Aku akan panggilkan dokter!” kata Vivian.“Tidak apa kak, tidak perlu!” jawab Grace sambil berusaha duduk.Grace masih sedikit bingung, ingatannya masih samar. Yang dia ingat terakhir dia mencegat sebuah mobil di tengah jalan. “Apa kau tahu, siapa yang membawaku ke sini!”Vivian langsung menjawab, “Tuan Smith!”“Lucas Smith?” tanya Grace