Home / Romansa / TEMAN TIDUR CEO / PERI TERBANG

Share

PERI TERBANG

Author: Catatan Ayra
last update Last Updated: 2025-05-07 03:36:00

Kedua Mata Grace memerah, menahan air matanya agar tidak terjatuh. Kedua tangannya mengepal keras menahan marah. Tapi, tangisnya pecah ketika Lucas menurunkan kaca mobil dan dengan santainya membuang cek yang baru saja di dapat oleh Grace dengan susah payah.

Grace langsung menoleh kebelakang, “Tidak bisa, cek itu tidak bisa hilang!”

Dengan impulsif, Grace langsung membuka kunci pintu mobil dan ingin melompat dari mobil untuk mengambil cek yang baru saja dibuang oleh Lucas. Tapi, dengan cepat pria itu menarik pinggul ramping gadis itu, dan menutup pintu.

“Driver Lock Control!” perintah Lucas kepada Alex, agar hanya dia yang bisa membuka akses kunci mobil.

Grace masih memberontak di bawah kungkungan Lucas. Sampai-sampai pria itu menindihnya. “Apa kau sangat menyukai uang!” bisik sarkasnya.

Grace mengeratkan rahanya sambil memancarkan binar marah di matanya, lalu dia berkata. “Ya aku sangat suka uang, karena itu aku mendatangimu!” imbuhnya sembari menarik dasi pria itu.

Melihat wajah kemerahan Grace, Lucas perlahan menelan Salivanya. Seketika saja tubuhnya terasa hangat karena tergoda oleh wajah tirus kemerahan gadis yang sedang dia pandang ini. Pria itu menyangkal rasa yang dia rasakan saat ini dan malah mengatai Grace dengan terang-terangan. “Murahan, sepertinya ini sudah mandarah daging di keluargamu ya!”

Mendengar Pria yang sedang menindihnya itu sedang mengatai keluarganya, dengan kemarahan yang menyala-nyala Grace langsung saja menggigit bahu Lucas.

Kemarahan Lucas pun tersulut. Dia semakin menekan Grace dibawahnya. Lalu berteriak kepada asistennya, “Keluar!”

Dengan gugup canggung, Alex menepikan mobilnya dan segera keluar. Dengan tangan sedikit gemetar dia mengeluarkan rokok dari sakunya, menyalakan dan mulai menghisapnya sambil menatap hamparan bintang di langit. Sementara itu, di dalam mobil, Lucas mulai menciumi Grace dengan kasar.

“Plak!” sebuah tamparan mendarat di pipi Lucas

“Brengsek!” hardik marah Grace.

Lucas menyeringai, lalu memangut bibir manis Grace dengan serampangan. Dilanjutkan dengan menciumi tengkuk leher gadis itu.

Kedua tangan gadis itu dipegang erat oleh satu tangan Lucas, sementara tangan satunya lagi mulai menyingkap rok yang Grace pakai. "K-kau mau apa...?" tanyanya dengan nada marah.

"Bagian tubuhmu yang mana yang belum aku lihat, jadi kenapa harus malu!" jawab Lucas dengan suara yang sudah mulai terdengar berat.

Lucas memeluk Grace dan kembali memanggut bibir gadis itu, mencecap rasa nikmat dari Bibir manisnya, sambil mengusap lembut paha bagian bawah Grace Saat ini pria itu tidak bisa memungkiri jika gadis yang sedang dia peluk itu benar-benar membakar hasrat dirinya. Grace sudah menjadi candu bagi Lucas.

Kedua tangan Grace berada di pinggang ramping Grace, menuntun tubuh gadis itu hingga duduk diatasnya. Mendengar lenguhan Grace, kedua tangan Lucas langsung menangkup dua bagian dadanya.

Lenguhan keduanya saling bersautan. Suara penyatuan tubuh mereka mengisi keheningan malam di mobil itu. Grace terlalu menggoda, terlalu candu, terlalu memabukan.

Lucas menurunkan kaca jendela mobil, Alex pun segera masuk. Terlihat Grace masih merapikan bajunya. Lucas berbaik hati sedikit. Dia menurunkan pembatas mobil. Agar Alex tidak melihat Grace yang sedang merapikan diri.

Selama perjalanan pulang ke Villa, Grace memalingkan wajahnya dari Lucas. Hanya memandangi jalan di bawah langit malam, sambil menangis tanpa suara. "Papa!" imbuh lirihnya dalam hati.

Mereka pun tiba di Villa, Grace langsung saja turun dari mobil dan menutup pintu mobil dengan suara keras. Lalu berlari kecil menuju kamarnya. Hal yang pertama dia lakukan adalah mandi. Ingin segera menghilangkan aroma tubuh Lucas.

Grace mengulangi mandinya berkali-kali, menggosok kulitnya sampai kulit halusnya memerah semua. Setelah itu barulah hatinya merasa puas dan bersih. Dengan rambut yang masih basah, Grace membaringkan tubuhnya di ranjang.

Hari ini dia merasa menjadi orang sial sedunia, uang hilang, harga diri tercabik, terkoyak. Belum lagi berpikir tentang mahar yang harus dikembalikan. "Brengsek!" umpatnya melirih ketika teringat tentang Lucas.

Grace berpikir keras, dia harus bisa mendapatkan pekerjaan. Dia memutuskan akan mengambil cuti kuliah. "Ok, itu saja!" imbuhnya sambil langsung duduk lalu mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan mulai melihat-lihat iklan lowongan pekerjaan sampai dia tertidur.

Keesokan paginya Grace segera pergi ke universitas untuk mengurus tentang cuti kuliahnya. Tapi, tiba-tiba seseorang menarik tangannya. "Grace... akhirnya aku menemukanmu!"

"Hah! Eum... Claudius!" imbuh Grace sedikit limbung, takut salah mengenali orang.

Claudius langsung saja memeluk Grace seraya berkata, "Peri kecilku!"

Semasa Grace kecil, keluarga Chen tinggal bersebelahan dengan keluarga Williams. Nyonya Chen sangat menyukai Grace, lalu mengajarkan Tarian tradisional, salah satunya tarian peri terbang.

Grace menguasai tarian Feitian. secara harfiah berarti “makhluk terbang” atau “peri terbang” dan menggambarkan bidadari langit dalam mitologi Buddha, yang sering terlihat melayang anggun dengan pita-pita panjang melambai di udara. Gerakan tariannya meniru kesan melayang bebas di langit, penuh keluwesan dan keindahan.

Semasa kecil juga Grace diajari tarian akrobatik modern dengan teknik gantung atau terbang, itu biasanya disebut aerial dance yang sudah banyak diadaptasi dalam pertunjukan kontemporer di China.

Hanya saja Tuan Chen berselingkuh, lalu Nyonya Chen pergi meninggalkannya. Dan semenjak itu, Claudius pindah tinggal bersama Nyonya Chen di luar negeri.

"K-kau kembali!" imbuh Grace lagi.

"Ya!" jawab Claudius seraya mengusap lembut puncak kepala Grace

"Di mana Ibu-mu?" tanya Grace

"Apa mau bertemu dengannya?" tanya lembut Claudius.

Grace mengangguk, dengan binar mata senang. Claudius langsung memeluk Grace, "Tentang orang tuamu aku sudah mendengar apa yang terjadi. Kau bisa datang kepadaku kapan saja!"

Grace tidak menjawab, hanya terdiam. Claudius memarik tangan Grace "Ayo, aku bawa kau kepada ibu-ku!"

Claudius melajukan mobilnya dengan perlahan, seakaan tidak ingin waktu cepat berlalu. Mereka pun tiba, mobil menepi. Grace terlihat bingung, "Pemakaman!"

"Ayo!" ajak Claudius seraya turun dari mobil.

Grace tidak berani banyak bertanya. Dia hanya mengikuti langkah Claudius dengan tenang. Mereka berhenti di salah satu nisan. "Ma, aku membawa peri kecil kita!"

"K-kapan... !" imbuh Grace yang tidak bisa melanjutkan pertanyaannya.

Claudius pun menceritakan jika Nyonya Chen menjadi sakit-sakitan setelah penghianatan Tuan Chen. Kali ini dia memutuskan kembali pulang, karena ingin memenuhi permintaan ibunya. Yang pertama dia ingin dikuburkan di tanah kelahirannya. Yang kedua karena Claudius ingin merebut dan membangkitkan kembali kelompok teater seni yang pernah didirikan oleh ibunya dari tangan ayahnya dengan penari yang menjadi selingkuhannya.

Claudius menggenggam tangan Grace "Apa kau bisa bergabung dalam pertunjukan seni Kami?" Imbuhnya seraya menatap kepada Grace.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
claudius chen... nama ny familiar,,, negri china se esthetich gitoh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TEMAN TIDUR CEO   AKU MERINDUKANMU

    Pada saat ini Cahaya matahari menembus sela dedaunan, menciptakan bayangan bergerak di lantai beranda. Vivian duduk sambil memeluk lutut, sementara Lucas dan Alex bercakap ringan di sudut.“Rasanya seperti kembali ke masa kuliah,” kata Vivian sambil terkekeh. “Kita dulu sering duduk begini, hanya beda tempat.”Grace mengangguk. “Dan dulu kita hanya memikirkan ujian dan tugas. Sekarang...” dia menatap Alric yang tertidur di ayunan bayi, “ada kehidupan kecil yang bergantung kepadaku.”Lucas tersenyum. “Dan itu justru membuat segalanya terasa lebih berarti.”Vivian menoleh pada Gracw. “Kau tahu, aku sempat ragu kau dan Lucas bisa melewati semua kesedihan di masa lampau itu.”Grace twrsenyum tipis. “Dan dia benar-benar melakukannya. Aku melihat usaha itu setiap hari.”Alex bersandar di kursi rotan. “Kalian ini bikin iri, tahu tidak?”Vivian melirik Alex, separuh bercanda. “Kau ingin aku memberikan bayi yang lucu?"Grace tertawa kecil. “Baiklah, Vivian, kau punya tugas baru.”Vivian mengan

  • TEMAN TIDUR CEO   MEMBUATKU KEMBALI

    Matahari sudah naik sedikit lebih tinggi ketika sarapan mereka berakhir. Piring-piring kosong menumpuk di atas meja, tapi tak seorang pun beranjak. Mereka seperti enggan membiarkan momen itu berlalu terlalu cepat.“Aku hampir lupa betapa enaknya sarapan buatanmu, Grace,” ujar Vivian sambil menyandarkan tubuh di kursi.“Sup sayuran ini rasanya persis seperti yang kau buat dulu.”Grace tersenyum bangga. “Aku memang sengaja membuat yang sama. Sup itu resep favorit kita dulu.”Vivian menyikut Alex pelan. “Dan lihat siapa yang sekarang kelihatan paling bahagia setelah makan.”Alex tertawa, menoleh ke Lucas. “Setidaknya aku tidak makan sebanyak kau.”Lucas pura-pura terkejut. “Hei, aku hanya memastikan tidak ada makanan tersisa sia-sia.”Grace menggeleng sambil terkekeh. Alric mengoceh kecil, seakan ikut menanggapi. Vivian langsung mendekat, mencium pipi bayi itu. “Lihat, dia setuju denganku. Pasti dia suka melihat semua orang tertawa.”“Dia memang suka suasana ramai,” kata Lucas sambil men

  • TEMAN TIDUR CEO   AROMA ROTI

    Keesokan paginya Grace terbangun lebih dulu. Dia bangkit pelan, memastikan Alric masih terlelap di ranjang kecilnya. Lucas masih tidur, wajahnya tampak tenang.Hari ini Vivian akan datang. Jadi dia lebih pagi bangun, ingin memasakan menu sarapaan kesukaan Vivian. Pada saat ini, Vivian berdiri di halaman rumah Grace, menunggu dengan sabar sambil memeluk tas kecil di tangannya. Begitu pintu terbuka, Grace muncul dengan senyum lebar.“Vivian!” seru Grace, langsung memeluk sahabatnya erat.Vivian menghela napas panjang, seolah baru bisa bernapas lega. “Astaga, Grace. Kau benar-benar ada di sini. Aku takut selama ini hanya bermimpi.”Grace tertawa kecil, matanya ikut berkaca-kaca. “Kau tidak bermimpi. Aku benar-benar pulang.”Mereka duduk langsung pergi ke dapur. Vivian masih menatap Grace dengan tatapan campuran bahagia dan haru. “Kau tidak tahu betapa aku merindukanmu. Banyak malam aku bertanya-tanya di mana kau berada, apakah kau baik-baik saja.”Grace menggenggam tangan sahabatnya. “

  • TEMAN TIDUR CEO   ATAS NAMA CINTA

    Keesokan paginya, rumah dipenuhi aroma sarapan yang sedap. Grace sudah bangun lebih dulu, menyiapkan bubur kecil untuk Alric. Lucas yang tadinterbangun dan tidak melihat istrinya, dia sudah menebak pasti saat ini Grace awdang di dapur. Lucas masuk ke dapur sambil mengikat dasinya.“Kau terlihat bersemangat pagi ini,” ujarnya sambil mencium kening Grace.Grace tersenyum. “Hari ini Alric akan bertemu dengan Kakeknya, tentu saja aku senang!" Lucas mengangguk. “ya Papa pasti senang. Ini pertama kalinya Alric akan melihat Kakeknya.”Alric duduk di kursi makannya, menepuk meja dengan tangannya. “Ba! Ba!” serunya.Lucas tertawa kecil. “Lihat, dia juga tak sabar.”Mereka makan bersama sebelum berangkat. Di mobil, Grace duduk di belakang bersama Alric, sesekali bernyanyi kecil untuk menenangkannya. Lucas menyetir dengan wajah fokus.Mobil berhenti di parkiran Rumah Sakit. Lucas turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Grace dan Alric. Pada saat ini Lucas sedang mengambil cuti panjang, data

  • TEMAN TIDUR CEO   NAKAL, AKU HUKUM YA!

    Keesokan paginya, Grace sedang menepuk-nepuk punggung Alric yang baru saja selesai makan. “Dia semakin pintar. Rasanya baru kemarin aku melihatnya hanya tidur sepanjang hari.”Lucas tersenyum, duduk di sebelahnya. “Dan sekarang dia bisa membuatku tidak ingin pergi ke mana pun. Rumah ini terasa hidup.”Grace menoleh, matanya hangat. “Lucas... aku masih butuh waktu. Tapi aku bisa merasakan kita mulai kembali seperti dulu.”Lucas menggenggam tangannya, menatapnya serius. “Aku tahu. Aku tidak terburu-buru. Aku hanya ingin kau percaya bahwa aku tidak akan pergi lagi, baik hati ataupun pikiran.”Grace menghela napas, seolah melepaskan sesuatu dari dadanya. “Aku percaya. Tapi aku juga harus belajar memaafkan. Itu bagian tersulit.”Lucas mengangguk. “Kita akan belajar bersama. Yang penting, kita tidak menyerah.”Alric menepuk pipi Grace, membuatnya tertawa kecil. “Lihat? Dia sepertinya ingin kita berhenti bicara serius.”Lucas ikut tertawa. “Dia benar. Kita harus mulai menikmati hal-hal seder

  • TEMAN TIDUR CEO   BOLOS SEHARI

    Grace mengangkat wajahnya, matanya basah. “Lucas... ini terasa seperti mimpi. Aku takut kalau aku membuka mata, semuanya akan hilang.”Lucas melangkah mendekat, menepuk bahunya. “Tidak akan hilang. Ini rumah kita, Grace. Dan dia...” Lucas menatap Alric yang menggeliat di pelukan Grace, " Dia adalah alasan kita untuk terus bertahan.”Alric menatap mereka dengan mata bulat, lalu meraih rambut Grace sambil terkekeh.Grace tertawa kecil di sela tangisnya. sambil mencium pipi Alric. Lucas mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Alric. “Kau lihat? Bahkan dia tahu kau bahagia.”Mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggu. Di perjalanan, Grace duduk di samping Lucas, memangku Alric yang terus menepuk-nepuk dasbor mobil sambil bersuara, “Ba! Ba!”Lucas tersenyum melihatnya. “Dia sudah makin pintar. Bahkan suaranya makin jelas.”Grace mengangguk, matanya hangat. “Aku takut melewatkan banyak momen. Tapi sekarang... aku akan pastikan tidak ada satu pun yang terlewat lagi.”Lucas meliriknya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status