Share

Bab 18

"Cepat, Mas!" Mata Aira membelalak.

Antara kasihan pada Mbak Ummi dan ragu membiarkan istriku menghadapi Selena.

"Iya, iya. Kenapa musti pingsan to, Mbak? Kalau ramping seperti Aira nggak masalah. Kuperkirakan beratmu mencapai 1kwintal ini, Mbak!" Aku bermonolog sendiri. Malas meletakkan kepala Mbak Ummi di pangkuanku, aku pun cuma menyangga kepalanya dengan tangan bertumpu sofa.

"Biasanya pintuku memang tak pernah kukunci kecuali jika rumah ini kosong. Tapi, baru kali ada tamu yang tanpa salam langsung nyelonong ke dalam. MUKA TEMBOK!"

"Ahw!"

Aku terkesiap ketika Selena menjerit dan memegangi pipinya.

"Mbak Ummi, bangun, Mbak! Ada perang badar di rumahku!" Ketepuk-tepuk pipi Mbak Ummi. Tapi dia juga tak sadarkan diri. Aku pun mencari jurus darurat. Yaitu aroma ketiakku yang tajam.

Mbak Ummi pun sedikit menggeliat dan perlahan membuka mata. "Ya Allah, ada ada oppa!" Mbak Ummi terkejut dan pingsan lagi.

Astaghfirullah, Mbak Ummi. Melihat orang ganteng saja pingsan. Apa lagi melihat h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status