Share

Merajuk

Bab 21

Merajuk

Aku bangun pagi-pagi sekali, menunaikan kewajiban ibadah kemudian sibuk dengan gawaiku di samping jendela kamar.

Sudah jadi kebiasaanku, saat hati ini gundah aku akan duduk termenung di depan jendela. Memandang alam dari bingkai sempit yang menghalangi pandangan.

Waktu menunjukkan pukul enam pagi, sudah waktunya suamiku bangun. Tak ingin bertemu pandang pagi ini, aku bangkit hendak meninggalkan kamar saat gawainya berdering singkat, pertanda masuknya sebuah pesan.

[Mas bangun, sudah pagi. Ayo Shalat sayang!]

Bunyi pesannya, tertera dilayar depan. Membuat alisku terangkat.

“Sayang?” pikirku masih bingung dengan kata terakhir yang tertulis.

[Mas, ikh ... Sejak semalem pesanku tidak pernah dibalas.]

Aku masih menatap layar gawai suamiku, nyeri di hati. Takut menghadapi kenyataan pahit yang akan hinggap dalam rumah tangga ini.

Pikiran ku melayang, membayangkan sesuatu y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status