Share

TAS 79

last update Last Updated: 2025-11-05 21:01:06

Mataku menyipit kecil. “Hmm… mungkin iya, Bu. Dia bilang sore ini mau mampir.”

Ibu tampak antusias. “Bagus! Biar kau ada teman. Ibu hari ini masuk siang. Apa Sean akan menemanimu juga?"

Aku menggumam malas, sambil menatap layar ponsel. “Kenapa Ibu selalu merepotkannya? Dia juga punya banyak urusan pribadi."

“Ibu cuma bertanya,” jawabnya tenang. “Lagi pula dia sendiri yang mau menemanimu.”

Aku mendengus kecil. “Harusnya Ibu menolak.”

“Kenapa harus menolak niat baik? Kau ini kejam sekali, padahal dia sahabatmu, dia juga sudah banyak membantumu.”

Aku menghela napas panjang. “Bukan begitu,” ujarku lelah.

“Lalu bagaimana?” Ibu tak menyerah, suaranya mulai meninggi sedikit.

Aku menghempaskan napas kesal. Percuma berdebat dengan ibuku, dia selalu mendukung Sean. Dia sangat menyukainya.

“Malam ini, aku hanya mau bersama Irish. Titik.” Kalimat itu keluar lebih tegas dari yang kupikirkan.

Ibu melengos, menahan komentar. Tangannya kembali sibuk menata bunga di meja, tapi dari cara dia menusuk b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yu Mi
haduuhhh,,apa yg akan terjadi selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 140

    "Apa yang kau lakukan padanya?"Nada suaranya tak lagi rendah dan tenang, tapi tajam. Meski tak berteriak, itu terdengar keras dan menghakimi."Aku?" Cindy memasang wajah terkejut, alisnya terangkat dramatis. Seolah Sam baru saja menuduhnya melakukan kejahatan besar. "Aku hanya mengajaknya mengobrol.""Mengobrol? Di jam kerja?" desis Sam tak puas dengan jawabannya.Cindy mengendikkan bahu santai. Gerakannya lamban, disengaja. "Aku tak tahu kapan kami punya waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahpahaman kami. Jadi kenapa tak sekarang saja?" Kepalanya berputar ke arahku. Seulas senyum tipis menghias bibirnya. "Bukan begitu, Audrey?"Jantungku berdentum tak beraturan. Kata-kata ancamannya beberapa menit lalu masih terasa menekan tengkukku. Aku ingin berkata tidak. Ingin berteriak bahwa ini bukan obrolan wajar. Tapi suaraku terkunci. Bibirku yang menutup rapat adalah pengkhianatan paling menyakitkan yang bisa dilakukan tubuhku pada diriku sendiri."Tak ada yang perlu kalian bahas." Sam

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 139

    Sam tidak ada di sana.Yang duduk di sofa dengan tangan bersedekap justru Cindy.Senyum sinis langsung terbit di wajahnya saat melihat keterkejutanku. Seolah momen ini telah dia tebak akan terjadi.“Silakan masuk,” katanya santai. “Atau kau mau berpura-pura salah ruangan?”Aku terpaku, baru menyadari kecerobohanku. Seharusnya aku bertanya pada Sarah siapa yang memanggilku. Namun keyakinanku tadi terlalu bulat, terlalu bodoh. Sekarang pintu telah tertutup di belakangku, sedangkan Cindy memberi isyarat singkat ke arah sofa di seberangnya agar aku duduk.Aku menghempaskan napas. Memilih tetap berdiri.“Ada apa?” tanyaku akhirnya, berusaha menjaga wajah tetap datar.“Duduk,” perintahnya dengan suara tegas. “Aku tidak punya banyak waktu.”Ingin membantah, namun kulihat Sarah mengamati kami dari seberang ruangan. Dia tampak sama penasarannya denganku. Dia pasti cemas karena tahu aku dan Cindy tidak akur. Sementara Sam sedang tidak ada di sini.Aku menarik napas dalam sebelum menurut. Ruanga

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 138

    “Apa katamu?” suaranya bergetar oleh amarah. “Berani sekali kau mengajariku menjadi ibu! Bocah sepertimu?!”Aku menatapnya lurus, jantungku berdebar keras tapi kakiku tak goyah. “Terserah Anda menangkapnya seperti apa. Tapi memang, sejauh yang terlihat... Sean tidak pernah menjadi prioritas.”Wajah Cindy memerah. “Gadis tak tahu diri!” bentaknya. “Kau pikir siapa dirimu sampai berani bicara seperti itu padaku?”Aku tidak menjawab. Tidak ada gunanya. Aku memilih melangkah masuk ke dalam rumah dan menutup pintu secepat yang kubisa.Brak!Suara gedoran langsung menghantam dari luar.“Keluar, Audrey!” teriak Cindy sambil menggedor pintu berkali-kali. “Jangan sembunyi! Dasar gadis tidak tahu malu! Kau perusak keluarga orang!”Aku menahan pintu dengan sekuat tenaga, kedua lenganku menempel pada kayu yang bergetar tiap kali dia menghantamnya.Kugigit bibirku mendengar makian Cindy. Dia mengataiku perusak keluarga bahkan sebelum tahu aku ada main dengan suaminya. Bagaimana jika nanti dia suda

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 137

    "Akhirnya kau muncul juga."Suara itu membuatku langsung menahan napas. Semakin meyakinkan aku kalau dia pasti sedang merencanakan sesuatu. Entah apa, tapi ini pasti cukup mendesak karena wanita sepertinya rela mendatangi dan menungguku.Irish menyapa Cindy lebih dulu. Sikapnya sopannya sangat kaku dengan jejak segan yang jelas tak bisa dia sembunyikan.“Selamat malam, Tante Cindy,” ucapnya hati-hati.Aku bisa menebak apa yang melintas di kepalanya. Ingatan terakhir mereka jelas bukan kenangan manis. Tapi hari ketika Cindy memarahinya habis-habisan karena Sean menghilang setelah acara fashion show itu.Irish berdiri di sana sekarang bukan sebagai kenalan, tapi seperti terdakwa yang kebetulan kembali ke ruang sidang. Suasananya jadi sangat canggung.“Ada perlu apa tante sampai datang ke sini?” lanjut Irish, berusaha terdengar biasa. Meski sorot matanya terlalu waspada untuk disebut santai. “Apa ini ada hubungannya dengan Sean?”Cindy menoleh sekilas padanya. Hanya sekilas. Tatapan sing

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 136

    ​​Kepala Sam menunduk hingga dahinya menyentuh rambutku. Suara beratnya bergetar halus. “Aku sungguh takut kau akan terluka lebih dalam jika tetap di sisiku.”Aku mendongak, memaksa mataku bertemu dengannya. “Aku sudah terluka, Sam. Bukan oleh hal yang kau takuti, tapi karena kau menjauh.”Aku melihat air mukanya yang mengeruh setelah mendengar kata-kataku. Cara bahunya jatuh dan cara matanya memerah kini jelas berarti penyesalan.Saat ini dia tidak sedang menjadi ayah, suami, atau pria yang bertanggung jawab atas segalanya. Dia hanya pria yang takut kehilangan perempuan yang dia cintai. Dan itu membuatku sangat bersyukur. “Aku bisa menunggu,” kataku mantap. “Kita bisa berhati-hati. Kita bisa menyembunyikan ini sampai waktunya tepat. Aku tidak akan lagi memaksamu memilih.”Tanganku naik ke tengkuknya, ibu jariku menyentuh kulitnya yang hangat. Gerakan kecil, intim, penuh keputusan.“Tapi satu hal,” lanjutku, menatapnya tanpa berkedip. “Kau tidak boleh mengabaikanku lagi.”Sam menahan

  • TERGODA AYAH SAHABATKU   TAS 135

    Apa yang terjadi? Kenapa dia malah menahan kepergianku dengan pelukan ini? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar liar di kepalaku, saling bertabrakan tanpa jawaban. Tubuh Sam masih menempel di punggungku, lengannya melingkar kuat. Tak membiarkan aku melarikan diri. Hangat tubuhnya menyusup melalui kain tipis kemejaku, kontras dengan dinginnya keputusan yang baru saja kuambil beberapa detik lalu. Aku kaku. Tidak membalas. Tidak mendorong. Aku hanya berdiri, membiarkan pelukan itu terjadi, sementara pikiranku terbelah antara ingin menyerah dan ingin memberontak. Entah dia menyesal. Entah dia kehabisan daya tahan. Atau ini hanya bentuk perpisahan yang paling pengecut. Aku tidak tahu. Kepala Sam terkulai di bahuku. Lalu suaranya muncul, penuh beban. “Maafkan aku… aku benci diriku sendiri karena meskipun ini salah, aku tetap tidak bisa membiarkanmu pergi.” Kalimat itu membuat dadaku berdenyut sakit. Ini jelas bukan kalimat romantis, melainkan kejujuran yang datang terlambat. Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status