Beranda / Romansa / TERJEBAK CINTA CEO ES / ANTARA JEJAK & JANJI PALSU

Share

ANTARA JEJAK & JANJI PALSU

Penulis: Kayy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 13:06:13

Pagi belum sepenuhnya hangat ketika Anya membuka mata pelan. Tirai belum dibuka. Tapi suara air dari kamar mandi menandakan satu hal—Reynard sudah bangun. Lebih awal dari biasanya.

Tak lama, ia keluar. Kemeja sudah terpakai, rambut setengah basah, tapi sorot matanya tak seperti biasa.

Anya bangkit dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang, “Kau tak biasa bangun sepagi ini.”

Reynard menatapnya sebentar, “Banyak laporan yang harus kususun.”

Anya berdiri. Mengambil langkah mendekat menuju Reynard. Ketika sampai di hadapan pria itu, ia berhenti dan berkata, “Apa ada yang mengganggumu?”

Reynard menoleh. Tatapannya turun ke wajahnya. Lama. Dalam. Tapi Anya tahu, ia sedang berpikir. Bukan tentangnya. Tapi tentang apa yang ia sembunyikan.

“Kenapa perusahaanmu bisa jatuh secepat itu, Anya?”

Pertanyaan itu menusuk lebih dari teriakan. Karena dilontarkan lembut—penuh kehati-hatian.

Anya terdiam sejenak lalu menjawab tenang, “Karena aku mencintai orang yang salah. Dan karena aku mempercayai partner yang lebih mencintai uang daripada visi kami.”

Rasa sakit kembali menusuk hatinya. Bayang-bayang ketika Dion dan Clara memandangnya dengan tatapan mengejek kembali memenuhi benaknya.

Reynard masih menatap Anya, tapi tatapannya terlihat lebih simpatik sekarang meskipun sangat samar.

“Dion Mahesa,” gumamnya.

Anya mengangkat alis, “Kau menyelidikiku?”

Reynard tidak menjawab langsung. Ia menoleh ke jendela lalu berkata pelan, “Aku menyelidiki semua orang yang akan menyentuh hidupku. Apalagi... dirimu.”

Hening mengambang.

Anya mendekat. Hanya setengah meter dari Reynard. “Aku bukan bagian dari permainan mereka. Aku bahkan masih memunguti sisa hidupku sejak semua itu runtuh.”

Ia menatap Reynard lurus-lurus yang memandangnya balik dengan tatapan datar.

“Tapi kalau kau sudah memvonis, mungkin kontrak ini tidak perlu 

Raut wajah Reynard berubah tidak suka menghela napas pelan.

“Jangan bicara soal mundur sebelum kau benar-benar tahu aku siapa, Anya.”

Sorot matanya menajam.

“Karena kalau aku mencurigaimu... aku tak akan memelukmu malam itu.”

Anya terdiam. Nafasnya sedikit tercekat.

”Jadi kau percaya padaku?”

“Entahlah. Untuk saat ini kau bisa anggap saja begitu,” jawab Reynard pendek. Ia berbalik badan dan duduk membelakangi Anya. Tangannya bergerak membuka tablet, tidak lagi memedulikan Anya yang terdiam di tengah kamar.

Anya mendengus dan berjalan keluar kamar. Ia baru ingat pagi ini ada rapat virtual. 

Sepeninggal Anya, Reynard membuka file di tabletnya. Kali ini bukan laporan tentang Anya—tapi satu nama lain yang muncul di catatan tambahan:

 Clara Oktaviani

Mantan Public Relations Executive, Andriaty Creative

Status: Mengundurkan diri seminggu sebelum pembubaran resmi perusahaan.

Reynard menyipitkan mata ;alu menggeser ke slide berikutnya.

 "Clara tercatat sempat menerima transfer dalam jumlah besar dari rekening pribadi Dion Mahesa, dua minggu sebelum ia menghilang. Tidak dilaporkan dalam audit akhir."

Dan satu catatan kecil, ditandai merah:

Dugaan keterlibatan dalam manipulasi laporan keuangan internal. Belum ada proses hukum.

Reynard mengetuk layar.

Lalu, video pendek muncul. Rekaman CCTV lama. Kantor Andristy, malam hari. Tampak Clara dan Dion Mahesa masuk diam-diam, membawa map dan flashdisk.

Waktu kejadian: Dua hari sebelum Andristy Corp resmi dinyatakan kolaps.

Wajah Reynard menegang.

Ia menekan tombol voice note dan mengirim pesan ke salah satu asistennya.

“Selidiki lebih dalam Clara Oktaviani. Fokus pada relasi personal dan finansial dengan Dion. Aku ingin hasilnya secepatnya.”

Tiba-tiba, tabletnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tak dikenal. “Jangan percaya pada Anya.” Reynard mengerutkan keningnya. Siapa yang mengirim pesan ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TERJEBAK CINTA CEO ES    Dari puing yg tersisa

    Sudah dua minggu sejak Anya memutuskan untuk membangun kembali apa yang dulu pernah ia miliki atau setidaknya, bagian dari dirinya yang ikut runtuh bersama Phoenix Creative. Dulu, nama Anya Kirana adalah sinonim kesuksesan di dunia pemasaran digital Jakarta. Ia membangun agensi Phoenix Creative dari nol dengan kerja keras, darah, dan air mata. Tapi semua itu sirna dalam semalam. Pengkhianatan dari dua orang yang paling ia percaya, rekan bisnis sekaligus tunangannya, menghancurkan segalanya. Kini, sebuah ruangan mungil di coworking space Jakarta Selatan menjadi markas sementaranya. Tak semewah dulu, tapi cukup untuk mulai lagi. Siang itu, ia duduk membungkuk di depan laptop, menata ulang model bisnis untuk lini produk lifestyle dan digital branding yang dulu pernah mendominasi pasar. Excel sheet, mindmap digital, dan catatan proposal bertebaran di mejanya. Namun di balik bara semangat itu, ada awan gelap yang tak juga pergi: pendanaan. Ia telah mengirimkan beberapa proposal ke

  • TERJEBAK CINTA CEO ES   Mabuk

    Sinar matahari menari pelan di antara tirai tipis, menyusup masuk dan menyentuh seprai yang kusut. Sisa aroma semalam masih melekat di udara saat Anya membuka matanya perlahan. Tubuhnya lelah, namun terasa ringan. Di sampingnya, Reynard masih tertidur. Dada telanjangnya naik turun perlahan, damai. Ada bekas cakaran di bahunya. Jejak mereka. Bukti bahwa malam itu bukan sekadar mabuk.Ia memutar tubuhnya perlahan, menatap wajah pria itu. Ada damai di sana—damai yang justru membuat jantungnya berdegup lebih keras. Hubungan ini… dimulai dari kontrak. Tapi entah sejak kapan, batas-batasnya mulai kabur.Perlahan, ia menyentuh pipinya. Hangat. Hidup. Dan saat itu juga, mata Reynard terbuka, seperti merespons sentuhan itu.Tatapan mereka bertemu.“Pagi,” ucap Reynard, suaranya berat dan—dalam.Anya tersenyum kecil. “Pagi.”Satu alis pria itu terangkat. “Menyesal?”Anya menatapnya lama, seperti menimbang sebuah kebenaran yang enggan diucap. “Kalau aku bilang ya… kau akan marah?”Reynard tetap

  • TERJEBAK CINTA CEO ES   Malam Panjang

    Begitu mereka sampai rumah dari kegiatan jalan-jalan, Reynard mencondongkan tubuhnya perlahan ke arah Anya. Ia tidak terburu-buru. Matanya menatap mata Anya sejenak—mencari izin, atau mungkin kerelaan. Ketika melihat Anya hanya terdiam, bibirnya lalu menyentuh bibir Anya. Begitu pelan, begitu lembut, seolah takut menghancurkan sesuatu yang rapuh. Ciuman pertama itu seperti helaan napas yang tertahan terlalu lama. Hangat, tapi juga mengejutkan. Bibir mereka menyatu dalam gerakan ragu namun tulus. Anya mengerjapkan mata, jantungnya berdegup tidak beraturan. Detik itu, waktu seolah berhenti. Anya menutup matanya, membalas perlahan. Rasa hangat menjalar dari bibir ke lehernya, hingga ke ujung jari. Sentuhan lembut Reynard di pinggangnya membuatnya mendekat tanpa sadar. Angin malam yang menyelinap dari jendela kini tak lagi terasa dingin karena tubuh Reynard di sampingnya memancarkan kehangatan yang membungkus. Ciuman itu berkembang. Lebih dalam, lebih menuntut. Napas mereka membur

  • TERJEBAK CINTA CEO ES   Pilihan Sulit

    Anya duduk di sofa, menatap ke luar jendela sambil memikirkan tentang apa yang terjadi pada Dion dan Clara. Ia merasa bingung dan khawatir, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba, ia teringat tentang Reynard. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perasaannya sendiri. Ia telah mencoba untuk tidak mencintainya, tapi ia tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu yang kuat antara mereka. Anya berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, mencoba untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang berputar di kepalanya. "Tidak mungkin," kata Anya pada dirinya sendiri, "Aku tidak bisa mencintainya. Ia terlalu dingin, terlalu keras." Tapi ketika ia melihat dirinya sendiri di cermin, ia melihat sesuatu yang berbeda. Ia melihat seorang wanita yang lemah, yang tidak bisa menyangkal perasaannya sendiri. Anya merasa seperti terjebak dalam dilema. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu apa yang harus dipilih. Ia hanya tahu bahwa ia harus membua

  • TERJEBAK CINTA CEO ES    Di Balik Pintu Tertutup

    Anya melangkah masuk ke ruang kerja pribadi Reynard di lantai 52. Dinding kaca membingkai kota Jakarta, tapi suasananya hening—terlalu hening.Reynard berdiri membelakangi jendela, jas sudah dilepas, kemeja hitamnya terbuka dua kancing teratas. Satu tangan menyelip di saku celana, yang lain memegang selembar berkas."Laporan terakhir dari investor Jepang. Presentasimu membuat mereka yakin," katanya tanpa menoleh.Anya mengangguk, tetap menjaga jarak. “Terima kasih sudah memfasilitasi semuanya.”"Aku tak fasilitasi siapa pun," ucapnya pelan, kini menoleh. Tatapannya menusuk."Aku hanya pastikan kau tidak membuat kesalahan lagi. Termasuk soal siapa yang kau percaya."Anya membalas tatapan itu. tatapannya dari Reynard."Aku tidak butuh perlindungan, Reynard."Senyum tipis menyentuh bibir Reynard—dingin, nyaris sinis."Salah. Kau hanya belum sadar seberapa banyak musuhmu, dan seberapa keras dunia bisa menghancurkanmu tanpa ampun."Ia berjalan perlahan mendekat. Langkahnya tenang. Tapi aur

  • TERJEBAK CINTA CEO ES   Antara Rasa dan Rahasia

    Restoran itu tenang, berkelas, dengan cahaya temaram dan interior modern minimalis.Anya mengenakan setelan semi-formal, rambut digelung rapi, sepatu hak tak terlalu tinggi. Tidak untuk menggoda. Tapi cukup untuk menunjukkan bahwa ia datang dengan kepala tegak.Seorang pelayan mengantarnya ke meja sudut paling privat. Ketika Anya sampai di sana, ia... sudah melihat Reynard. Pria itu duduk santai, mengenakan kemeja hitam dan jam tangan perak yang mencerminkan lampu gantung di atasnya. Tatapannya langsung menancap begitu Anya datang.“Kau datang.”Anya duduk dengan tenang, menyilangkan kaki, lalu meletakkan clutch-nya di atas meja.“Kupikir ini soal kerja sama. Ternyata restoran bintang lima?”Reynard menyeringai tipis, tidak menjawab langsung. Pelayan datang membawakan dua gelas wine merah, yang satu ditaruh persis di depan Anya.“Kau masih ingat yang ini?” tanyanya sambil menoleh ke Anya.“Prancis, tahun yang sama dengan ulang tahun Andristy yang keempat.”Anya tertegun. Ia tidak men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status