Share

Part 6 Mas Farrel, Sayang

Penulis: La Bianconera
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-22 15:43:15

Farrel langsung mendelik tak suka. "Enak saja, memang aku Kakanganmu? Panggil aku, Mas. Mas Farrel Sayang!" ucapnya tegas tak ingin dibantah.

Alifa bergumam lirih sambil menggaruk telinganya. "Mas Farrel, Sayang." Rasanya panggilan itu sangat lucu.

"Iya, Sayang. Manggilnya yang ikhlas!" titahnya tegas.

Alifa melengos dengan wajah memerah mendengar perintah dari laki-laki itu. Memanggil 'Mas' saja sangat aneh, apalagi ditambah kata 'Sayang'. Melihat wajah memerah Alifa, Farrel tersenyum.

Farrel senyum-senyum melihat Alifa yang salah tingkah. Ini hanya soal panggilan, tetapi sudah membuat wajah istrinya itu memerah. Bagaimana jika menyangkut permintaan yang lain? Farrel menepuk dahinya sendiri, menyadarkan pikirannya yang melanglang buana.

Farrel menjulurkan tangannya menyentuh bibir Alifa. Sesaat Alifa terkesiap. "Rambut, nanti ikut kemakan." Alifa melirik ke arah jemari tangan Farrel yang menunjukkan sehelai rambut.

"Kenapa bisa masakan ada rambutnya? Bukan aku, Rel, yang masak!" Farrel menatap Alifa tanpa ekspresi. Alifa yang langsung mengerti hanya nyengir kecil. "Em, maksudnya aku, bukan aku Mas, yang masak!" ralatnya cepat dan langsung membuang pandangan.

Farrel tersenyum dan menjentikkan jarinya. "Nah, begini kan enak didengar, daripada Ral, Rel! Nanti bagaimana kalau ditiruin anak kita?"

Uhuk!

Ganti Alifa yang tersedak. Anak kita? Itu artinya, Farrel berharap punya anak dengannya. Dan itu artinya, nanti...

Alifa sibuk dengan andaikan-andaikan yang lain. Anak? Alifa belum memikirkan soal itu. Kuliahnya belum selesai. Dia masih ingin bekerja, masih ingin memiliki banyak waktu dengan teman-temannya.

"Makanya makan itu hati-hati, Sayang." Farrel menyodorkan gelas ke arah Alifa. Laki-laki itu menatap Alifa dengan tatapan jahil. "Aku hanya manggil sayang saja kamu sudah mengkerut begitu. Bagaimana kalau aku minta yang lain, Fa?" tanyanya menggoda.

"Apaan, sih, Mas. Aku kan belum terbiasa. Sudah ah, aku sudah selesai!" Alifa bangkit dari tempat duduknya dan membereskan meja makan. Farrel ikut bangkit untuk membantu.

"Sini, aku bawain!"

Farrel hendak mengambil alih piring bekas makan mereka, tetapi langsung dicegah oleh Alifa. "Nggak usah, Mas. Sebaiknya kamu temuin Mas Dino dan lainnya. Aku bawa ke dapur, setelah itu aku siap-siap dulu."

Farrel menatap sebentar pada Alifa yang memberi isyarat dengan anggukan. "Beneran, aku bisa sendiri." Alifa menegaskan.

"Baiklah, terima kasih, Fa."

Laki-laki itu bergegas keluar menemui teman-temannya.

Begitu sampai di teras, ternyata Vio, Dino, dan Danang sudah menyelesaikan sarapan mereka. Bahkan, ketiga temannya itu sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Aku nanti malam izin, ya. Kalian latih dulu anak-anak."

"Iyaa, faham lah kita, Ndul. Nanti kita bertiga bisa bagi tugas. Kamu nikmati dulu masa pengantin baru, Ndul."

"Iya, pergi-pergi bulan madu kek, biar Alifa cepat jinak!" sahut Vio jahil.

Farrel tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kalau soal itu tinggal tunggu waktu, Nyet. Ya, sudah hati-hati, salam buat anak-anak!" pesannya pada mereka. Ketiganya mengangguk kemudian bersiap di atas motor masing-masing.

Di kamar Farrel...

Alifa tengah fokus dengan tayangan vidio membuat kue tart. Pandangannya lurus ke layar handphone yang dia sandarkan ke kaca rias di depannya. Sedangkan tangannya sibuk mengoleskan makeup tipis ke wajahnya yang cantik.

Alifa tak menyadari, sepasang mata menatapnya dari ambang pintu. Karena terlalu fokus ingin cepat bisa membuat kue untuk ulang tahun Farrel beberapa hari lagi, dia sampai tidak mendengar pintu dibuka dari luar.

Sesekali Alifa bersenandung kecil. Farrel tersenyum dan kembali menutup pintu dengan gerakan sangat pelan.

Farrel berdiri tepat di belakang Alifa yang membuatnya mendongak. Alifa yang gugup, buru-buru menutup handphonenya dan kembali sibuk dengan make-up.

Farrel membungkukkan badan, merangkul Alifa dari belakang dan ikut menatap bayangan mereka di cermin. Keduanya hanya diam dalam posisi seperti itu untuk beberapa saat.

"Aku sudah siap. Mas Farrel nggak ganti baju?" tanyanya canggung. Farrel mengangguk pelan kemudian beranjak dari tempatnya.

Laki-laki itu menuju ke lemari pakaian. Mengambil pakaian ganti dan mengambil sesuatu dari laci lemari.

Dia membawa kotak berwarna biru itu mendekat ke arah Alifa. "Fa, sebentar!"

Alifa mengeryit dan mengarahkan pandangannya pada kotak di tangan suaminya. Farrel mengulurkan benda itu padanya. "Apa ini?" tanyanya ragu.

"Buka saja, itu buat kamu," jawabnya.

Alifa menatap sekali lagi pada Farrel kemudian membuka kotak berpita merah itu. "Satu set perhiasan, buat aku? Em ... tapi, kenapa ka-kamu kasih ini?" tanyanya masih bingung. Farrel berdecak lirih.

Laki-laki itu urung berganti pakaian. Dia meletakkan pakaian gantinya di kursi meja rias. Kemudian mengambil alih kotak perhiasan emas putih itu kembali.

"Kamu madep ke cermin!" titahnya yang langsung dituruti oleh Alifa. Dengan hati-hati Farrel memakaikan kalung putih itu di leher mulus Alifa.

Farrel melengos sekilas.

Dia laki-laki normal, walaupun berandalan. Farrel memang tidak pernah melakukan hubungan serius dengan perempuan, tetapi melihat kulit putih mulus yang sudah halal jelas membuatnya perang perasaan.

Menyadari sikap Farrel yang gugup, Alifa segera membalikkan badan. Dia menatap iris mata hitam milik suaminya.

"Terima kasih, Mas. Bagus sekali."

"Itu hadiah pernikahan dari aku. Maaf, cuma seperti itu."

Alifa tersenyum dan memeluk laki-laki di depannya. "Aku nggak minta dikasih hadiah apa-apa, aku cuma minta kamu juga belajar mencintai aku, Mas. Jangan cuma aku yang belajar mencintaimu!" Farrel terdiam mendengar permintaan istrinya.

* * *

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 58 End

    Tanpa berucap apa-apa, Agus segera berberes. Sedangkan Nur sibuk dengan si Kembar di dampingi Bu Aminah. Bayi berusia 1,5 bulan itu memang sangat menggemaskan. Bu Aminah dan anak-anak melepas kepergian si Kembar dengan mata berkaca-kaca. Tetapi mereka tidak bisa menahannya. Si Kembar memiliki keluarga dan rumah. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Brian terlebih dahulu menghampiri Agus dan memeluk laki-laki itu. Brian menatap Agus dan menepuk pelan bahu laki-laki itu. "Perjuangkan rumah tangga kalian. Jangan sampai si Kembar kehilangan kasih sayang utuh dari orang tuanya, Gus," pesannya.Agustus mengangguk samar. "Terima kasih, Yan. Terima kasih, sudah menjaga si Kembar dan Nur. Kalau nggak ada kalian, aku nggak tahu nasib mereka," ucap Agus sambil melirik ke arah Nur dan kedua anaknya.Brian terkekeh kemudian pamit pada Agus dan Nur untuk ke rumah sakit. Laki-laki itu sengaja berangkat lebih pagi dengan alasan ada pasien yang hendak melahirkan. Padahal, Brian tidak ingin melihat kepe

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 57 Sanksi Sosial

    "Kamu jangan khawatir gini, Yan. Sudah, ah. Berangkat dulu," pamit Agus lagi. Brian tidak bisa lagi mencegah temannya itu. Agus juga menolak diantar dengan alasan laki-laki itu ingin menyendiri. Brian hanya bisa mengangguk pasrah.Nuraini menunduk dalam tidak berani membalas tatapan mata Brian. Sesekali laki-laki itu meliriknya sambil makan. Pandangan Nur bertemu dengan Bu Aminah yang duduk di sebelah Brian."Agus kok lama pulangnya? Apa dia bilang pergi ke mana gitu, Nur?" tanya wanita itu.Nuraini menggeleng lemah. "Ndak, Bu. Cuma pamit ke klinik," jawabnya. Nuraini beralih memandang Brian. "Em, Mas. Tangan Mas Agus kenapa ya, kok bisa begitu?" tanyanya lirih.Dia merasa bodoh. Suami sendiri terluka, tetapi dirinya tidak tahu. Brian mengangkat sebelah alis mendengar pertanyaan konyol itu."Aneh banget. Kamu itu istrinya, Nur. Seharusnya kamu tanya, kenapa dia begitu? Kalau dia nggak datang ke Jakarta, Agus juga nggak luka begitu!" jawab Brian ketus.Bu Aminah langsung menoleh dan m

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 56 Terbiasa Dengan Rasa Sakit

    "Apa maksud Mas Brian bicara begitu?" tanya Nur lirih.Brian menggeleng samar, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Sedangkan Nur, mendongak menatap laki-laki itu. Nuraini berharap dirinya salah dengar tentang pernyataan Brian."Aku nggak perlu mengulangi apa yang aku katakan, Nurkodir. Yang aku minta, pulanglah, dan perbaiki hubungan kalian. Cayenne dan Panamera nggak pantas menjadi korban keegoisan orang tuanya," ucap laki-laki itu masih dalam nada ketusnya.Nuraini mengangguk samar, kemudian bangkit dari tempat duduk. Brian mengarahkan pandangan pada beberapa anak yang tengah berkumpul di gasebo bersama guru les."Lihatlah mereka. Anak-anakku itu sewaktu kecil masih bisa aku bohongi tentang orang tuanya. Tapi setelah mereka besar dan sekolah, mereka selalu menuntut jawaban yang sama, Nur. Selalu menanyakan keberadaan orang tua kandungnya. Jangan buat Cayenne dan Panamera mengalami hal serupa dengan mereka," tunjuk Brian pada anak-anaknya. Nasihat si Kaku, pemilik mulut judes itu

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 55 Pasrah

    "Cayenne, Panamera?" tanya Agus lirih.Brian mengangguk antusias. Dia mempersilakan Agus duduk sembari menunggu Bu Aminah. Rupanya, Bu Aminah membantu Nur memandikan Cayenne dan Panamera.Dada Agus berdesir mendengar tangisan bayi dari dalam kamar tamu. Laki-laki itu beranjak mendekati pintu yang sedikit terbuka. Sedangkan Brian sibuk dengan Axel dan Aruna, anak angkatnya yang berusia satu setengah tahun. "Iya, sebentar ya, Sayang. Gantian Adek Cayenne, dong!""Sudah, Nur, cepat susuin. Biar Ibu yang pakaiin Cayenne baju. Lagian, kamu itu disuruh stok ASI kok susah banget. Maunya tiap hari diomelin Brian. Apa nggak panas, dengerin Brian ngomel?" goda Bu Aminah sambil tertawa kecil.Nuraini menggeleng pelan. "Sudah biasa, Bu. Mas Brian cerewet, tapi perhatian sama si Kembar," ucap Nur sambil melangkah mendekati pintu hendak menutup pintu tersebut.Wanita itu tertegun. Begitu juga laki-laki yang berdiri di depan pintu. Keduanya mematung. Mata laki-laki itu memerah. Pipinya basah. Nurain

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 54 Lagi-lagi Kebetulan

    Semakin lama memandang wajah mungil Panamera, semakin merasa aneh. Memang wajah bayi itu akan berubah-ubah. Akan tetapi, apa ini kebetulan?Brian meletakkan kembali Panamera, ketika bayi itu mulai menangis. Sedangkan Cayenne sudah tidur sejak beberapa menit yang lalu. Mendengar anaknya menangis, Nur bergegas mendekat."Kayaknya haus, Nur. Kamu harus banyak makan sayur, Nur. Bayi kamu butuh banyak nutrisi, kamu dengar?" ucap Brian kembali ke mode datar dan ketus.Nuraini mengangguk. Dia segera meminta izin membawa Panamera ke kamar dan menyusuinya. Kedua bayi kembarnya itu sangat rakus ketika menyusu. Brian memang tergolong cerewet jika menyangkut anak-anaknya dan juga si Kembar."Alhamdulillah ya, Nak. Kita mendapatkan keluarga baru yang sangat baik. Om Brian dan Eyang sangat sayang pada kalian. Jangan sedih ya, Nak, kalian pisah dari Ayah. Nanti Bunda ketemuin kalian kalau sudah waktunya."Nuraini tersenyum dan mencium pipi Panamera dengan sayang. Nur memerhatikan wajah Panamera yang

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 53 Welcome Twins

    Dengan langkah lelah, Agustus tidak berhenti mencari keberadaan sang istri. Dia juga sudah menyebar beberapa foto Nuraini. Namun keberadaan Nur benar-benar seperti ditelan bumi. Agustus tertunduk lesu di peron stasiun. Selama dua minggu di Jakarta tidak membuahkan hasil. Laki-laki itu memutuskan kembali ke Ponorogo. Kini Agus tidak punya semangat hidup. Dia juga tidak bersedia dicalonkan menjadi kepala desa kembali.Bahkan, Agus lebih banyak menghabiskan waktu di toko. Terkadang dia juga tidak pulang dan memilih tidur di toko. Pulang ke rumah hanya akan membuat hatinya semakin diliputi rasa bersalah. Melihat barang-barang milik Nur, hati laki-laki itu kembali tercabik-cabik sakit.Agustus mengusap kedua matanya yang basah. Teringat dosa-dosanya di masa lalu. Dosa-dosa yang pada akhirnya mendzolimi wanita sebaik Nuraini.Sudah tiga bulan, Agus menekuni ilmu agama di pondok pesantren. Dia hanya pulang ke rumah seminggu sekali. Jika pulang, Agus memilih tidur di rumah Nenek Kanti. Di si

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status