TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#7
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#8POV Author.Jantung Tari berpacu dengan cepat, ia perlahan melangkah mundur dengan pelan agar aksinya tak diketahui oleh Morgan. Meskipun sebenarnya Morgan sudah tau dengan keberadaan Tari yang sedang mengintip dari celah pintu.Sampai di dalam kamar nafas Tari ngos-ngosan, ia dengan panik mencari ponsel ingin membuat laporan pada ibunya. Setelah menemukan ponsel, ia langsung menekan nomor ibunya."Sisa pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini, silahkan lakukan pengisian ulang.""Arrghhh! Kenapa gak ada pulsa, sih," rutuk Tari.Lalu ia berpindah pada aplikasi hijaunya, ingin menelpon ibunya lewat aplikasi itu. Namun sayang, jaringan internetnya tidak tersambung. Sepertinya WiFi pada ponsel Tari telah di putus. Beberapa kali ia memasukkan kembali kata sandi WiFi di rumahnya, tetap saja tidak bisa."Loh, ini kenapa lagi? Kenapa gak ada jaringan internet. Paswordnya juga salah," ucap Tari bingung."Apa ini kerjaan Morgan? Hah! Sia-lan." T
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#9POV Morgan."Mbak silahkan masuk." Aku mengajak mbak Nani untuk masuk ke dalam, tanpa menghiraukan Tari yang mematung di tengah daun pintu.Tari masih diam, mungkinkah dia kaget melihat mbak Nani tiba-tiba datang. Aku juga tidak tahu, tapi ekspresinya seperti orang sedang kesal."Mbak bisa tidur di kamar tamu," ucapku sembari mengeluarkan anak kunci dan membuka satu kamar ruang tamu bekas Nasya dan mertua."Loh-loh, kenapa mbak Nani harus tidur di ruang tamu, sementara aku di kamar pembantu. Ini tidak adil, mas." Kedua tinju Tari terkepal, wajahnya masam dan garang."Tidak adil? Oh ... Rupanya kamu tau juga tentang keadilan? Lalu, di mana keadilanmu saat ibuku sendirian di rumah ini dan menderita gara-gara kamu dan keluargamu. Sementara kalian malah enak-enakan liburan dan bisa-bisanya aploud Vidio story makan mewah tanpa memikirkan ibuku di rumah. Di mana letak keadilannya? Sementara begini saja kamu sudah merasa tidak adil." Morgan menerangkan kemba
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#10POV author."Mbak, Hari ini keputusan mutasi kerjaku akan diumumkan, aku akan berangkat ke kantor pagi ini, aku berharap semoga permohonanku untuk pindah ke kantor pusat bisa dikabulkan," ucap Morgan sembari membenarkan dasinya. "Aku titip ibu, ya.""Oke, aman. Mbak doain semoga semuanya lancar," sahut Nani sembari mengacungkan dua jempolnya.Morgan berangkat, ia mengeluarkan mobil dari garasi yang sudah lama tak ia naiki. Mobil pertama ia beli dari hasil jerih payahnya sendiri.Kemudian Morgan berhenti sebentar di depan pagar, ia memanggil scurity yang berjaga di rumahnya."Pak, jika mertua dan adik ipar saya datang kemari, usir saja. Kalau sampai bapak biarkan mereka masuk, maka bapak akan saya pecat, mengerti!" Titah Morgan penuh penegasan."Baik, tuan. Saya mengerti." Setelah itu Morgan kembali menginjak pedal rem dan melajukan mobilnya.__________________________"Kue Tar-Tar, bikinin aku teh, dong!" teriak Nani.Tari yang sedang membersihkan W
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#11"Aduh, kenapa perutku tiba-tiba mules," keluh Bu Darmi."Ibu kenapa?" tanya Nasya dan Reihan saat melihat wajah ibunya mendadak masam dan mengerucut."I-bu, sakit perut mau buang air," ucap Bu Darmi lalu bangkit, berjalan sambil mengapit selangkangannya dan kedua tangannya memegangi pan-tat.Pruuut!Pruuut!Ia hampir saja tidak tahan lagi, sedikit ia berusaha melajukan langkah meskipun sulit. Ia dengan tergesa menuju toilet agar bisa menuntaskan hajatnya membuang air besar.Karena terburu-buru ia tidak melihat bahwa di lantai ada sikat WC yang tergolek sembarangan, saking inginnya buang air Bu Darmi sampai-sampai menginjak sikat WC dan ia terpleset hingga terdengar bunyi.Bruuuk!Pruuut!Bu Darmi jatuh dan tak sengaja ia buang air besar di celana, Nasya dan Reihan yang mendengar suara gubrakan pun berlarian menuju ke daun pintu toilet."Ibu, ibu gak papa?" tanya Nasya."Aduh! Sakiiiit!" Bu Darmi meringis, pinggangnya serasa ingin putus. Sementara cel
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#12POV author. Tari takut memakan sup buatannya sendiri, tangannya gemetaran saat hendak memakan masakan yang ia suguhkan untuk mertuanya. Pun saat Tari ingin memakannya Bu Darmi langsung menyenggol mangkuk sup itu hingga tumpah dan berserakkan."Aduh, maaf! Ibu gak sengaja," ucap Bu Darmi pura-pura."Yah, tumpah deh. A-aku akan buatkan sup baru untuk ibu," ucap Tari terbata."Tidak perlu! Untuk apalagi ibu kamu kesini?" tanya Morgan menyelidik."Morgan, jangan bicara seperti itu pada mertuamu," sergah Bu Halimah."Hormati beliau," sambungnya."Ibu tidak perlu memberi pembelaan pada mereka, orang seperti mereka memang pantas di depak dari hadapan kita," tukas Morgan."Morgan, ibu tidak pernah mengajari kamu untuk berbuat kasar seperti ini," pungkas Bu Halimah."Ibu memang tidak pernah mengajari Morgan untuk berbuat seperti ini, tapi merekalah yang sudah memberi contoh bagaimana Morgan harus berperilaku kepada mereka," sahut Morgan dengan lantang."Jadi
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#13POV Tari[Gak ada? Adikmu harus bayar uang ujian kelulusan hari ini juga. Ibu gak mau tau, pokoknya uangnya harus ada!] tekan Ibu lewat pesan.Kubalas pesan ibu namun gagal terkirim, pulsa hp sudah habis tak bersisa. Sementara ibu terus memaksa ingin dikirimi uang, bagaimana bisa? Jangankan buat bayar ujian terakhir Reihan, untuk kebutuhanku saja kurang."Mungkinkah uang bulananku di tilep oleh mbak Nani?" Aku segera bangkit dan beranjak, aku harus protes pada Mbak Nani.Kulihat dia sedang bersantai sembari membaca majalah, pasti uang bulananku dia yang ambil sehingga hanya bersisa seperti ini. Dasar orang kampung, licik, manipulatif."Mbak!" Aku menggebrak meja, melempar amplop putih itu ke hadapannya."Berapa banyak uangku yang kamu tilep?" tanyaku tanpa basa-basi."Kamu ini kenapa, sih, gak sopan banget. Uang apa? Aku udah kasih semuanya kok, ke kamu," sahutnya."Semuanya? Gak mungkin, pasti kamu sudah mengkorupsi uang bulananku. Kamu sengaja kan,
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#14Hanya cuplikanPOV author."Loh, kenapa jadi begini? Seharusnya kamu tahan aku dong, mas. Kenapa kamu malah setuju aku pergi dari sini?" tanya Tari, matanya mulai memanas."Kamu yang ingin pergi masa harus kutahan, kalau kamu berontak dan tetap kekeh ingin pergi apa aku harus memohon-mohon padamu agar kamu tidak pergi, maaf! Aku bukan pengemis yang harus memohon belas kasihan dari orang," sahut Morgan, Tari menggelengkan kepalanya."Ya, tapi gak gini juga, mas. Gak ada sedikitpun niat dari kamu buat pertahanin aku, gitu?" tanya Tari."Aku gak ingin mendrama, memangnya kamu pikir hidup ini adalah sebuah sinetron? Kalau kamu ingin keluar dari rumah ini, silahkan! Untuk apa aku mempersulit," jawab Morgan."Udah! Kalau mau berkemas biar kubantu," timpal Nani memperkeruh keadaan."Diam kamu, Mbak! Semua ini karena kamu, kalau gak gara-gara kamu keadaannya gak mungkin seperti ini." Tangis Tari tumpah saat itu juga."Jangan berakting deh, gak akan mempan ka
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#15POV Morgan.Bagaimana mungkin Tari bisa hamil sementara kami saja tidak ada berhubungan, sepulang dari negara tetangga kami tidak pernah tidur satu kamar. Sementara aku sudah tiga bulan di negara tetangga dan pulang ke Indonesia sudah hampir satu Bulan.Aku menarik senyum sembari memegangi kepala, suara Tari dari seberang telepon berhasil kurekam. Semisalnya pun, kami melakukan hubungan suami istri, ia tidak hamil dua bulan melainkan menginjak satu bulan. Pernyataannya jelas-jelas adalah sebuah kebohongan dan aku akan pura-pura mempercayainya.Mungkin dia pikir akan semudah itu membo-dohiku, sebagai orang yang waras dan sudah menjelajah ke berbagai pelosok, kota, hingga negara tentu logika harus aku utamakan. Jika sesuatu hal tidak masuk dalam logika maka patut dipertanyakan, dengan siapa dia hamil?"Kamu kenapa Morgan? Kok, senyum-senyum sendiri?" tanya mbak Nani saat melihat aku tersenyum karena memikirkan omongan Tari yang tidak masuk akal menurut