Share

Menjelang Tamat III

***

Biru menuntun bahu Hafsah dan membawanya lebih dekat pada gundukan tanah yang masih basah.

"Hapus air matamu jika tidak ingin Bunda sedih di dalam sana, Haf."

Wajah Biru menegang, namun ketika Hafsah menggamit jemarinya, CEO muda itu perlahan menghela napas panjang.

"Dia Mas Azka, Mas," ucap Hafsah memperkenalkan. Biru hanya mengangguk seraya tersenyum, kemudian kembali menuntun Hafsah mendekati makam yang baru saja memiliki penghuni itu.

Para pelayat beberapa di antaranya memilih pulang setelah jenazah Ranti dikebumikan, namun beberapa yang lain masih berada di sana, sedikit banyak membantu merapikan makam yang baru saja ditabur bunga beraroma wangi.

"Aku pamit ya, Haf. Semoga Bunda khusnul khatimah."

"Aamiin, terima kasih banyak, Mas," sahut Azka.

Azka mengangguk ragu, kemudian berkata, "Mari, Mas!"

Biru tidak menjawab namun kepalanya mengangguk di depan Azka.

"Semoga semua amal ibadah Bunda diterima Allah," ucap Hafsah nyaris tidak bersuara. "Doakan yang baik-baik untuk a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status