Share

6

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-16 14:19:43

6 - Menerima?

Faiz menatap kesal ke arah istrinya, wanita itu baru saja pulang pukul sembilan malam. 

Ia membawa barang belanjaan lalu menaruh di meja, duduk dan melihat - lihat mengabaikan suaminya sedari tadi menatapnya tajam.

"Sekar, kamu dengerin aku gak sih!" bentak Faiz meraih lengan Sekar agar wanita itu balas menatapnya.

"Dengerin kok, Mas," sahut Sekar malas, lalu berusaha melepaskan cekalan suaminya.

"Masssss, lepasin. Aku mau lihat - lihat belanjaaan aku," pinta Sekar membuat Faiz semakin marah.

"Memang pentingan mana, aku atau belanjaan kamu!" hardik Faiz melepaskan cekalannya dengan kasar membuat Sekar mengaduh sakit.

"Sakit, Mas." Sekar mengelus pergelangan tangannya.

"Aku atau belanjaan!" geram Faiz menatap kesal ke arah istrinya.

"Mas lah, tapi aku beresin belanjaan dulu ya," ujar Sekar lalu meraih belanjaannya, Faiz langsung berlalu meninggalkan istrinya yang sibuk dengan barang - barangnya.

"Sama aja kamu lebih milih belanjaan!" geram Faiz membuka pintu kamar lalu membantingnya, membuat Sekar menoleh karena terkejut. 

Sekar hanya menghela napas melihat tingkah suaminya, ia tak memikirkan apapun selain bersenang - senang. Melupakan Faiz di rumah, menunggunya pulang entah apa yang dipikirkan wanita ini. 

"Marah - marah mulu," gerutu Sekar mengumpulkan belanjaannya lalu membawanya ke kamar dan ditaruh ke meja rias miliknya.

Faiz tidak menatap istrinya, yang tengah sibuk membereskan barang - barang ke dalam lemari. Fokus mengetik di keybroand miliknya, mengerjakan beberapa berkas yang tertunda. 

Suara pintu terbuka membuat Faiz menoleh, ia menatap istrinya yang masuk ke kamar mandi. Dia menghela napas kasar, sungguh sangat marah sekali lekas bangkit lalu ikut ke dalam kamar mandi. 

"Mas, ngapain masuk!" pekik Sekar menatap ke arah suaminya yang telah mengunci pintu.

"Menghukummu!" geram Faiz lalu memeluk dan mencumbu leher jenjang sang istri, sudah tidak memakai pakaian.

Sehabis mengambil hak sebagai suami, Faiz langsung mandi dan keluar kamar mandi meninggalkan istrinya yang berendam.

***

Arum tengah menelepon sahabatnya, berbincang keinginannya melamar Amira keponakan Sarah.

"Gimana Sarah?" tanya Arum penasaran akan jawaban sahabatnya.

"Boleh. Faiz juga anak baik, pasti bisa berbuat adil," sahutnya membuat Arum tersenyum.

"Tapiiiii, apa Amira mau menjadi yang kedua," ucapnya lagi, menyebabkan Arum terdiam.

"Coba kamu bicarakan dengan ponakanmu, aku sangat berharap dia mau menjadi menantuku," seru Arum lirih, dibalas anggukan oleh Sarah walau tidak terlihat olehnya.

"Iya, aku akan coba bicarakan padanya. Ya sudah aku tutup dulu," sahut Sarah.

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam." Arum langsung menaruh ponsel ke dalam saku, lalu melihat ke mejikom yang ternyata lupa ia colokan.

"Ya ampunnn, kenapa aku bisa lupa." Arum menepuk keningnya, lalu langsung mencolokan kabet itu.

***

Langit sudah gelap, Sarah tengah berperang di dapur memasak makanan. Tak lama terdengar suara bel, membuat dia lekas mematikan kompor karena sudah matang dan melangkah ke pintu utama untuk membukanya. Ia menatap Amira yang baru saja pulang bekerja, ia mengajak keponakannya masuk ke ruang tamu lalu mendudukan di sofa.

"Ada apa, Tante?" tanya Amira bingung menatapnya.

"Tante, mau bicara sesuatu denganmu." Sarah langsung duduk disamping Amira.

"Mau bicara apa? sepertinya serius," balas Amira lalu membalas tatapan Sarah.

"Kamu belum memiliki kekasih 'kan?" tanya Sarah membuat Amira sedikit terkejut.

"Kenapa Tante, menanyakan itu?" tanya Amira bingung, dia bukannya menjawab malah bertanya.

"Kamu malah nanya, bukannya jawab pertanyaan Tante," seru Sarah membuat Amira menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Gak punya Tan, akukan fokus kerja gak mikirin pacaran," balas Amira membuat Sarah tersenyum bahagia.

"Eummmm, gini. Kamu mau gak nikah sama anaknya sahabat Tante, kamu jadi istri kedua," ujar Sarah membuat Amira membulatkan matanya.

"Kalau menurut Tante, dia baik dan pantas untuk Amira, Amira menerimanya." balas Amira dengan suara pelan.

"Serius, Kamu menerimanya?" tanya Sarah sekali lagi.

"Iya Tan, tapiiii, kenapa sahabat Tante mencari istri kedua untuk anaknya?" tanya Amira penasaran.

Sarah menghela napas pelan, lalu menatap keponakannya lagi. "Istri pertama anaknya, tidak mau hamil. Padahal umur pernikahan mereka sudah lima tahun," balasnya membuat Amira mengeryit bingung.

"Kenapa tidak mau hamil? bukankan semua wanita ingin hamil?" tanya Amira bingung.

"Entahlah, berarti serius kamu mau?" tanya Sarah sekali lagi, dibalas anggukan oleh Amira.

"Ya sudah, Tante bilang dulu ke Arum, jika kamu menerimannya," ucap Sarah bahagia, lalu meraih ponselnya.

"Tante Arum, yang pernah ke sini itu?" tanya Amira membuat Sarah menoleh lalu mengangguk.

"Amira, pamit ke kamar dulu ya. Mau mandi," ucap Amira dibalas anggukan oleh Sarah karena dia tengah berbincang dengan Arum lewat telepon.

"Arum, Amira menerimanya jadi istri kedua," Seru Sarah dengan terburu - buru.

"Serius? Allhamdulillah." Arum sampai bersujud syukur.

"Nanti besok aku menjemputnya, lusanya dia akan bertemu dengan Faiz anakku," ujar Arum.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   51

    51 - Waktu yang ditungguEmpat puluh hari berlalu, masa nipas Amira berakhir. Senyuman keduanya mengembang saat aqiqah anak-anaknya telah berlangsung. Acara yang dilaksanakan di rumah baru mereka, kediaman yang dulu dijual oleh Faiz. Amira resmi jadi istri satu-satunya karena Faiz dan Sekar telah bercerai.Rangga dan Alina menimang saling satu anak Faiz, mereka akan menikah beberapa hari lagi. Lelaki tersebut setelah berbicara pada Ibunya dan hari esok langsung melamar kekasih hati. "Masss, allhamdulillah semuanya berjalan lancar," ucap Amira memandang suaminya."Iya, sayang. Allhamdulillah, semoga keluarga kita menjadi sakinah mawadah warohmah ya," balas Faiz menggenggam tangan Amira."Aminnn." Setelah mengucapkan itu, mereka langsung menoleh karena mendengar deheman seseorang."Kayanya lagi ada yang kangen nih, sabar-sabar, bentar lagi malam kok," goda Rangga mendapatkan cubitan dari Alina disampingnya."Aduhhh, apaan sih, sayang." Rangga mengaduh lalu memandang kekasihnya dengan

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   50

    50 - Sahabat selalu adaFaiz memandang rumah Ibunya setelah sampai, lalu menarik napas dan membuang perlahan. Baru saja hendak mengetuk pintu, benda itu telah terbuka. Arum yang membuka langsung mengajak anaknya masuk saat mengetahui Faiz di depan."Mira, Faiz sudah datang," ucap Arum saat sampai ruang tengah, terlihat Amira tengah berbincang dengan kekasih Rangga."Mira, ayo kita pulang," ajak Faiz saat melihat istrinya tengah memberi asi kepada kedua anaknya."Pulang, pulangggg. Menginaplah disini dulu, kasian Mira dia butuh istrirahat," seloroh Arum memandang anaknya tajam."Tapi Bu, nanti rumah kosong dong," seru Faiz mendapatkan decakan kesal Arum."Emang kenapa, udah kamu kunci'kan. Rumahmu gak bakal ngilang ini, kalau ditinggal cuma sehari, gak punya kaki'kan dia," sinis Arum membuat Rangga tertawa."Masss, mau minum?" tawar Amira memberikan anaknya pada Rangga dan kekasih adik iparnya."Aku buat sendiri aja, kamu istirahat," seru Faiz lalu melangkah menuju dapur."Ibu mau buat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   49

    49 - Amarah FaizFaiz langsung membuka laptop dan menuruti perkataan Amira. Matanya membulat dan tangan mengepal saat melihat adegan di layar, ia sangat tak percaya tapi di hadapannya adalah bukti. Dia terus melihat semua rekaman CCTV setiap harinya dan jam yang sama, dadanya bergemuruh karena marah dengan cepat meraih handphone untuk menelepon istri pertamanya."Ada apa, Mas?" tanya Sekar dengan suara manja."Di mana kamu!" bentak Faiz membuat yang ditelepon terkejut."Lagi arisan sama teman, Mas. Akukan sudah bilang padamu," balas Sekar dengan suara gemetar."Pulang!" hardik Faiz lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban istrinya.Faiz memasukan ponsel ke saku lalu melangkah keluar menemui Amira yang ternyata tengah menyusui anak-anaknya. Dengan langkah pelan ia mendekat dan memandang Amira sayu. Ia berjongkok di hadapan Amira nan tengah duduk. "Maafkan aku, maukan kamu bersamaku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu dari awal?" tanya Faiz dengan suara terisak.Amira me

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   48

    48 - Bertemu wanita yang di talak FaizMereka telah sampai di rumah Arum, Rangga membukakan pintu saat bel berbunyi. Pria tersebut ngeryitkan alis saat melihat kakaknya dan dua bayi kembar. Matanya membesar saat melihat duo twin yang menggemaskan."Kakak, pinjem bentar. Mau foto bareng," pinta Rangga dengan hati-hati mengambil bayi dalam gendongan Kakaknya."Hati-hati, Ngga," kata Faiz saat anaknya telah pindah ke tangan Rangga."Ini ponakanku, Kak?" tanya Rangga sambil mencolek hidung keponakannya."Iya, Ngga. Yang dipegang Ibu juga keponakanmu," sahut Faiz lalu melirik sekitar."Wahhh, Mbak Amira melahirkan anak kembar. Semoga saat aku menikah dengan kekasihku, aku diberi anak kembar juga," tutur Rangga hanya dibalas senyuman tipis oleh Faiz."Kamu mencari Amira?" tanya Arum sinis saat melihat anaknya melirik sekitar."Mbak Amira lagi istirahat, dia belum keluar sedari tadi semenjak Ibu pergi," seru Rangga dibalas anggukan Faiz."Mira di kamar bekasmu, Iz," seloroh Arum, Faiz langsu

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   47

    47 - Amira mulai beraksiSetelah kepergian kedua manusia itu, Amira menutup wajah karena netra sudah banjir air mata. Walau berusaha tegar tapi tetap ia hanya seorang wanita, hatinya sangat rapuh dan hancur saat sang suami tak percaya padanya. Sehabis letih menangis Amira jatuh tertidur.Malam tiba Arum masuk ke bilik Amira untuk melihat menantu kesayangan. Ia melihat mata bengkak wanita itu lalu bergegas mendekat dan memegang pipi Amira. Perempuan paruh baya tersebut duduk di kursi dan memandang paras sendu Amira."Kamu kenapa, sayang?" tanya Arum lembut.Amira menggeleng lemah, tanpa sadar air mata berjatuhan lagi."Kenapa kamu menangis, sayang. Cerita dong sama Ibu," pekik Arum bangkit lagi untuk mengusap air mata Amira yang berjatuhan."Anakku mana, Bu?" tanya Amira dengan suara serak dan lemah."Baby twin dibawa oleh Faiz ke rumah, memang dia tak bilang padamu?" balas Arum dengan wajah bingung memandang menantunya."Aku ditalak, Mas Faiz," lirih Amira membuat Arum membulatkan mat

  • TERPAKSA MENDUA: Memilih dimadu dari pada hamil   46

    46 - PertengkaranFaiz menemani istrinya saat menjalani operasi, sedangkan Arum menunggu di luar. Setelah mendengar suara tangisan bayi, Faiz terus mengucapkan terimakasih dan mengecup kening Amira. Wanita itu hanya bisa mengeluarkan air mata karena terharu, dirinya bisa memiliki dua bayi sekaligus."Terimakasih, sayang." Faiz terus mengucapkan kalimat itu."Kamu wanita terhebat kedua untukku," seru Faiz lagi."Mass, pergilah jika ingin melihat anak kita," ucap Amira dibalas anggukan Faiz."Terimakasih pengertiannya," kata Faiz sekali lagi lalu mengucap kening Amira dan pergi melihat anak-anaknya."Dokkkk, dingin," adu Amira mengigit bibir bawahnya."Sabar ya, sebentar lagi," sahut Dokter."Ingin kamu jangan batuk," peringatan Dokter lagi."Iya Dok." Amira mengangguk.Setelah selesai operasi, Amira langsung dipindahkan. Pintu ruangan di mana Amira berada terbuka, terlihat Sekar menatapnya tajam. Wanita tersebut mendekat dan berhenti tepat di samping brankar."Ini chek, seratus juta un

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status