Share

29. Sidak Dadakan

Arkasa membuka matanya perlahan,  hal pertama yang menyapanya adalah rasa pegal berkat kepala Alana yang menimpa tangannya. Sebenarnya itu salahnya sendiri,  guna mencegah Alana keluar dari kamarnya,  Arkasa menggenggam kuat tangan Alana hingga gadis itu pasrah dan tetap duduk menemaninya. 

Menengok jam di nakas,  memicing untuk memastikan benar angka yang ditunjuk disana pukul 7. Kembali ia tolehkan pandangannya pada Alana yang masih bernafas teratur,  pasti lehernya akan sakit akibat tertidur dengan posisi demikian.

Putra sulung Pradipta itu berusaha menegakkan tubuhnya dengan perlahan,  bukan karena pusing, tapi karena tak ingin membangunkan Alana yang terlelap.  Omong-omong soal pusing,  sekarang ini dia sudah merasa lebih segar,  tak ada pening dan suhu tubuhnya tak begitu panas lagi. 

Senyuman kecil terbit di bibir tebalnya,  perlahan tangan satunya mengelus lembut puncak kepala dan rambut gadis y

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status